Analisis Biaya dan Kelayakan Finansial 1. Analisis Biaya
17
musim tanam. Jumlah panen yang tinggi biasanya pada bulan Mei, Juni, Juli, dan pada saat mendekati hari raya Idul Fitri. Perkiraan hari kerja adalah 26 hari dalam satu bulan.
Proses penggilingan dimulai dari pemecahan kulit dengan memakai mesin pemecah kulit huller. Pemecahan kulit biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Setelah proses
pemecahan kulit dilanjutkan dengan proses pemutihan beras dengan memakai mesin pemutih polisher. Proses pemecahan kulit dilakukan hanya satu kali dan beras yang diperoleh tidak
dipisahkan berdasarkan ukuran beras. Beras kepala, beras patah dan menir yang dihasilkan oleh proses penggilingan seluruhnya ditimbang untuk mengukur besarnya biaya yang
dikenakan ke pemilik beras. Rendemen giling rata-rata yang dihasilkan pada unit penggilingan padi adalah
63.76. Nilai rendemen tersebut terdiri dari beras kepala, beras patah, dan menir yang ikut tercampur. Jika menir tidak dimasukan dalam perhitungan rendemen tersebut, maka nilai
rendemen giling yang diperoleh akan lebih rendah lagi. Rendahnya rendemen giling tersebut dipengaruhi karena faktor keadaan mesin-mesin penggilingan yang ada pada penggilingan
tersebut sudah melewati nilai ekonomisnya sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Selain itu varietas padi yang digiling dan kondisi gabah yang akan digiling kadar air,
kemurnian gabah, dan sebagainya juga mempengaruhi rendemen giling. Kondisi gabah yang baik biasanya terjadi pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan banyak terjadi gabah
kosong sehingga rendemen gabah menurun.
4.2. Analisis Biaya dan Kelayakan Finansial 4.2.1. Analisis Biaya
Setiap usaha yang telah beroperasi pasti mengeluarkan sejumlah biaya untuk menjalankannya dan menjual suatu barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan temasuk
dalam menjalankan usaha pelayanan jasa pengilinggan padi. Berdasarkan pengamatan harian dan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan usaha penggilingan padi di
Kelurahan Situ Gede dapat dianalisis total biaya yang dikeluarkan, penerimaan, biaya pokok penggilingan dan titik impas.
Selama usaha penggilingan padi berjalan terdapat sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik penggilingan padi antara lain biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya
tetap adalah biaya yang secara rutin dikeluarkan setiap tahun dan nilainya relatif sama. Biaya tetap yang terdapat pada usaha penggilingan padi antara lain penyusutan bangunan, lantai
jemur, mesin-mesin penggilingan, timbangan, dan pajak bumi dan bangunan PBB. Pembayaran pajak bumi dan bangunan PBB digabung dengan pajak yang dikenakan ke
rumah tinggal pemilik penggilingan padi. Pajak yang dikenakan ke penggilingan diasumsikan sebesar 50 dari total biaya pajak.
Biaya awal pembangunan bangunan dan lantai jemur diperkirakan sebesar Rp.60,000,000,-. Biaya pembelian mesin huller dan polisher diperkirakan sebesar
Rp. 9,800,000,- .
18
Gambar 4. Huller
Gambar 5. Polisher Untuk menggerakan huller dan polisher dibutuhkan dua mesin penggerak yaitu
mesin diesel Kubota 8.5 PK untuk menggerakan huller merk LM 24 sebesar 7.4 PK dan mesin diesel Kubota 16 PK untuk menggerakan polisher merk N-70 F sebesar 14 PK.
Gambar 6. Motor Pengerak
19
Biaya pembelian timbangan beras 500 kg sebesar Rp. 1,500,000,-. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh penggilingan padi sebesar Rp. 5,041,871,-tahun. Perhitungan dan nilai
biaya tetap yang terjadi terdapat pada Lampiran 2.
