20
maksudnya untuk 10 kg beras yang dihasilkan dikenakan biaya giling sebesar 1 kg beras. Harga beras yang berlaku adalah harga beras selama penulis melakukan penelitian. Apabila
dibayarkan menggunakan uang maka biaya penggilingan sebesar Rp. 550.-kg beras yang dihasilkan. Pembayaran dapat dilakukan dengan uang atau beras yang dihasilkan diberikan ke
penggilingan. Biasanya petani langsung membayar biaya giling dengan uang, tetapi jika petani tidak mempunyai uang, mereka dapat memberikan beras kepada penggilingan dan beras
tersebut dapat diambil kembali jika petani telah memiliki cukup uang untuk melunasi biaya giling.
Total biaya yang dikeluarkan oleh penggilingan selama setahun adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap selama setahun. Total biaya yang dikeluarkan penggilingan
padi tersebut selama setahun sebesar Rp. 37,033,093.194. Dari total biaya dan jumlah beras yang dihasilkan selama setahun dapat dihitung biaya pokok tiap satu kilogram beras yang
dihasilkan. Biaya giling yang ditetapkan oleh penggilingan harus lebih besar dari biaya pokok tiap satu kilogram beras yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar penggilingan dapat
memperoleh keuntungan dari usahanya. Berdasarkan perhitungan didapat biaya pokok tiap kilogram beras yang dihasilkan sebesar Rp. 283.8. Nilai ini lebih kecil dari biaya giling yang
ditentukan oleh penggillingan sebesar Rp. 550,-, maka penggilingan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 266.2kg beras.
Titik impas Break Even Point adalah saat dimana jumlah penerimaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan perhitungan titik impas penggilingan padi
diperoleh nilai sebesar 139.19 jamtahun atau 35,342.784 kg GKGtahun. Jika penggilingan tidak ingin mendapatkan kerugian, penggilingan minimal beroperasi selama 139.19 jam
setahun atau menggiling gabah sebanyak 35,342.784 kg GKGtahun. Perhitungan biaya dan
titik impas terdapat pada lampiran 4.
4.2.2. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan cara perhitungan tiga macam analisis, antara lain dengan cara perhitungan Net Present Value NPV, Imternal Rate of
Return IRR, dan perhitungan gross BC ratio. Perhitungan analisis kelayakan finansial menggunakan hasil perhitungan pada analisis biaya, upah penggilingan, dan jumlah gabah
yang digiling per tahun pada tingkat bunga 14tahun BNI rate tahun 2010. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai net present value NPV sebesar
Rp. 168,628,529.933, nilai internal rate of return IRR sebesar 40.11 , dan nilai gross BC ratio sebesar 1.50. Bersadarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penggilingan padi milik
bapak Kardi layak dari segi finansial. Hal ini dikarenakan nilai NPV, IRR, dan gross BC ratio memenuhi syarat kelayakan finansial, yaitu nilai NPV lebih besar dari nol, nilai IRR lebih
besar dari discount rate yang berlaku 14, dan nilai gross BC ratio lebih besar dari satu. Perhitungan analisis kelayakan finansial dapat dilihat pada lampiran 5.
4.3. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mempelajari kemungkinan terjadinya perubahan pada salah satu komponen biaya. Komponen biaya yang digunakan adalah biaya-
biaya yang cepat berubah karena pengaruh keadaan sosial, politik, dan ekonomi dan dapat mempengaruhi jumlah biaya yang dikeluarkan serta dapat menimbulkan resiko pada
21
penggilingan padi. Untuk studi penelitian ini, komponen biaya yang digunakan untuk perhitungan analisis sensitivitas adalah harga solar, upah tenaga kerja, dan jumlah giling
tahunan. Harga solar sangat mudah berubah dikarenakan berkurangnya cadangan minyak
bumi dan naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM akan menyebabkan naiknya berbagai macam komoditas di pasaran. Hal ini menimbulkan kenaikan upah tenaga kerja.
