hormon  ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan resiko tersendiri bagi
ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan Sidi, et al. 2004. Hal 9.
3. Aspek Psikologis
Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia Sidi, et al. 2004. Hal 9.
C.  Manfaat ASI bagi Keluarga
1. Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keprluan lain dan penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat Sidi, et al. 2004. Hal 9.
2. Aspek Psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana hati ibu lebih baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga
Sidi, et al. 2004. Hal 10. 3.
Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis sehingga bisa diberikan di  mana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyediakan air masak, botol, dan dot yang harus selalu dibersihkan dan tidak perlu  meminta pertolongan orang lain  Sidi, et al. 2004. Hal
10.
Universitas Sumatera Utara
D.  Manfaat ASI bagi Negara
1. Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Anak
Adapun faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, serta kesakitan dan kematian anak menurun.  Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,  misalnya  diare  dan infeksi pernapasan akut bagian bawah  Sidi, et al.
2004. Hal 10. 2.
Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek
lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan nosokomial  serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.  Anak yang
mendapatkan ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula Sidi, et al. 2004. Hal 10.
3. Mengurangi Devisa untuk Membeli Susu Formula
ASI  dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya
dipakai untuk mensubsidi susu formula Sidi, et al. 2004. Hal 10. 4.
Meningkatkan Kualitas Generasi Penerus Bangsa Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin Sidi, et al. 2004. Hal 10.
Universitas Sumatera Utara
B. Faktor - faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Menyusui 1. Memberikan Informasi yang Benar tentang ASI
Informasi  tentang ASI perlu diberikan kepada siapa saja dan sedini mungkin agar terjadi lingkungan yang mendukung pemberian ASI.  Pemberian informasi untuk usia
kanak-kanak.  Anak sekolah Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar diperkenalkan tentang pemberian ASI dengan cara memperlihatkan dan menjelaskan bahwa  semua
makhluk yang melahirkan akan  menyusui bayinya sendiri. Dengan demikian mereka akan tahu bahwa bayi manusia sewajarnya juga mendapat ASI ibunya sebagaimana sapi
menyusui anak sapi Sidi, et al. 2004. Hal 2. Pemberian informasi untuk usia remaja. Pada usia ini para remaja melalui pelajaran
anatomi dan biologi yang diajarkan di SMP dan SMA diperkenalkan dengan anatomi dan fungsi payudara. Dijelaskan pada para remaja bahwa fungsi utama payudara adalah
sebagai kelenjar endokrin  yang akan menghasilkan ASI untuk bayi yang dilahirkan Sidi, et al. 2004. Hal 2.
Pemberian informasi untuk petugas kesehatan.  Di dalam kurikulum untuk petugas kesehatan selain anatomi payudara dan fisiologi laktasi, perlu dimasukkan materi
mengenai manajemen laktasi dan teknik konseling untuk dapat membantu ibu yang bermasalah dalam menyusui, ibu hamil dan ibu menyusui Sidi, et al. 2004. Hal 2.
Untuk ibu dan calon ibu perlu diinformasikan mengenai keunggulan ASI sebagai makanan untuk bayi, kerugian memberikan susu formula, manfaat ASI untuk bayi, ibu
dan keluarga. Juga cara menyusui yang baik dan benar dengan posisi yang benar dan kapan waktunya memberikan makanan pendamping ASI. Hal ini dapat diberikan berupa
Universitas Sumatera Utara
seminar atau kursus ibu atau pada pelayanan  di fasilitas tempat bersalin  Sidi, et al. 2004. Hal 2.
Keluarga suami, nenek, bibi,  dan sebagaimananya perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui, misalnya
dengan menggantikan untuk sementara tugas rumah tangga  ibu seperti memasak, mencuci, dan  membersihkan rumah. Ibu dan bayi memerlukan waktu untuk berkenalan
baby-moon Sidi, et al. 2004. Hal 2. Majikan yang mengetahui tentang pentingnya ASI akan memberikan kesempatan
dan fasilitas untuk para pekerja wanitanya  yang masih menyusui untuk memerah dan menyimpan ASInya pada waktu bekerja Sidi, et al. 2004. Hal 2.
