membela satu serangan terhadap salah satu dari yang lain, jika serangan itu dilakukan. Dimana satu serangan terhadap satu pihak, ini adalah satu serangan terhadap semua. Ini
berbeda dari pertahanan kolektif yang merupakan koalisi dari berbagai negara yang setuju untuk mempertahankan kelompok mereka sendiri terhadap serangan dari luar.
Oleh karena itu NATO dan Pakta Warsawa adalah contoh pertahanan kolektif, sedangkan PBB merupakan keamanan kolektif. Pendukung dari keamanan kolektif mengatakan ini
jauh lebih efektif daripada pendekatan keamanan negara yang mencoba untuk bertindak sendiri, sebagai negara yang lemah mungkin tidak dapat membela diri mereka sendiri,
dan negara-negara yang mencoba menjadi sering tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata yang sebenarnya memperkecil, daripada meningkatkan, keamanan mereka selama
jangka panjang. Pecahnya Perang Dunia ke 2 menuntun pada penyelesaian yang ditegaskan dalam
Perjanjian Versailles. Perjanjian Versailles merupakan anjuran oleh Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson yang beranggapan bahwa perang dapat dihindari dengan
menciptakan organisasi internasional berdasarkan prinsip collective security. Kemudian dibentuklah Liga Bangsa-Bangsa yang beranggotakan Negara-negara yang cinta damai,
setiap pelanggaran kedaulatan Negara anggota oleh Negara lain, merupakan suatu agresi yang pada akhirnya mengancam semua, sehingga harus direspon secara kolektif.
25
25
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik Internasional 1 Konsep dan Teori, Bandung : PT Refika Aditama, 2006, hal.210
I.6.5 Kesatuan Regional
Menurut M. Rajendran kesatuan regional adalah :
Regional integration or political refers primarily to the creation, by a number states,of larger unit community at the international level,
through peaceful and noncoercive means.
26
Lebih jauh ia mengatakan bahwa kesatuan regional melibatkan kesatuan di seluruh bidang dalam keikutsertaan suatu negara termasuk militer, ekonomi, dan
kesejahteraan sosial.
27
Pendapat yang lain, Amitai Etzimi mencoba untuk mengartikan kesatuan regional, yaitu hasil akhir dari penyatuanyang bersifat politik. Lain hal dengan Philipe C.
Schmitter memandangnya sebagai adaptasi dan oreintasi dari susunan fakta-fakta dan mendefinisikannya sebagai sebuah proses dimana unit-unit nasional yang terbagi
sebagian atau seluruhnya dari keputusan yang berwenang dengan sebuah organisasi internasional yang muncul.
28
Karl W. Deutchs mendefinisikan komunitas keamanan sebagai kelompok Negara yang telah terintegrasi sedemikian rupa sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan damai
antarnegara di dalamnya telah terjalin dengan mapan dan dalam waktu yang cukup lama.
I.6.6 Komunitas Keamanan
29
26
M. Rajendran, Op.Cit., hal. 2
27
Ibid.
28
Ibid.
29
Bambang Cipto, Hubungan Internasional Di Asia Tenggara, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007, hal. 5
Berdasarkan definisi ini, komunitas keamanan memiliki beberapa sifat utama. Pertama, interaksi damai yang terjalin cukup lama membuat upaya kekerasan dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di dalamnya sebagai suatu hal yang tidak dikehendaki dan dengan sendirinya membuat perang dapat dihindarkan. Komunitas
keamanan dengan demikian lebih peduli pada bagaimana mengendalikan konflik bukan
pada bagaimana menghilangkan perbedaan di antara Negara-negara anggota yang secara alamiah selalu memiliki perbedaan visi tentang persoalan yang mereka hadapi bersama.
Sifat utama kedua, adalah bahwa di dalam komunitas keamanan tidak terdapat upaya melakukan perencanaan darurat yang menuju ke persiapan peperangan atau
ketiadaan perlombaan senjata diantara para anggotanya. Oleh karena itu, menurut Deutschs, keberadaan atau keterlembagaan komunitas keamanan dapat diukur dari ada
atau tidak adanya hubungan kekerasan berskala besar antaranggota di dalamnya.
30
Perkembangan Organisasi ASEAN memasuki babak baru dengan diadopsinya Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 yang mencita-citakan ASEAN sebagai
komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Selanjutnya ASEAN
juga mengadopsi Bali Concord II pada KTT ke 9 ASEAN di Bali Tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN ASEAN Community. Pembentukan
Komunitas ASEAN ini merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN. Selain itu, juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk
menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang berdampak kepada kawasan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip utama
I.6.7 Komunitas ASEAN 2015 ASEAN Community 2015