Perubahan kedua komponen biaya tersebut dapat mempengaruhi biaya operasional penggilingan padi. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk memperkirakan
perubahan biaya dan resiko yang mungkin dapat terjadi. Selain itu jumlah giling tahunan juga dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha penggilingan. Apabila terjadi penurunan jumlah
giling tahunan, jumlah beras yang dihasilkan juga menurun mengakibatkan pendapatan yang didapat pengilingan akan menurun dan dimungkinkan dapat mengakibatkan penggilingan
mengalami kerugian. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap beberapa kondisi yang mungkin terjadi
antara lain : a.
Kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 15, 30, 45, dan 60 dari harga yang berlaku Rp. 4,500liter. Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap disajikan pada
Tabel 1. Tabel 1. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Harga Solar
Kenaikan Harga Solar
NPV IRR
Gross BC Ratio
Titik Impas Rp
jamtahun kg GKGtahun
15 159,963,538.31
38.93 1.46
139.19 35,342.78
30 151,298,546.69
37.69 1.43
139.19 35,342.78
45 142,633,555.06
36.37 1.39
139.19 35,342.78
60 133,968,563.44
34.96 1.36
139.19 35,342.78
Gambar 8. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Harga Solar 159.96
151.30 142.63
133.97 130
135 140
145 150
155 160
165
15 30
45 60
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Harga Solar
22
Gambar 9. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Harga Solar
Gambar 10. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Harga Solar Pada tabel dan grafik hubungan NPV dengan kenaikan harga solar dapat diketahui
apabila harga bahan bakar solar meningkat akan menurunkan nilai NPV penggilingan padi. Penurunan nilai NPV disebabkan karena kenaikan harga bahan bakar solar
menyebabkan meningkatnya biaya yang dikeluarkan penggilingan tersebut dan akibatnya keuntungan yang diperoleh juga berkurang. Akan tetapi kenaikan harga bahan bakar solar
tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan harga
solar mencapai 60 dari harga normal, pemilik penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingan yang didirikan.
Kenaikan harga solar juga menurunkan nilai IRR penggilingan padi. Akan tetapi kenaikan harga bahan bakar solar tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi.
Apabila harga solar meningkat sampai 60 dari harga normal, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar daripada nilai suku bunga yang berlaku 14. Oleh karena itu, apabila
pemilik meminjam uang ke bank untuk mendirikan penggilingannya, pemilik penggilingan mampu membayar bunga pinjamannya dan masih mendapatkan keuntungan
dari usaha penggilingannya. 38.93
37.69 36.37
34.96
25 27
29 31
33 35
37 39
41
15 30
45 60
IR R
Kenaikan Harga Solar
1.46 1.43
1.39 1.36
1.34 1.36
1.38 1.40
1.42 1.44
1.46 1.48
15 30
45 60
G r
o ss
B C
R ati
o
Kenaikan Harga Solar
23
Selain itu peningkatan harga bahan bakar akan menurunkan nilai gross BC ratio penggilingan padi. Akan tetapi kenaikan harga bahan bakar solar tidak mempengaruhi
kelayakan penggilingan padi. Apabila harga solar meningkat sampai 60 dari harga normal, nilai gross BC ratio masih lebih besar dari satu. Oleh karena itu, penggilingan
padi masih mendapatkan keuntungan meskipun harga bahan bakar solar meningkat hingga 60.
Pada saat terjadi kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 60, jam kerja dan produksi penggilingan masih jauh berada diatas titik impas, sehingga pemilik
penggilingan masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingan tersebut. b.
