Sedangkan komite-komite non-ekonomi terdiri dari :
1. Komite Kebudayaan dan Penerangan Committee on Culture and
Information-COCI, berkedudukan di Indonesia; 2.
Komite Pembangunan Sosial Committee On Social Development- COSD, berkedudukan di Malaysia
3. Komite Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Committee on Science and
Technology-COST, berkedudukan di Muangthai. 4.
ASEAN Senior Officials on Drug Matters ASOD; 5.
ASEAN Senior Officials on Environment ASOEN; 6.
ASEAN Conference On Civil Service Matters ACCSM.
Seiring berkembangnya waktu dan mengingat kegiatan ASEAN makin lama semakin meningkat maka dirasakan perlu adanya sebuah sekretariat yang cukup ampuh.
Kemudian dengan atas dasar persetujuan negara anggota ASEAN pada KTT I di Bali, secretariat ASEAN pun dibentuk dan mulai berfungsi sejak tanggal 7 Juni 1976 sebagai
badan administratif dan bertugas menyelaraskan, memperlancar dan memonitor segala kegiatan ASEAN. Sejak terbentuknya, sekretariat ASEAN telah mengalami beberapa kali
perubahan struktur sesuai dengan perkembangan kerjasama ASEAN itu sendiri. Sekretariat ASEAN ini diketuai oleh seorang Sekretaris Jenderal yang diangkat oleh para
Menlu ASEAN secara bergilir untuk masa jabatan 2 tahun.
2.4 Keanggotaan ASEAN
Keanggotaan ASEAN terbuka bagi Negara Asia Tenggara lainnya dengan syarat bahwa Negara calon anggota dapat menyetujui dasar-dasar dan tujuan organisasi ASEAN
seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok. Di samping itu perlu adanya kesepakatan oleh semua anggota ASEAN mengenai kenanggotaan baru. Sesuai dengan
ketentuan tersebut di atas, Brunai Darussalam secara resmi diterima menjadi anggota
ASEAN yang keenam pada tanggal 7 Januari 1984, dalam sidang khusus menteri-menteri luar negeri ASEAN di Jakarta. Kemudian menyusul secara berturut-turut negara-negara
Asia Tenggara lainnya yaitu : Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja secara berturut- turut tahun 1995, 1997 dan 1999. Jadi kini ASEAN telah beranggotakan 10 negara di
kawasan Asia Tenggara. Dalam perkembangan selanjutnya Timor Leste yang memisahkan diri dari Indonesia berkemungkinan akan diterima menjadi anggota ke-11.
Berdasarkan ketentuan yang termuat dalam Deklarasi Bangkok tanggal 8 Agustus 1967, setiap anggota ASEAN harus mendirikan sebuah Sekretariat Nasional. Sekretariat
Nasional ini bertugas melaksanakan tugas perhimpunan ASEAN atas nama Negara masing-masing dan melayani sidang tahunan atau sidang khusus para menteri luar negeri,
sidang-sidang panitia dan komite-komite ASEAN.
2.5 Kerjasama-kerjasama ASEAN 2.5.1 Kerjasama di Bidang Ekonomi
Sejak KTT I di Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN telah meningkatkan kegiatan mereka. Dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN dinyatakan
bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ekonomi beberapa program kegiatan telah disetujui, yaitu antara lain :
1. Komoditi utama, terutama pangan dan energi
2. Kerjasama di bidang industri
3. Kerjasama di bidang perdagangan
4. Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan
ekonomi di luar kawasan ASEAN 5.
Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.
2.5.1.1 Sektor Perdagangan dan Pariwisata
Kegiatan-kegiatan sektor ini telah mencapai banyak hasil yang nyata. Sejak bulan Januari 1978 telah berlaku perjanjian Preferensi Perdagangan. Perjanjian tersebut telah
disahkan oleh kelima negara anggota ASEAN pada tahun 1977. Selama ini pengurangan tarif pada umumnya berkisar antara 10-20.
Pengurangan sebesar ini dirasakan sangat kurang dan mulai tahun 1981 diharapkan semua negara ASEAN dapat melaksanakan pengurangan sampai 20-25 untuk komoditi yang
tercantum dalam PTA. Dalam upaya meningkatkan ekspor, diusahakan kerjasama dengan pemerintah
Belanda dan Pasar Bersama Eropa. Selanjutnya pada tahun 1981 telah dibuka ASEAN Trade Promotin Centre di Rotterdam yang didahului oleh suatu ASEAN Food Fair.
