41
depan agama dan umat inilah yang mendorongnya untuk terlibat dalam berbagai aksi kekerasan sebagai ekspresi pembelaan terhadap nasib umat Islam di berbagai belahan dunia
seperti Afganistan dan Chechniya Ismail, 2010. Motif pembelaan kelompok adalah akibat dari persepsi keterancaman yang ada pada
seseorang menyangkut kelompoknya. Sejumlah penelitian, misalnya penelitian Milla 2010 menyimpulkan bahwa salah satu alasan kenapa seseorang bergabung dalam kelompok jihad
atau terlibat dalam aksi kekerasan adalah karena keterancaman identitas terutama identitas sosial. Wawancara Milla dengan para pelaku utama Bom Bali menunjukkan bahwa dorongan
untuk membela kelompok atau umat adalah salah satu alasan yang mengemuka ketika para responden ditanyakan tentang motif bergabungnya mereka ke dalam kelompok teror atau
keterlibatan mereka dalam aksi teror Milla, 2010.
E. Kerangka Berpikir
Dukungan terhadap terorisme merupakan fenomena yang mulai muncul setidaknya menurut Victoroff dan Kruglanski di sejumlah kawasan di Timur Tengah yang mayoritas
penganut Islam. Fenomena semacam ini tidak pernah muncul sebelumnya di belahan dunia lain seperti di Jerman atau Italia, dua negara yang pernah diwarnai oleh aksi teror oleh
sejumlah organisasi dan gerakan teror. Tentu saja, dua kondisi yang kontradiktif ini menimbulkan sejumlah pertanyaan mengapa kedua kondisi itu berbeda? Faktor apa saja yang
mempengaruhi munculnya dukungan terhadap terorisme kekerasan di Timur Tengah dan belahan dunia Islam lainnya termasuk di Indonesia?
Salah satu dugaan yang dimunculkan adalah bahwa terdapat sejumlah faktor psikologis yang mempengaruhi munculnya dukungan terhadap terorisme dan kekerasan di
dunia Islam. Faktor-faktor psikologis tersebut diduga memberikan pengaruh yang kuat terhadap dukungan akan kekerasan dan terorisme di Timur Tengah dan dunia Islam. Levin
42
dkk 2003 menyimpulkan orientasi dominasi sosial dan identifikasi sosial merupakan dua determinan penting yang mempengaruhi dukungan terhadap kekerasan. Penelitian lain dari
Sidanius dkk 2004 menyebutkan bahwa persepsi keterancaman berpengaruh terhadap sikap permusuhan terhadap Amerikan dan dukungan riil terhadap penyerangan simbol-simbol
kebesaran Amerikan Serikat. Bila digabungkan antara kedua hasil penelitian ini maka diperoleh suatu hasil bahwa
dukungan terhadap kekerasan sangat dipengaruhi oleh orientasi dominasi sosial, identifikasi sosial dan persepsi keterancaman. Ketiga faktor psikologis ini secara bersama-sama dan
sendiri-sendiri memberikan pengaruh dan kontribusi yang kuat terhadap dukungan kekerasan. Mekanisme penelitian ini akan disusun dalam suatu kerangka konsep yang melihat
bagaimana hubungan antar variabel dan posisi masing-masing dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, dukungan terhadap kekerasan ditempatkan sebagai minat kajian atau dependent
variabel yang hendak dikaji, terutama untuk mencari faktor apa saja yang mempengaruhi atau yang berhubungan dengannya. Ada beberapa variabel yang ditempatkan sebagai penyebab
atau perantara penyebab dari dukungan terhadap kekerasan. Identifikasi sosial diposisikan sebagai independent variabel yang menjadi faktor penting dukungan terhadap kekerasan,
tetapi identifikasi sosial tidak akan efektif mempengaruhi dukungan terhadap kekerasan jika tidak diperantarai oleh orientasi dominasi sosial dan persepsi keterancaman.
Oleh karenanya, berdasarakan apa yang telah diuraikan di atas maka penelitian tentang dukungan kekerasan yang dilakukan penelitian ini disusun berdasarkan kerangka
berpikir sebagaimana tergambar berikut ini.
43
Tabel 1 Kerangka Berpikir Penelitian
F. Hipotesis Penelitian