Kenaikan upah tenaga kerja sebesar 20, 30, 40, dan 50 dari upah normal Rp.20,000oranghari. Hasil perhitungan analisis sensitivitas terhadap kenaikan upah
tenaga kerja disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Upah Tenaga Kerja
Kenaikan Upah NPV
IRR Gross BC
Ratio Titik Impas
Rp. jamtahun
kg GKGtahun 20
151,106,907.46 37.67
1.42 139.19
35,342.78 30
142,346,096.22 36.32
1.39 139.19
35,342.78 40
133,585,284.98 34.91
1.36 139.19
35,342.78 50
124,824,473.74 33.74
1.33 139.19
35,342.78
Gambar 11. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Upah
151.11 142.35
133.59 124.82
- 20
40 60
80 100
120 140
160
10 20
30 40
50 60
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Upah
24
Gambar 12. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Upah
Gambar 13. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Upah Pada tabel dan grafik hubungan NPV dengan kenaikan upah dapat diketahui
apabila upah tenaga kerja meningkat akan menurunkan nilai NPV penggilingan padi. Akan tetapi kenaikan upah tenaga kerja tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan
padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Kenaikan upah tenaga kerja juga dapat menurunkan nilai IRR penggilingan padi. Akan
tetapi kenaikan upah tenaga kerja tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai IRR yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nilai suku bunga
yang berlaku 14. Selain itu kenaikan upah tenaga kerja dapat menurunkan nilai gross BC ratio penggilingan padi. Akan tetapi kenaikan harga upah tenaga kerja tidak
mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai gross BC ratio yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil nol.
Pada saat terjadi kenaikan upah tenaga kerja mencapai 50, jam kerja dan produksi penggilingan masih jauh berada diatas titik impas, sehingga pemilik
penggilingan masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingan tersebut. 37.67
36.32 34.91
33.74 30
31 32
33 34
35 36
37 38
39
10 20
30 40
50 60
IR R
Kenaikan Upah
1.42 1.39
1.36 1.33
1.00 1.05
1.10 1.15
1.20 1.25
1.30 1.35
1.40 1.45
10 20
30 40
50 60
G r
o ss
B C
R ati
o
Kenaikan Upah
25
c. Perpaduan kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 15, 30, 45, dan 60 dari harga
normal Rp.4,500liter dan kenaikan upah tenaga kerja sebesar 50 dari upah normal Rp.20,000oranghari. Hasil perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Upah 50 dan Harga Solar Kenaikan Harga
Solar Kenaikan Upah
NPV IRR
Gross BC Ratio Rp
15 50
116,159,482.12 32.48 1.30
30 50
107,494,490.49 31.12 1.27
45 50
98,829,498.87 29.72
1.24 60
50 90,164,507.25
28.50 1.22
Gambar 14. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Harga Solar pada Kenaikan Upah 50
Gambar 15. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Harga Solar pada Kenaikan Upah 50 116.16
107.49 98.83
90.16
20 40
60 80
100 120
140
20 40
60 80
N P
V R
p d
a la
m sa
tu a
n ju
ta
Kenaikan Harga Solar
32.48 31.12
29.72 28.50
28 29
29 30
30 31
31 32
32 33
33
20 40
60 80
IR R
Kenaikan Harga Solar
26
Gambar 16. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Harga Solar pada Kenaikan Upah 50
Pada tabel dan grafik hubungan NPV dengan kenaikan harga solar dapat diketahui apabila upah tenaga kerja naik mencapai 50 dari upah normal diikuti kenaikan harga
bahan bakar solar mencapai 60 tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Hal ini
berarti apabila upah tenaga kerja naik mencapai 50 dari upah normal diikuti kenaikan harga bahan bakar solar mencapai 60, pemilik penggilingan padi masih mendapatkan
keuntungan dari usaha penggilingan yang didirikan. Apabila upah tenaga kerja naik mencapai 50 dari upah normal diikuti kenaikan
harga bahan bakar solar mencapai 60, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar daripada nilai suku bunga yang berlaku 14. Oleh karena itu, apabila pemilik
meminjam uang ke bank untuk mendirikan penggilingannya, pemilik penggilingan mampu membayar bunga pinjamannya dan masih mendapatkan keuntungan dari usaha
penggilingannya. Apabila upah tenaga kerja naik mencapai 50 dari upah normal diikuti kenaikan
harga bahan bakar solar mencapai 60, nilai gross BC ratio masih lebih besar dari satu. Oleh karena itu, penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan meskipun upah
tenaga kerja naik mencapai 50 dari upah normal diikuti kenaikan harga bahan bakar solar mencapai 60.