Dalam rangka mengingkatkan ekspor ke Jepang dan untuk menggalakkan investasi serta arus wisata Jepang ke Negara-negara ASEAN, dengan kerjasama
pemerintahan Jepang, telah didirikan ASEAN Promotion Centre Of Trade, Investment and Tourism di Tokyo.
Dalam sector pariwisati ini sendiri telah diusulkan sebuah proyek mengenai ASEAN sebesar 25 potongan tarif biasa dalam rangka kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan penerbangan ASEAN.
2.5.1.2 Sektor Pangan, Pertanian dan Kehutanan
Sesuai dengan kesepakatan ASEAN, salah satu program kerjasama ASEAN yang sangat penting adalah dalam bidang pangan. Sebagi kelanjutan kerjasama dalam bidang
pangan tersebut, pada tanggal 4 Oktober 1979 para Menteri Luar Negeri ASEAN telah menandatangani ASEAN Security Reserver Agreement. Cadangan tersebut mengutamakan
beras dan dititikberatkan untuk keperluan darurat tanpa terlalu mempersoalkan masalah
harga. Jumlah penyangga beras yang telah disepakati dalam Food Security Reserve tersebut dibagi di antara keenam Negara ASEAN.
2.5.1.3 Sektor Industri, Pertambangan dan Energi
Pada tahun 1978 telah diselesaikan suatu Draft Basic Agreement In ASEAN Industrial Projects Konsep Persetujuan Dasar tentang Proyek-Proyek Industri ASEAN.
Kemudian perjanjian tersebut ditandatangani oleh Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN pada tahun 1980. Dalam hubungan ini, pada tahap pertama telah disepakati pendirian
sebuah proyek industry ASEAN di tiap-tiap Negara anggota yakni :
1. Proyek Pupuk Urea di Indonesia
2. Proyek Pupuk Urea di Malaysia
3. Proyek Super Fosfat di Filipina
4. Proyek Mesin Diesel di Singapura
5. Proyek Abu Soda di Thailand
2.5.1.4 Sektor Keuangan dan Perbankan
Pada tahun 1981 atas usaha ASEAN Banking Council Dewan Perbankan ASEAN telah dibentuk ASEAN Finance Coorporation dengan Modal US 100 juta.
Jumlah ini dibagi rata antara negara-negara ASEAN. ASEAN Swap Arrangement Rencana Swap ASEAN adalah persetujuan yang
ditandatangani pada tanggal 5 Agustus 1977. Badan ini memungkinkan salah satu Negara anggota yang menghadapai masalah likuiditas untuk menukarkan mata uangnya ke dalam
US 100 juta, kemudian dinaikkan menjadi US 200 juta melalui persetujuan tambahan yang ditandatangani pada tanggal 26 September 1978
2.5.1.6 Bidang Sosial Budaya
Di dalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN Declaration Of ASEAN Concord khususnya untuk bidang sosial budaya ditetapkan kerangka kerjasama sebagai berikut :
Sosial
1. Kerjasama dalam bidang pembangunan sosial, dengan penekanan pada
kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan penduduk pedesaan, melalui perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan pembayaran
yang wajar. 2.
Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua aktor dan lapisan masyarakat ASEAN, terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usaha
pembangunan. 3.
Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam menanggulangi masalah perkembangan penduduk di dalam wilayah
ASEAN dan dimana mungkin, menyusun teori strategi baru dalam bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antar Negara anggota sebagaimana juga dengan
badan-badan internasional yang berhubungan dengan itu dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika dan pengedaran
obat bius secara tidak sah.
Kebudayaan dan Penerangan
1. Perkenalan ASEAN dan Negara-negara anggotanya melalui sekolah-
sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
2. Bantuan kepada cendekiawan, penulis, artis, dan wakil mass media
ASEAN untuk memungkinkan mereka memainkan peranan yang lebih aktif dalam memupuk rasa kepribadian dan persahabatan regional
3. Menyebarluaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara melalui
kerjasama yang lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.
Pendidikan dan Beasiswa Beberapa tahun belakangan ini kegiatan ASEAN di bidang pendidikan sangat
besar. Diantara kegiatan yang sangat menarik adalah di bidang pemberia beasiswa kepada para siswa dan mahasiswa dari Negara-negara ASEAN. Institute Tekhnologi Asia di
Bangkok setiap tahun menerima mahasiswa dari Negara-negara ASEAN untuk mempelajari dan mendalami satu bidang tertentu atas biaya pemerintah Amerika Serikat.
