tidak terasa nyeri; telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus; kepala tidak menengadah Sidi, et al. 2004. Hal 3.
d. Mengajarkan mengeluarkan ASI secara manual
Bila bayi harus dirawat terpisah dari ibunya karena memerlukan perawatan khusus atau ibunya harus sudah mulai bekerja maka tidak adanya hisapan bayi
yang merangsang puting akan menurunkan produksi ASI. Untuk itu ibu perlu diajarkan untuk memerah ASI setiap 3 jam. Pengosongan payudara akan
merangsang pembentukan ASI. ASI yang dikeluarkan dengan cara demikian dapat disimpan dalam suhu ruangan antara 6-8jam dalam lemari pendingin
selama 24-48 jam Sidi, et al. 2004. Hal 4.
e. Jangan memberikan makanan prelakteal
Sering kali bila ASI belum keluar, bayi diberikan makanan prelakteal berupa air gula atau susu formula. Hal ini sangat merugikan karena akan menghilangkan
rasa haus bayi sehingga bayi malas menyusu. Selain itu susu formula berasal dari susu sapi yang berupa protein asing yang dapat merangsang reaksi alergi bayi.
Dalam keadaan normal, cadangan tenaga dan air dalam tubuh bayi baru lahir cukup untuk pertahanan bayi pada hari-hari pertama sebelum proses menyusui
menjadi mantap Sidi, et al. 2004. Hal 4.
f. Jangan menjadwalkan pemberian ASI
Biarkan bayi menyusui setiap dia ingin menyusu. Penjadwalan ketat akan membuat bayi frustasi. Perlu diberitahu kepada ibu bahwa keinginan bayi sering
menyusu bukan karena ASI kurang, tetapi memang karena ASI cepat dicerna sehingga pengosongan lambung bayi setelah minum ASI terjadi dalam waktu 1-2
jam Sidi, et al. 2004. Hal 4.
Universitas Sumatera Utara
g. Jangan memberikan kempengdot pada bayi
Cara menghisap dari puting sangat berbeda dengan menghisap dari dot. Bila bayi telah diberi minum dari dot, maka dia tidak akan pandai menyusu dari ibu
bingung putting. Bila bayi tidak dapat menyusu pada ibu oleh karena suatu hal maka pemberian ASI atau minuman lain diberikan dengan sendok, pipet, atau
cangkir kecil Sidi, et al. 2004. Hal 4.
h. Mempunyai fasilitas klinik laktasi
Klinik ini mengatasi semua masalah yang berhubungan dengan laktasi, dengan begitu sasarannya adalah ibu hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan,
pelayanan medis terutama adalah bimbingan persiapan menyusui yang pada prinsipnya mempersiapkan psikis dan fisik ibu. Persiapan psikis meliputi
informasi manfaat ASI serta kerugian penggunaan susu formula, manfaat rawat gabung, menghilangkan mitos yang salah agar ibu termotivasi untuk menyusui.
Persiapan fisik meliputi pengawasan kehamilan, pemeriksaan putting susu, dan penyuluhan gizi. Pada masa menyusui diberikan pengawasan pemberian ASI,
pertumbuhan bayi dan konseling bila ada masalah Sidi, et al. 2004. Hal 4.
i. Membina kelompok pendukung ASI