2.    Tatalaksana di Tempat Bersalin yang Mendukung ASI Rumah Sakit Sayang Bayi
Setiap tenaga kesehatan yang  memberikan pelayanan kesehatan ibu dan perawatan bayi baru lahir seharusnya mempunyai pedoman tertulis tentang
menyusui, yang mencakup perawatan calon ibu, ibu yang baru melahirkan serta ibu yang menyusui. Pedoman ini hendaknya memperhatikan dan memasyarakatkan
peraturanperundangan yang mendukung program peningkatan penggunaan ASI. Para petugas perlu menyadari sepenuhnya pentingnya menyusui dan untuk ini harus
dibekali pengetahuan tentang manfaat menyusui serta keterampilan penatalaksanaan laktasi agar dapat melaksanakan tugas penyuluhan dan tata laksana laktasi yang baik
dan benar Sidi, et al. 2004. Hal 3. Peranan tatalaksana di tempat bersalin sangat penting. Tatalaksana yang
menunjang keberhasilan menyusui harus dilaksanakan, seperti:
a.  Bayi segera diberikan kepada ibu
Universitas Sumatera Utara
Reflex hisap yang paling kuat adalah pada jam-jam pertama setelah lahir. Setelah itu bayi mengantuk. Bila bayi lahir tidak bermasalah maka sesegera
mungkin dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir diberikan kepada ibunya untuk merangsang payudara. Rangsangan payudara ini akan mempercepat
timbulnya  refleks prolaktin  dan mempercepat produksi ASI  Sidi, et al. 2004. Hal 3.
b.  Merawat bayi bersama ibunya ada fasilitas rawat gabung
Kontak dini antara ibu dan bayi yang telah dibina dari kamar bersalin harus tetap dipertahankan dengan meletakkan bayi di  samping ibunya, apakah satu
tempat tidur atau di boks di samping tempat tidur ibunya sehingga mudah diraih ibu Sidi, et al. 2004. Hal 3.
Keuntungannya adalah:  mempererat hubungan ibu dan bayi;  memberi kesempatan bayi menyusu sesering mungkin; mempercepat keluarnya ASI;
mengurangi infeksi uterus; mengurangi infeksi nosokomial; memberi kesempatan ibu belajar merawat bayi sendiri; memberi kesempatan petugas melakukan tugas
penyuluhan Sidi, et al. 2004. Hal 3.
c.  Mengajarkan teknik menyusui yang benar
Teknik menyusui yang salah dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, malah bisa terjadi penyumbatan saluran dan radang payudara. Untuk mengetahui
apakah bayi telah menyusu dengan teknik yang benar dapat dilihat: bayi tampak tenang; perut dan badan bayi menempel pada perut ibu; mulut bayi terbuka lebar;
dagu bayi menempel pada payudara ibu; sebagian besar areola  terutama yang bagian bawah  masuk kedalam mulut bayi;  bayi tampak menghisap kuat dengan
irama perlahan tanpa mengeluarkan bunyi selain bunyi menelan; puting susu ibu
Universitas Sumatera Utara
tidak terasa nyeri; telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus; kepala tidak menengadah Sidi, et al. 2004. Hal 3.
d.  Mengajarkan mengeluarkan ASI secara manual
Bila bayi harus dirawat terpisah dari ibunya karena memerlukan perawatan khusus atau ibunya harus sudah mulai bekerja maka tidak adanya hisapan bayi
yang merangsang puting  akan  menurunkan produksi ASI. Untuk itu ibu perlu diajarkan  untuk memerah ASI setiap  3 jam. Pengosongan  payudara akan
merangsang pembentukan ASI. ASI yang dikeluarkan dengan cara demikian dapat disimpan dalam suhu ruangan antara 6-8jam dalam lemari pendingin
selama 24-48 jam Sidi, et al. 2004. Hal 4.
e.  Jangan memberikan makanan prelakteal
Sering kali bila ASI belum keluar, bayi diberikan makanan prelakteal berupa air gula atau susu formula. Hal ini sangat merugikan karena akan menghilangkan
rasa haus bayi sehingga bayi malas menyusu. Selain itu susu formula berasal dari susu sapi yang berupa protein asing  yang dapat merangsang reaksi alergi bayi.
Dalam keadaan normal, cadangan tenaga dan air dalam tubuh bayi baru lahir cukup untuk pertahanan bayi pada hari-hari pertama sebelum proses menyusui
menjadi mantap Sidi, et al. 2004. Hal 4.
f.  Jangan menjadwalkan pemberian ASI
Biarkan bayi menyusui setiap dia ingin menyusu. Penjadwalan ketat akan membuat bayi frustasi. Perlu diberitahu kepada ibu bahwa keinginan bayi sering
menyusu bukan karena ASI kurang, tetapi memang karena ASI cepat dicerna sehingga pengosongan lambung bayi setelah minum ASI terjadi dalam waktu 1-2
jam Sidi, et al. 2004. Hal 4.