Dalam hal ini pemerintah Singapura setiap tahun menawarkan beasiswa kepada Negara-negara ASEAN lainnya. Untuk periode 1981-1982 telah ditawarkan sebanyak
93macam latihan khusus. Diantara latihan yang dberikan adalah penglolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan dan keselamatan kerja industri, komunikasi bahari dan lain-
lain. Negara-negara ASEAN untuk tahun 1980-1981 memanfaatkan beasiswa untuk
belajar di Universitas di Negara-negara ASEAN sendiri dan Jepang atas biaya yang diberikan oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund Dana Beasiswa ASEAN-Jepang. Juga
ada beasiswa yang diberikan oleh Negara Belgia. Bantuan Negara ketiga
Perhatian Negara ketiga terhadap ASEAN makin lama semakin besar. Perhatian itu antara lain berupa bantuan-bantuan yang diberikan oleh Jepang, Australia, Amerika
Serikat, dan Masyarakat Eropa.
2.5.1.7 Kerjasama dengan Pihak Swasta
Para Menteri Ekonomi ASEAN telah menyetujui suatu kebijaksanaan untuk meningkatkan peran serta pihak swasta ASEAN dalam kerjasama ASEAN. Kamar
dagang dn Industri ASEAN ASEAN Chamber Of Commerce and Industri-CCI adalah suatu badan swasta ASEAN yang menghimpun dan mengkoordinasikan kerjasama sektor
swasta ASEAN. Dalam hubungan ini ASEAN-CCI telah mengambil prakarsa bagi pendirian
proyek industri komplementasi ASEAN dan industri ASEAN, ASEAN Industrial Joint Venture. Kini telah mulai pula diadakan kontak dengan kelompok kerja Pangan, Pertanian
dan Kehutanan Working Group On Food, Agriculture dan Foresty.
BAB III ASEAN COMMUNITY 2015 DAN ASEAN SECURITY
COMMUNITY
3.1 Lahirnya ASEAN COMMUNITY 2015
Krisis ekonomi yang menimpa ASEAN tahun 1997 menimbulkan pertanyaan besar terhadap kemampuan ASEAN dan APEC, lembaga yang diharapkan mampu
menyangga guncangan kelangsungan ASEAN. Krisis ini membuktikan bahwa masing- masing anggota ASEAN menjadi egois dan mementingkan diri sendiri sementara secara
kelembagaan tidak mampu menghadapi gelombang krisis keuangan yang sedemikian hebat. Menarik untuk dicatat bahwa dalam krisis ini Jepang dan Cina tampil lebih
meyakinkan daripada Amerika yang berdiri di belakang IMF. Kedua Negara Asia tersebut cenderung lebih bersahabat terhadap Negara ASEAN yang paling parah
kondisinya, Thailand dan Indonesia. Sementara IMF justru memaksakan kebijakan- kebijakan penghematan yang memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
Enam tahun setelah krisis mulai berlalu ASEAN kembali tampil sebagai organisasi regional yang telah pulih dari krisis ekonomi. ASEAN menyelenggarakan
pertemuan puncak ke sembilan di Bali tahun 2003. Pertemuan puncak yang disebut juga sebagai “Bali Concord II” ini mendeklarasikan kesungguhan ASEAN untuk mencapai
tujuan-tujuan ekonomi, politik dan sosial yang direncanakan akan dicapai pada tahun 2020.
