Penutupan Lahan Debit Sungai
Berdasarkan hasil interpretasi citra, luasan semak belukar di kelima DAS Kota Ambon pada Tahun 2002 adalah seluas 26,71 hektar 0,54. Luas tersebut
menjadi 1419,61 hektar pada Tahun 2009 atau terjadi peningkatan luas kawasan semakbelukar. Secara rinci tutupan lahan semakbelukar disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Luas tutupan lahan semakbelukar
DAS
Tahun ha
2002 2009
Perubahan
Wai Ruhu 0,00
628,58 +682,58
Wai Batu Merah 0,61
228,58 +227,97
Wai Tomu 6,50
115,69 +109,19
Wai Batu Gajah 19,61
92,51 +72,91
Wai Batu Gantung 0,00
300,25 +300,25
Jumlah 26,71
1419,61 +1392,90
Berdasarkan Tabel 12 nampak secara keseluruhan terjadi kenaikan luas lahan semakbelukar disebabkan oleh bekas perubahan tutupan lahan menjadi
penggunaan lain dan karena kerusakan dari DAS sendiri. Luas kawasan semakbelukar dikelima DAS Kota Ambon, ternyata kondisi tutupan lahan
semakbelukar terluas Tahun 2009 pada DAS Wai Ruhu seluas 628,58 hektar, dan terkecil berada pada DAS Wai Ruhu dan Batu Gantung seluas 0 hektar pada
Tahun 2002. Perubahan tutupan lahan semakbelukar terjadi pada masing-masing DAS menunjukan bahwa terjadi peningkatan luasan yang signifikan.
Pertanian lahan kering
Pertanian lahan kering adalah semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan tanaman musiman, penggairan tergantung pada air hujan kebun
campuran dan ladang. Pada kebun campuran apabila tanaman pertanian lebih mendominasi maka dimasukkan dalam kelas pertanian lahan kering.
Pada Citra Landsat kombinasi band 5-4-2, areal yang baru ditanam akan nampak dengan warna merah tua, sedangkan lahan yang sudah ditanami dengan
palawija mulai dari warna merah muda sampai kekuningan, kadang-kadang tidak dapat dibedakan dengan tumbuhan penutup tanah seperti vegetasi semak alang-
alang karena biomasanya tidak jauh berbeda. Gambar tutupan lahan pertanian lahan kering dapat dilihat pada Gambar 30.
Berdasarkan hasil interpretasi citra, luasan pertanian lahan kering di kelima DAS Kota Ambon pada Tahun 2002 adalah seluas 979,60 hektar
23,76. Luas tersebut menjadi 141,45 hektar pada Tahun 2009 atau diperkirakan terjadi pengurangan luas kawasan pertanian lahan kering. Secara
rinci luas tutupan lahan pertanian lahan kering disajikan pada Tabel 13.
Gambar 30. Tutupan lahan pertanian lahan kering Tabel 13. Luas tutupan lahan pertanian lahan kering
DAS
Tahun ha
2002 2009
Perubahan
Wai Ruhu 837,86
-837,86 Wai Batu Merah
1,13 48,86
+47,73 Wai Tomu
0,00 14,03
+14,03 Wai Batu Gajah
93,84 20,26
73,59 Wai Batu Gantung
30,28 59,91
+29,64 Jumlah
963,11 143,06
-820,05 Berdasarkan Tabel 13 nampak bahwa secara keseluruhan terjadi kenaikan
luas pertanian lahan kering disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang bertani. Luas kawasan pertanian lahan kering dikelima DAS Kota Ambon ternyata kondisi
tutupan lahan pertanian lahan kering terluas untuk Tahun 2002 terdapat pada DAS Wai Ruhu seluas 837,86 hektar, terkecil pada DAS Wai Tomu Tahun 2002 dan
Wai Ruhu Tahun 2009 seluas 0 hektar. Perubahan tutupan lahan pertanian lahan kering yang terjadi pada masing-masing DAS menunjukan bahwa perubahan yang
signifikan luasannya cenderung bertambah untuk DAS Batu Gantung, Batu Merah dan Wai Tomu, sedangkan terjadi penurunan untuk DAS Batu Gajah dan DAS
Wai Ruhu. Berkurangnya luasan pertanian lahan kering disebabkan karena persaingan hasil pertanian lokal dengan pertanian dari daerah lain yang lebih