d. Penurunan jumlah giling tahunan sebesar 15, 20, 25 dan 30. Hasil perhitungan
analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Giling
Penurunan Jumlah Giling
NPV IRR
Gross BC Ratio
Titik Impas Rp
jamtahun kg GKGtahun
15 109,697,952.54
31.47 1.34
139.19 35,342.78
20 90,054,426.74
28.49 1.28
139.19 35,342.78
25 70,410,900.95
25.37 1.23
139.19 35,342.78
30 45,221,240.49
21.66 1.15
139.19 35,342.78
1.30 1.27
1.24 1.22
1.20 1.22
1.24 1.26
1.28 1.30
1.32
20 40
60 80
G ro
ss B
C R
a ti
o
Kenaikan Harga Solar
27
Gambar 17. Grafik Hubungan NPV dengan Penurunan Jumlah Giling
Gambar 18. Grafik Hubungan IRR dengan Penurunan Jumlah Giling
Gambar 19. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Penurunan Jumlah Giling Pada tabel dan grafik dapat diketahui apabila terjadi penurunan jumlah giling
mencapai 30 tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Oleh karena itu, meskipun
109.70 90.05
70.41 45.22
20 40
60 80
100 120
15 20
25 30
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Penurunan Jumlah Giling Tahunan
31.47 28.49
25.37
21.66 5
10 15
20 25
30 35
15 20
25 30
IR R
Penurunan Jumlah Giling Tahunan
1.34 1.28
1.23 1.15
1 1.05
1.1 1.15
1.2 1.25
1.3 1.35
1.4
15 20
25 30
G ro
ss B
C R
a ti
o
Penurunan Jumlah Giling Tahunan
28
terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30, pemilik penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingan yang didirikan.
Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar daripada nilai suku bunga yang berlaku 14. Oleh karena
itu, apabila pemilik meminjam uang ke bank untuk mendirikan penggilingannya, pemilik penggilingan mampu membayar bunga pinjamannya dan masih mendapatkan keuntungan
dari usaha penggilingannya. Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30, nilai gross BC
ratio masih lebih besar dari satu. Penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan meskipun terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30. Pada saat terjadi
penurunan jumlah giling tahunan sampai 30 dari jumlah giling normal, jam kerja dan produksi penggilingan masih berada diatas titik impas, sehingga pemilik penggilingan
masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingan tersebut. e.
