77
Gambar 104.
Hasil analisis stabilitas bendungan pada lokasi P 30 dengan beban gempa secara dinamik yang mengacu pada RSNI-1726-2010.
4.4 Pembahasan
Dari hasil analisis kestabilan bendungan pada semua lokasi pengamatan baik dengan kondisi sebelum diberikan beban gempa maupun yang sudah diberikan beban gempa dengan mengacu pada
SNI-1726-2002 , RSNI-1726-2010 dan Pd T-14-2004-A pedoman konstruksi dan bangunan yang dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah tentang analisis stabilitas
bendungan tipe urugan akibat beban gempa diperoleh hasil safety factor yang berbeda. Berikut Tabel 10, 11 dan 12 yang merangkum hasil dari analisis kestabilan bendungan.
Tabel 10. Hasil analisis safety factor dan displacement pada lokasi P 10.
Kriteria Safety Factor
Displacement m
Tanpa Beban Gempa 3,816
Dengan Beban Gempa SNI-1726-2002 statik
periode 500 tahun 1,224
- SNI-1726-2002 dinamik
periode 500 tahun 1,207
0,00254 RSNI-1726-2010 statik
1,229 -
78
periode 500 tahun RSNI-1726-2010 dinamik
periode 500 tahun 1,209
0,00336 Pd T-14-2004-A statik
periode 50 thn 1,917
- Pd T-14-2004-A statik
periode 100 thn 1,772
-
Tabel 11. Hasil analisis safety factor dan displacement pada lokasi P 12.
Kriteria Safety Factor
Displacement m
Tanpa Beban Gempa 3,124
Dengan Beban Gempa SNI-1726-2002 statik
periode 500 tahun 1,026
- SNI-1726-2002 dinamik
periode 500 tahun 1,022
0,00527 RSNI-1726-2010 statik
periode 500 tahun 1,026
- RSNI-1726-2010 dinamik
periode 500 tahun 1,007
0,00696 Pd T-14-2004-A statik
periode 50 thn 1,584
- Pd T-14-2004-A statik
periode 100 thn 1,471
-
Tabel 12. Hasil analisis safety factor dan displacement pada lokasi P 30.
Kriteria Safety Factor
Displacement m
Tanpa Beban Gempa 3,768
Dengan Beban Gempa SNI-1726-2002 statik
periode 500 tahun 1,164
- SNI-1726-2002 dinamik
periode 500 tahun 1,163
0,00825 RSNI-1726-2010 statik
periode 500 tahun 1,163
- RSNI-1726-2010 dinamik
periode 500 tahun 1,162
0,01091 Pd T-14-2004-A statik
periode 50 thn 1,808
- Pd T-14-2004-A statik
periode 100 thn 1,675
-
79
Dari hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat bahwa safety factor bendungan sebelum terjadinya gempa masih aman, karena syarat safety factor untuk bendungan urugan tanah harus
melebihi 1,25 Bowles, 1989 . Sedangkan untuk hasil analisis stabilitas bendungan setelah diberikan beban gempa hasil analisis safety factor-nya masih bervariasi, hasil analisis gempa berupa safety factor
pada semua titik pengamatan yang menggunakan acuan SNI-1726-2002 dan RSNI-1726-2010 hasilnya masih di bawah 1,25 , artinya bendungan tidak dapat menahan beban gempa dengan periode ulang 500
tahun 588 gal, sedangkan analisis gempa menggunakan Pd T-14-2004-A untuk periode ulang 50 dan 100 tahun pada semua titik pengamatan safety factor-nya sudah di atas 1,25 yang berarti bahwa
bendungan dapat menahan beban gempa dengan periode ulang 50 tahun 228,8 gal dan 100 tahun 271,7 gal. Analisis stabilitas bendungan dengan beban gempa dilakukan dengan dua analisis, yakni
analisis statik dan analisis dinamik. Analisis statik mengasumsikan bahwa beban gempa diberikan pada sekali dorongan, sedangkan analisis dinamik mengasumsikan bahwa beban gempa diberikan secara
periodik. Pada analisis kestabilan bendungan tipe urugan dengan perhitungan beban gempa, analisis beban gempa secara dinamik memberikan dampak yang lebih besar terhadap kestabilan bendungan
dibandingkan dengan analisis beban gempa secara statik, hal ini dilihat dari nilai safety factor hasil analisis dinamik yang lebih kecil dari analisis statik. Hal ini dikarenakan beban gempa yang diberikan
secara periodik pada analisis dinamik menimbulkan perubahan tekanan air freatik pada tubuh bendungan sehingga mempengaruhi stabilitas bendungan.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan tahanan bendungan, cara pertama adalah dengan membuat permukaan hilir bendungan menjadi lebih landai. Cara lainnya adalah dengan
memasang soil nail pada permukaan hilir bendungan. Pemasangan soil nail pada permukaan hilir bendungan maka akan mencegah perluasan bidang longsor yang mungkin terjadi.
80
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian mengenai analisis struktur Bendungan Krenceng dengan menggunakan program Geo Studio 2007 dan SAP2000 menghasilkan beberapa kesimpulan,yaitu :
- Analisis struktur bendungan pada kondisi muka air yang baru dengan hasil safety factor pada
lokasi P10 sebesar 3,816 , lokasi P12 sebesar 3,124 dan lokasi P30 sebesar 3,768 dinilai aman 1,25 .
- Analisis struktur bendungan dengan beban gempa yang mengacu pada Pd T-14-2004-A periode
ulang 50 dan 100 tahun pada semua titik pengamatan dengan hasil safety factor berkisar antara 1,471
– 1,917 dinilai aman 1,25, sehingga dapat disimpulkan bendungan kuat menahan beban gempa dengan periode ulang 50 dan 100 tahun.
- Analisis struktur bendungan dengan beban gempa yang mengacu pada SNI-1726-2002 dan
RSNI-1726-2010 untuk periode ulang gempa 500 tahun pada semua titik pengamatan dengan hasil safety factor berkisar antara 1,007
– 1,229 dinilai tidak aman 1,25 , sehingga dapat disimpulkan bahwa bendungan tidak kuat menahan beban gempa dengan periode ulang 500
tahun.
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dalam penelitian kali ini adalah : -
Penelitian ini lebih menitikberatkan pada analisis data sekunder. Oleh karena itu, perlu adanya data aktual yang terbaru untuk menghasilkan keakuratan yang lebih optimal.
- Ada beberapa cara untuk meningkatkan kekuatan tahanan bendungan sebagai upaya mitigasi
bencana akibat gempa, cara pertama adalah dengan membuat permukaan hilir bendungan menjadi lebih landai. Cara lainnya adalah dengan membuat soil nail pada permukaan hilir
bendungan. Pemasangan soil nail pada permukaan hilir bendungan maka akan mencegah perluasan bidang longsor yang mungkin terjadi.