54
Selama empat dekade keberadaannya, ASEAN telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan positif dan signifikan yang mengarah pada pendewaasaan
ASEAN. Sejalan dengan perkembangan konstelasi global, ASEAN pun mengalami
54
Bambang Cipto, Op.Cit., hal. 81
perkembangan pesat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada awal berdirinya, ASEAN mencurahkan sebagian besar perhatinnya untuk membangun rasa saling percaya
confidence building measures, itikad baik dan mengambangkan kebiasaan untuk bekerjasama secara terbuka dan dinamis diantara sesama anggotanya. ASEAN telah
mencapai kohesivitas dan memiliki rasa saling percaya yang cukup tinggi diantara para anggotanya serta mulai menyentuh kerjasama di bidang-bidang yang sebelumnya
dianggap sensitif. `
Perkembangan ASEAN yang pesat tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik di dalam maupun luar kawasan yang turut membentuk dan memperkaya
pola-pola kerjasama diantara Negara anggota ASEAN. Pengalaman Asia Tenggara semasa krisis keuangan dan ekonomi pada tahun 1997-1998 memicu kesadaran ASEAN
mengenai pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasama intra kawasan. Pentingnya peningkatan dan penguatan kerjasama dipicu pula oleh munculnya isu-isu dan peristiwa
global seperti masalah terorisme, lingkungan hidup, meningkatnya situasi persaingan dan ketegangan diantara Negara-negara besar di kawasan, isu persenjataan nuklir dan
sebagainya. Pembentukan Komunitas ASEAN diawali dengan komitmen para pemimpin
ASEAN dengan ditandatanganinya ASEAN Vision 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai suatu satuan komunitas yang berpandangan maju
ke depan, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, dipersatukan oleh hubungan kemitraan dalam pembangunan yang dinamis dan masyarakat yang saling
peduli. Komitmen untuk mewujudkan Komunitas ASEAN dipercepat dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of
Establishment of an ASEAN Community by 2015, pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu Filipina pada Januari 2007. Tujuan dari pembentukan Komunitas ASEAN adalah untuk
lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik
internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya bahwa ASEAN perlu menyesuaikan cara pandangnya agar dapat lebih terbuka dalam menghadapai permasalahan-permasalahan
internal dan eksternal. Pembentukan Komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu, juga merupakan
upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak kepada kawasan tanpa meninggalkan
prinsip-prinsip utama ASEAN yaitu saling menghormati mutual respect, tidak mencampuri urusan dalam negeri non-interference, konsensus, dialog dan konsultasi.
Negara-negara ASEAN menyadari perlunya meningkatkan kekompakan, kohesivitas dan efektifitas kerjasama. Kerjasama-kerjasama ekonomi namun harus juga
didukung oleh kerjasama lainnya di bidang keamanan dan sosial budaya. Dalam kalimat yang lebih elegan tujuan-tujuan ini dirangkum dalam apa yang kemudian dikenal sebagai
ASEAN Community yang terdiri dari tiga pilar utama.
55
Pilar kedua adalah ASEAN Economic Community AEC. Penganjur utama dari konsepsi AEC adalah Singapura dan Thailand, dua Negara ASEAN yang tergolong sangat maju
perekonomiannya. Kedua Negara ini menganggap bahwa kemajuan Cina dan India dalam bidangn ekonomi, kemampuan mereka menyerap investasi asing, akan berubah menjadi
ancaman jika ASEAN tidak segera mengambil langkah antisipasi terhadap kemajuan kedua Negara tersebut.
Pilar pertama adalah ASEAN Security Community ASC. Konsep yang diajukan oleh Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama politik dan keamanan antar
Negara anggota. Ancaman terorisme dan implikasinya terhadap ASEAN merupakan pendorong utama mengapa ASEAN perlu mengembangkan ASEAN Security
Community.
55
Ibid., hal.82
Pilar ketiga adalah ASEAN Social and Cultural Community ASCC. ASCC adalah pilar yang lebih banyak diarahkan untuk warga ASEAN. Fokus pada warga ini dimaksudkan
agar ASEAN mampu bekerjasama untuk menanggulangi persoalan-persoalan riel yang diahapi masyarakat seperti kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan penduduk, sumber
daya manusia, pendidikan, lingkungan dan kesehatan. Dengan kata lain, ASCC diharapkan mampu mengangkat derajat dan martabat serta kesejahteraan penduduk
ASEAN yang selama ini kurang mendapat perhatian. Pada saat berlangsungnya KTT ke-10 ASEAN di Vientiane, Laos, tahun 2004,
konsep komunitas ASEAN mengalami kemajuan dengan disetujuinya tiga Rencana Aksi Plan of ActionPoA untuk masing-masing pilar yang merupakan program jangka
panjang untuk merealisasikan konsep Komunitas ASEAN. KTT ke-10 ASEAN juga mengintegrasikan ketiga Rencana Aksi Komunitas ASEAN ke dalam Vientiane Action
Programme VAP sebagai landasan program jangka pendek-menengah untuk periode 2010.
Pencapaian Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya “Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015”
oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, 13 Januari 2007. Dengan ditandatanganinya deklarasi ini, para pemimpin ASEAN menyepakati
percepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015.
3.2 Komunitas Keamanan ASEAN ASEAN Security Community