Gambar 7. Timbangan Beras Biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung jumlah jam
kerja mesin dan banyaknya produk yang dihasilkan. Biaya tidak tetap mencakup biaya bahan bakar mesin, biaya pelumas, upah tenaga kerja, dan biaya perawatan dan perbaikan mesin-
mesin penggilingan padi. Mesin-mesin yang terdapat di penggilingan padi ini terdiri dari huller, polisher dan
dua mesin penggerak diesel. Mesin penggerak memerlukan bahan bakar berupa solar untuk beroperasi. Harga solar yang digunakan adalah harga solar pada saat dilakukan pengamatan
yaitu Rp.4,500,-liter. Jenis pelumas yang dipakai pada kedua motor ini sama yang berbeda hanya banyaknya penggunaan pelumas dikarenakan perbedaan tenaga motor. Perkiraan
pemakaian pelumas untuk motor diesel Kubota 8.5 PK adalah 3 literbulan dan motor Kubota 16 PK adalah 6 literbulan. Harga pelumas yang dipakai adalah Rp. 20,000,-liter. Tenaga
kerja yang terdapat dipenggilingan padi sebanyak dua orang dan upah masing-masing tenaga kerja sebesar Rp. 20,000,-hari kerja. Setiap tahun dilakukan pergantian suku cadang dan
perawatan motor. Pada huller dan polisher dilakukan pergantian rubber roll. Harga rubber roll adalah Rp. 200,000set. Pergantian rubber roll ini bergantung pada banyaknya gabah yang
digiling. Pergantian dilakukan setiap dua puluh ton gabah digiling. Pada polisher selain dilakukan pergantian rubber roll secara rutin juga dilakukan pergantian ayakan polisher.
Harga satu set ayakan polisher adalah Rp. 20,000.-. Ayakan polisher diganti setiap 25 ton gabah digiling. Selain itu terdapat beberapa pergantian suku cadang lain. Pergantian
diperkirakan dilakukan setiap 25 ton gabah yang digiling dan diperkirakan memerlukan biaya Rp. 350,000,-. Perawatan dan perbaikan motor penggerak juga dilakukan sebanyak dua kali
setahun dengan perkiraan sekali perbaikan yaitu Rp. 400,000,- dan upah montir sebesar Rp. 250,000,-. Total biaya tidak tetap yang dikeluarkan penggilingan padi tersebut sebesar Rp.
36,619.584jam kerja atau Rp. 31,991,221.765tahun. Perkiraan jumlah gabah yang digiling dan jam kerja mesin penggilingan padi ini
dalam setahun berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama satu musim tanam. Dalam setahun terdapat 2-3 kali musim tanam dan hasil panen yang dihasilkan per musim tanam
relatif sama. Jumlah giling dalam setahun diperkirakan sebesar 202.936 ton GKG.
Upah giling penggilingan padi biasanya berbeda-beda tergantung kebijakan pemilik penggilingan padi. Pada penggilingan milik bapak Kardi dikenakan bayaran sebesar 1 : 10,
20
maksudnya untuk 10 kg beras yang dihasilkan dikenakan biaya giling sebesar 1 kg beras. Harga beras yang berlaku adalah harga beras selama penulis melakukan penelitian. Apabila
dibayarkan menggunakan uang maka biaya penggilingan sebesar Rp. 550.-kg beras yang dihasilkan. Pembayaran dapat dilakukan dengan uang atau beras yang dihasilkan diberikan ke
penggilingan. Biasanya petani langsung membayar biaya giling dengan uang, tetapi jika petani tidak mempunyai uang, mereka dapat memberikan beras kepada penggilingan dan beras
tersebut dapat diambil kembali jika petani telah memiliki cukup uang untuk melunasi biaya giling.
Total biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan selama setahun adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap selama setahun. Total biaya yang dikeluarkan penggilingan
padi tersebut selama setahun sebesar Rp. 37,033,093.194. Dari total biaya dan jumlah beras yang dihasilkan selama setahun dapat dihitung biaya pokok tiap satu kilogram beras yang
dihasilkan. Biaya giling yang ditetapkan oleh penggilingan harus lebih besar dari biaya pokok tiap satu kilogram beras yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar penggilingan dapat
memperoleh keuntungan dari usahanya. Berdasarkan perhitungan didapat biaya pokok tiap kilogram beras yang dihasilkan sebesar Rp. 283.8. Nilai ini lebih kecil dari biaya giling yang
ditentukan oleh penggillingan sebesar Rp. 550,-, maka penggilingan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 266.2kg beras.
Titik impas Break Even Point adalah saat dimana jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan titik impas penggilingan padi
diperoleh nilai sebesar 139.19 jamtahun atau 35,342.784 kg GKGtahun. Jika penggilingan tidak ingin mendapatkan kerugian, penggilingan minimal beroperasi selama 139.19 jam
setahun atau menggiling gabah sebanyak 35,342.784 kg GKGtahun. Perhitungan biaya dan
titik impas terdapat pada lampiran 4.