Topografi Kondisi Fisik Wilayah 1. Kondisi Iklim dan Hidrologi
                                                                                Hutan sekunder
Hutan sekunder adalah kenampakkan hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan  yang  telah  menampakan  bekas  penebangan  kenampakan  alur  dan
bercak  bekas  penebangan.  Kenampakan  warna  pada  Citra  Landsat  band  5-4-2, hutan  sekunder  nampak  dengan  warna  hijau  tua  dengan  tekstur  kasar.  Hal  ini
disebabkan oleh tingginya keadaan stratum hutan, biomassa dan kelembaban dari hutan tersebut. Hutan alamprimer pada lahan basah kenampakan warnanya lebih
gelap dari pada hutan lahan kering karena adanya pengaruh dari genangan air. Berdasarkan hasil interpretasi Citra landsat, luas hutan sekunder di kelima
DAS  Kota  Ambon  pada  Tahun  2002  adalah  918,96  hektar  22,29.  Luas tersebut menjadi 1.664,68 hektar 40,37 pada Tahun 2009. Kenaikan luas hutan
sekunder  ini  diperkirakan  terjadi  karena  adanya  kegiatan  reboisasi  oleh  Dinas Kehutanan  Propinsi  dan  Dinas  Kehutanan  Kota  Ambon  lewat  Program  Gerakan
Rehabilitasi  Lahan  Tahun  2004-2009.  Secara  rinci  luas  tutupan  lahan  hutan sekunder disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Luas tutupan lahan hutan sekunder
DAS
Tahun ha
2002 2009
Perubahan
Wai Ruhu 104,92
618,36 +513,44
Wai Batu Merah 128,93
132,59 +3,66
Wai Tomu 109,01
210,05 +101,04
Wai Batu Gajah 184,35
299,95 +115,60
Wai Batu Gantung 407,01
406,85 -0,16
Jumlah 934,22
1667,80 +733,57
Berdasarkan  data  pada  Tabel  11  nampak  secara  keseluruhan  terjadi penurunan  luas  lahan  hutan  sekunder  yang  disebabkan  perubahan  penutupan
lahantutupan  lahan  menjadi  penggunaan  lain,  gambaran  luasan  penutupan lahantutupan  lahan  hutan  sekunder  disajikan  pada  Gambar  28.  Kondisi  tutupan
lahan  hutan  sekunder  di  kelima  DAS  Kota  Ambon,  ternyata  hutan  terluas  untuk Tahun 2009 terdapat pada DAS Wai Ruhu seluas 620,05 hektar, dan terkecil pada
DAS  Batu  Gantung  seluas  1,21  hektar  pada  Tahun  2002.  Perubahan  penutupan lahantutupan  lahan  hutan  sekunder  yang  terjadi  pada  masing-masing  DAS
menunjukan  bahwa  terjadi  perubahan  yang  signifikan  luasanya  cenderung bertambah, kecuali pada DAS Batu Gajah yang terjadi pengurangan,
Gambar 28. Tutupan lahan hutan sekunder Semakbelukar
Semakbelukar  adalah  kawasan  bekas  hutan  lahan  kering  yang  telah tumbuh kembali mengalami suksesi, atau kawasan dengan pohon jarang alami,
atau  kawasan  dengan  dominasi  vegetasi  berkayu  bercampur  dengan  vegetasi rendah  alami  lainnya,  serta  umumnya  sudah  tidak  ada  kenampakan  bekas  alur
atau bercak penebangan lagi. Susunan  tumbuhan  pada  tipe  belukar  umumnya  berdaun  lebar  dan  tipis
dengan lapisan tajuknya yang belum nampak sehingga memberikan nilai pantulan yang  tinggi.  Pada  citra  Landsat  dengan  kombinasi  band  5-4-2  nampak  dengan
warna  hijau  muda  kekuningan  dengan  tekstur  yang  halus.  Gambar  tutupan  lahan semakbelukar dapat dilihat pada Gambar 29 berikut.
Gambar 29. Tutupan lahan semakbelukar
                                            
                