Analisis Deskriptif Importance Performance Analysis IPA

kinerja dari suatu atribut. IPA akan menghasilkan berbagai persepsi konsumen tentang kepentingan dan pelaksanaan kinerja dari suatu atribut. Variabel tersebut akan menghasilkan rumusan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan kinerja yang dominan. Perhitungan IPA dimulai dari jumlah penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang dirata- ratakan terhadap jumlah responden. Setelah itu, total penilaian tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut masing-masing dirata-ratakan terhadap jumlah atribut yang digunakan dalam penelitian. Penyederhanaan hasil dilakukan dengan menggunakan skor. Rumus skor tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan adalah sebagai berikut Martila dan James dalam Supranto, 2001 : = …………………………..……….2 = ……………………………...........3 Dimana, X j = Skor rata-rata tingkat kinerja untuk atribut ke-j Y j = Skor rata-rata tingkat kepentingan untuk atribut ke-j X ij = Skor tingkat pelaksanaan dari responden ke-i atribut ke-j Y ij = Skor tingkat kepentingan dari responden ke-i atribut ke-j n = Jumlah responden Penilaian skor untuk analisis IPA menggunakan skala untuk menggolongkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Pemberian nilai skor pada skala dirumuskan dengan rentang skala pada skala linear numerik Simamora, 2005. Rumus rentang skala yaitu : ...........................................4 Dimana : a = skor tertinggi b = skor terendah n = jumlah kelas atau kategori yang dibuat pada penelitian ini, rentang skala yang digunakan : = 0,80 Berdasarkan rentang skala diatas maka kriteria kepentingan yang digunakan pada penelitian adalah : 1 – 1,8 = tidak penting 1,8 X ≤ 2,6 = kurang penting 2,6 X ≤ 3,4 = cukup penting 3,4 X ≤ 4,2 = penting 4,2 X ≤ 5 = sangat penting Sementara kriteria untuk tingkat kinerja yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1 – 1,8 = sangat tidak baik 1,8 X ≤ 2,6 = kurang baik 2,6 X ≤ 3,4 = cukup baik 3,4 X ≤ 4,2 = baik 4,2 X ≤ 5 = sangat baik

3. Analisis Diagram Kartesius

Diagram Kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik. Titik X,Y dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelayanan seluruh faktor dan atribut, sedangkan Y adalah rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang memenuhi kepuasan konsumen. Berikut ini adalah gambar diagram kartesius : Gambar 4. Diagram Kartesius Rangkuti, 2006 High Importance Low Performance High Keterangan gambar : Actual Performance : Kinerja perusahaan Ideal Performance : Harapan Pelanggan Kuadran pada diagram importanceperformance memiliki Attributes to Improve Kuadran I Maintain Performance Kuadran II Attributes to Maintain Kuadran III Main Priority Kuadran IV pengertian sebagai interprestasi dari perhitungan kepuasan pelanggan. Rangkuti 2006 mengemukakan pengertian dari masing-masing kuadran pada diagram importanceperformance adalah sebagai berikut: 1. Kuadran I Attributes to Improve Kuadran I memuat atribut yang dinilai penting namun pelaksanaan atau kinerja atribut masih rendah. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen masih rendah sehingga perusahaan perlu meningkatkan kinerja dari atribut produk. 2. Kuadran II Maintain Performance Kuadran II memuat atribut yang dinilai penting dan kinerja atribut yang sesuai dengan yang dirasakan oleh konsumen. Pada kuadran ini, tingkat kepuasan konsumen dinilai relatif tinggi. Perusahaan perlu mempertahankan atribut yang ada pada kuadran II. 3. Kuadran III Attributes to Maintain Kuadran III memuat atribut yang kurang penting dengan pelaksanaan yang tidak terlalu baik. Pada kuadran ini, peningkatan variabel perlu diperhatikan kembali karena pengaruhnya yang tidak terlalu besar terhadap kepuasan konsumen. 4. Kuadran IV Main Priority Kuadran IV memuat atribut yang dianggap kurang penting dan kinerjanya dinilai berlebihan. Atribut yang ada pada kuadaran ini dapat dikurangi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya. Diagram kartesius digunakan untuk menguji apakah indikator pelayanan sudah memuaskan konsumen atau belum. Pengujian ini dilakukan dengan mengitung total skor untuk setiap indikator yang diperoleh, kemudian pasangkan kode skor tersebut yang digunakan sebagai dasar menggambar suatu grafik dua dimensi dimana sumbu horizonal adalah pelaksanaankinerja actual performance dan sumbu vertikal adalah harapan ideal performance. Titik X merupakan tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan kepuasan pada konsumen, sedangkan Y merupakan tingkat harapan konsumen. Sumbu mendatar X