menolak pandangan yang mengatakan bahwa politik sebagai hutan rimba dan lebih mengumpamakan menanam perang atau damai . Dibutuhkan bentuk kerjasama antar
aktor politik yang dijalankan dengan damai dan diwujudkan dalam suatu struktur kelembagaan berupa institusi atau organisasi internasional.
Mengenai sistem internasional, kaum liberalis memiliki asumsi; pertama, lebih menekankan kepada penjelasan mengapa kerjasama ekonomi dan lingkungan lebih
dimungkinkan. Kedua, kerjasama tersebut akan mengurangi perang. Ketiga, kecurangan dianggap sebagai faktor yang dapat menghambat kerjasama internasional. Keempat,
institusi akan memberikan jalan keluar untuk mengadapi persolaan dan kelima, pembentukan institusi akan mengekang negara melakukan tindakan berbahaya. Jadi jelas
kerjasama yang dilakukan dalam satu wadah organisasi internasional dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.
16
“anarchy as a condition of possibility for or permissive cause of war, arguing that wars occur because there is nothing to prevent them”.
Sedangkan pendekatan neorealis dapat melihat terjadinya tindakan terorisme sebagai akibat dari apa yang telah dibuat oleh Negara
sehingga menciptakan suatu sistem. Seperti yang dituliskan oleh Kenneth Waltz :
17
Menurut Daniel S. Cheever dan H. Field Haviland Jr. organisasi internasional adalah pengaturan bentuk kerjasama internasional yang melembaga
antara negara-negara, umumnya berlandaskan suatu persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal-balik yang
I.6.2 Organisasi Internasional
16
Makalah Dewi Triwahyuni,
Teorisme dalam non state sekto baru dalam HI,
diakses dari
http:www.dewitri.wordpress.com , diakses tanggal 30 November 2008
17
Friedrich Kratochwil dan Edward D. Mansfield, International Organization A Reader, 1994, Harper Collins College Publishers New York, hal, 79
diejawantahkan melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan staf secara berkala. Dari definisi tadi secara sederhana organisasi internasional mencakup
adanya tiga unsur, yakni :
18
1. Keterlibatan Negara dalam suatu pola kerjasama
2. Adanya pertemuan-pertemuan secara berkala
3. Adanya staf yang bekerja sebagai “pegawai sipil internasional’
International civil servant Sementara pendapat yang lain yakni T. May Rudi menjelaskan bahwa
organisasi internasional adalah pola kerjasama yang melintasi batas-batas Negara, dengan di dasari struktur organisasi yang jelas dan lengkap serta diharapkan atau
diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan
yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada Negara yang
berbeda. Dari penjelasan May Rudi tadi dapat diuraikan unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi internasional, yaitu :
19
1. Kerjasama yang ruang-lingkupnya melintasi batas Negara
2. Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama
3. Baik antar pemerintah maupun non-pemerintah
4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap
5. Melaksanakan fungsi secara berkesinambungan
Lebih jauh lagi dalam Hubungan Internasional, seperti yang dikemukakan oleh Kratochwil dan Gerard Ruggie, apa yang disebut sebagai pemerintahan internasional
18
T. May Rudi, Administrasi Organisasi Internasional, Bandung : PT Rafika Aditama, 2005, hal. 2
19
Ibid., hal. 3
adalah apa yang dilakukan oleh Organisasi Internasional. Kemudian, ada beberapa peran aktual dan potensial dari organisasi internasional dalam pengungkapan yang lebih luas
dari proses pemerintahan internasional. Perspektif ini dibagi dalam tiga wilayah, yaitu :
20
- wilayah pertama, penekanan pada peran dari organisasi internasional dalam
meresolusi inti permasalahan internasional. Seperti displomasi preventif dan penjaga perdamaian sebagai suatu peran dalam wilayah perdamaian dan
keamanan, pengawasan penggunaan nuklir oleh IAEA, memfasilitasi proses dekolonisasi dan masalah lainnya.
- Wilayah kedua, perspektif perubahan peran organisasi dari fokus pada solusi dari
pada masalah kepada konsekwensi kelembagaan jangka panjang tertentu dari suatu kegagalan untuk mengatasi substansi masalah melalui alat kelembagaan
yang tersedia. -
Wilayah ketiga didalam perspektif peran organisasi dimulai dengan sebuah kritik pada pengharapan transformasional dari teori integrasi dan kemanusian berubah
fokus kepada perhatian yang lebih general dengan bagaimana institusi inernasional merefleksikan dan sampai taraf tertentu memperbesar dan
memodifikasi karakteristik tampilan dari sistem internasional. Disini, organisasi internasional dilihat sebagai pemberi legitimasi bersama yang potensial,
kendaraan dalam politik internasional dalam agenda penyatuan, forum untuk membentuk koalisi antarpemerintah yang dikenal sebagai alat koordinasi
kebijakan antarpemerintah. Singkatnya Organisasi Internasional di bentuk oleh anggota-anggotanya sebagai
wadah kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan dan pencapaian tujuan bersama. Semua anggotanya berperan membesarkan dan menggerakkan jalannya organisasi
20
Friedrich Kratochwil, Op.Cit., hal 6
tersebut sebaliknya organisasi membantu mereka meraih apa yang mereka inginkan seperti dalam kepentingan nasionalnya.
I.6.3 Regionalisme