Universitas Sumatera Utara
g.  Jangan memberikan kempengdot pada bayi
Cara menghisap dari puting sangat berbeda dengan menghisap dari dot. Bila bayi telah diberi  minum dari dot, maka dia tidak akan pandai menyusu dari ibu
bingung putting. Bila bayi tidak dapat menyusu pada ibu oleh karena suatu hal maka pemberian ASI atau minuman lain diberikan dengan sendok, pipet,  atau
cangkir kecil Sidi, et al. 2004. Hal 4.
h.  Mempunyai fasilitas klinik laktasi
Klinik ini mengatasi semua masalah yang berhubungan dengan laktasi, dengan begitu sasarannya adalah ibu hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan,
pelayanan medis terutama adalah bimbingan persiapan menyusui yang pada prinsipnya mempersiapkan psikis dan fisik ibu.  Persiapan psikis meliputi
informasi manfaat ASI serta kerugian penggunaan susu formula, manfaat rawat gabung, menghilangkan mitos yang salah agar ibu termotivasi untuk menyusui.
Persiapan fisik meliputi pengawasan  kehamilan, pemeriksaan putting susu, dan penyuluhan gizi. Pada masa menyusui diberikan pengawasan pemberian ASI,
pertumbuhan bayi dan konseling bila ada masalah Sidi, et al. 2004. Hal 4.
i.  Membina kelompok pendukung ASI
Kelompok ini terdiri dari ibu-ibu  yang telah berpengalaman dan berhasil menyusui bayinya sendiri dan secara sukarela ingin membantu ibu-ibu lain agar
dapat berhasil menyusui juga Sidi, et al. 2004. Hal 5.
3.  Mengusahakan Keberhasilan Menyusui bagi Ibu yang Bekerja
Salah satu kendala mensukseskan program ASI eksklusif adalah meningkatnya tenaga kerja wanita, sedangkan cuti melahirkan hanya 12 minggu, itupun 4 minggu
harus diambil sebelum melahirkan. Untuk menanggulangi ini perlu disiapkan hal-hal
Universitas Sumatera Utara
berikut;  cuti melahirkan diperpanjang menjadi paling kurang 4 bulan untuk ibu  yang menyusui, dengan jaminan gaji penuh selama cuti dan pekerjaan masih tetap terbuka bila
cuti selesai; selama cuti ibu hanya memberi ASI, jangan memperkenalkan susu formula dengan alasan agar terbiasa karena akan ditinggal kerja;  tempat bekerja disiapkan
menjadi  mother-friendly working place  di  mana terdapat fasilitas untuk memerah dan menyimpan ASI; Bila fasilitas mengizinkan disediakan tempat penitipan bayi Sidi, et al.
2004. Hal 5.
4.  Menyediakan Fasilitas Menyusui di Tempat Umum
Masyarakat kita masih sungkan untuk menyusui di  depan umum. Agar bayi tidak terganggu menyusu maka perlu disediakan fasilitas menyusui di tempat umum misalnya,
di stasiun kareta api, bandara, mal, dan sebagainya Sidi, et al. 2004. Hal 5.
C.
Teknik Menyusui Cara menghisap bayi pada payudara ketika menyusui berpengaruh terhadap
keberhasilan menyusui bayi, walaupun sudah dapat menghisap tetapi dapat mengakibatkan puting terasa nyeri. Selain itu mungkin masih ada masalah lain, terutama
pada minggu pertama setelah persalinan. Saat ini ibu secara emosional lebih pekasensitif Sidi, et al. 2004. Hal 6.
1. Langkah- langkah menyusui yang benar
a. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu Sidi, et al. 2004. Hal 7.
. b.  Bayi diletakkan menghadap perut ibu  payudara
Universitas Sumatera Utara
Ibu duduk dan berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak terganggu dan punggung ibu bersandar pada
sandaran; Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak
boleh tengadah dan bokong bayi ditahan dengan  telapak tangan ibu; satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu lagi didepan; perut
bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara tidak hanya membelokkan kepala bayi; telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus; ibu menatap bayi dengan kasih sayang Sidi, et al. 2004. Hal 8. c.  Payudara dipegang dengan ibu jari di  atas dan jari yang lain menopang di
bawah. Jangan menahan putting susu atau areolanya saja  Sidi, et al. 2004. Hal 8.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut rooting reflex dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi  Sidi, et al. 2004. Hal 8.
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu
berada di  bawah langit-langit  dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di  bawah areola. Setelah bayi mulai
menghisap,  payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi  Sidi, et al. 2004. Hal 9.
2. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Universitas Sumatera Utara
Menyusui dengan teknik yang tidak  benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan: bayi tampak tenang; badan  bayi menempel pada  perut
ibu; mulut bayi terbuka lebar; dagu bayi menempel pada payudara ibu; sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk; bayi
nampak menghisap kuat dengan irama perlahan; puting susu ibu tidak terasa nyeri; telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus; kepala agak menengadah; melepas
isapan bayi. Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan, jari kelingking ibu dimasukkan
kemulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan kebawah; menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan yang dihisap terakhir; setelah selesai
menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya, biarkan  kering dengan sendirinya; menyendawakan bayi yang bertujuan
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Caranya bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk
perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap di  pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan Sidi, et al. 2004. Hal 9.
3. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain kencing, kepanasankedinginan.  atau sekedar ingin didekap atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
Universitas Sumatera Utara
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua
payudara. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan Sidi, et al. 2004. Hal 10.
4. Kerugian air susu buatan
Air susu buatan  formula mempunyai beberapa kerugian yaitu a.
Pengenceran yang salah Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal, yaitu melarutkan susu formula
lebih encer dari seharusnya, atau lebih pekat dari seharusnya. Keduanya akan menimbulkan masalah pada bayi dan anak. Penyebabnya adalah aturan yang tertera pada
label kaleng susu formula tidak dapat dimengerti oleh ibu-ibu Sidi, et al. 2004. Hal 11. b.
Kontaminasi mikroorganisme Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari kontaminasi
mikroorganisme patogen. Penelitian  menunjukkan bahwa banyak susu formula terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen Sidi, et al. 2004. Hal 11.
c. Menyebabkan alergi
Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, tetapi tidak banyak petugas yang menyadarinya. Walaupun alergi susu sapi dapat menghilang secara spontan dalam
Universitas Sumatera Utara
waktu 1-2 tahun, tetapi gejalanya kadang-kadang berat bahkan dapat mengakibatkan rejatan, sehingga perlu mendapatkan perhatian Sidi, et al. 2004. Hal 11.
Gejalanya dapat berlangsung secara cepat yaitu terjadi  anafilaksis  atau eksaserbasi dari eksema atau uktikaria atau kombinasi dalam ketiganya terjadi dalam 45
menit pertama setelah minum sedikit susu sapi. Reaksi sedang berupa muntah, diare, atau keduanya yang terjadi dalam waktu beberapa jam setelah minum susu dalam jumlah
yang lebih banyak. Reaksi lambat berupa eksema, bronchitis atau diare atau kombinasi dari gejala ini terjadi dalam waktu 24-72 jam setelah minum susu dalam jumlah yang
wajar Sidi, et al. 2004. Hal 11. d.
Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis Diare akut dapat berlanjut menjadi kronis pada anak yang minum susu sapi
diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut menyebabkan terjadianya diare kronis melalui mekanisme peningkatan absorbs antigen melalui mukosa yang
rusak yang selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi dan terjadi retinopati yang akhirnya akan memperberat mukosa Sidi, et al. 2004. Hal 12.
e. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah
Banyak susu formula yang  beredar di pasaran. Ada diantaranya yang digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu. Sering terjadi kekeliruan penggunaan jenis
susu formula tertentu, karena ketidaktahuan penggunaannya Sidi, et al. 2004. Hal 12. f.
Tidak mempunyai manfaat seperti ASI Susu formula tidak mempunyai manfaat seperti halnya ASI. Jadi air susu buatan
formula: teksturnya tidak sesempurna ASI; Tidak mengandung zat protektif; Tidak menimbulkan alergi; Lebih mudah menimbulkan karies dentis; Lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan  maloklusi; Tidak menimbulkan efek psikologis yang menguntungkan; Tidak merangsang involusi  rahim, Tidak berefek menjarangkan kehamilan; Tidak
mengurangi insiden karsinoma mammae; tidak praktis; tidak ekonomis; bagi Negara menambahkan beban anggaran yang harus  dikeluarkan untuk membeli susu formula,
biaya perawatan ibu dan anak Sidi, et al. 2004. Hal 12.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A.  Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah hubungan antara variabel  yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan Notoadmodjo, 2003, hlm.69. Variabel
independen  dalam penelitian ini adalah faktor  yang mempengaruhi  keberhasilan  dan variabel  dependen  adalah pemberian ASI eksklusif.  Penelitian ini terdiri dari 1
kelompok yang diidentifikasi berdasarkan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Hasil yang diharapkan adalah keberhasilan dalam pemberian
ASI eksklusif.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 1. Skema Kerangka Konsep B.  Hipotesis
1. Ada pengaruh informasi yang benar tentang ASI dan pemberian ASI eksklusif
Faktor  yang berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui:
1. Mendapatkan informasi yang benar
tentang ASI 2.
Tata laksana di klinik yang mendukung ASI
3. Mengusahakan keberhasilan menyusui
bagi ibu yang bekerja 4.
Menyediakan fasilitas menyusui di tempat umum
Pemberian ASI eksklusif
Universitas Sumatera Utara
2. Ada pengaruh tatalaksana ditempat bersalin yang mendukung ASI dan
pemberian ASI eksklusif 3.
Ada pengaruh mengusahakan keberhasilan menyusui bagi ibu yang bekerja dan pemberian ASI eksklusif
4. Ada pengaruh menyediakan fasilitas menyusui ditempat umum dan pemberian
ASI eksklusif
C.  Definisi Operasional