Perpaduan penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dari jumlah giling normal dengan kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 15, 30, 45, dan 60 dari harga
normal Rp.4,500liter. Hasil perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Giling Tahunan 30 dengan
Kenaikan Harga Solar Penurunan
Jumlah Giling Kenaikan
Harga Solar NPV
IRR Gross BC Ratio
Rp 30
15 44,701,881.01
21.57 1.14
30 30
38,636,386.88 20.48
1.12 30
45 34,924,160.04
19.72 1.11
30 60
26,505,398.61 17.97
1.08
Gambar 20. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30
44.70 38.64
34.92 26.51
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
15 30
45 60
75
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Harga Solar
29
Gambar 21. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan
Jumlah Giling 30
Gambar 22. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30
Pada tabel dan grafik hubungan NPV dengan kenaikan harga solar dapat diketahui apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan harga
bahan bakar solar mencapai 60 tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Hal ini
berarti apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan harga bahan bakar solar mencapai 60, pemilik penggilingan padi masih mendapatkan
keuntungan dari usaha penggilingan yang didirikan. Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan
harga bahan bakar solar mencapai 60, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar daripada nilai suku bunga yang berlaku 14. Oleh karena itu, apabila pemilik
meminjam uang ke bank untuk mendirikan penggilingannya, pemilik penggilingan mampu membayar bunga pinjamannya dan masih mendapatkan keuntungan dari usaha
penggilingannya. Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan
harga bahan bakar solar mencapai 60, nilai gross BC ratio masih lebih besar dari satu. Oleh karena itu, penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan meskipun jumlah
21.57 20.48
19.72 17.97
15.00 16.00
17.00 18.00
19.00 20.00
21.00 22.00
15 30
45 60
75
IR R
Kenaikan Harga Solar
1.14 1.12
1.11 1.08
1.07 1.08
1.09 1.10
1.11 1.12
1.13 1.14
1.15
15 30
45 60
75
G ro
ss B
C R
a ti
o
Kenaikan Harga Solar
30
giling tahunan menurun sampai 20 diikuti meningkatnya harga bahan bakar solar mencapai 60.
f. Perpaduan penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dari jumlah giling normal
dengan upah tenaga kerja sebesar 20, 30, 40, dan 50 dari upah normal Rp. 20,000oranghari. Hasil perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Giling Tahunan Sebesar 30 dengan Kenaikan Upah Tenaga Kerja
Penurunan Jumlah Giling
Kenaikan Upah NPV
IRR Gross BC Ratio
Rp 30
20 33,245,752.67
19.65 1.10
30 30
24,484,941.43 18.48
1.07 30
40 15,724,130.20
17.12 1.05
30 50
6,963,318.96 15.51
1.02
Gambar 23. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Upah pada Penurunan Jumlah Giling 30
Gambar 24. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Upah pada Penurunan Jumlah Giling 30
33.25 24.48
15.72 6.96
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
15 30
45 60
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Upah
19.65 18.48
17.12 15.51
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
15 30
45 60
IR R
Kenaikan Upah
31
Gambar 25. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Upah pada Penurunan Jumlah Giling 30
Pada tabel dan grafik hubungan NPV dengan kenaikan harga solar dapat diketahui apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan harga
upah tenaga kerja mencapai 50 tidak mempengaruhi kelayakan penggilingan padi. Hal ini disebabkan nilai NPV yang diperoleh tidak ada yang lebih kecil dari nol. Hal ini
berarti apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan upah tenaga kerja mencapai 60, pemilik penggilingan padi masih mendapatkan
keuntungan dari usaha penggilingan yang didirikan. Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan
upah tenaga kerja mencapai 50, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar daripada nilai suku bunga yang berlaku 14. Oleh karena itu, apabila pemilik meminjam uang ke
bank untuk mendirikan penggilingannya, pemilik penggilingan mampu membayar bunga pinjamannya dan masih mendapatkan keuntungan dari usaha penggilingannya.
Apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan mencapai 30 diikuti kenaikan upah tenaga kerja mencapai 50, nilai gross BC ratio masih lebih besar dari satu. Oleh
karena itu, penggilingan padi masih mendapatkan keuntungan meskipun jumlah giling tahunan menurun sampai 30 diikuti meningkatnya upah tenaga kerja mencapai 50.
g. Perpaduan penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dari jumlah giling normal
dengan upah tenaga kerja sebesar 40 dan kenaikan harga solar sebesar 15, 30, 45, dan 60 dari harga normal Rp.4,500liter. Hasil perhitungan analisis sensitivitas
disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Giling Tahunan 30 dengan
Kenaikan Upah 40, dan Kenaikan Harga Solar Penurunan
Jumlah Giling Kenaikan
Upah Kenaikan
Solar NPV
IRR Gross BC Ratio
Rp 30
40 15
9,658,636.06 16.04
1.03 30
40 30
3,593,141.92 14.81
1.01 30
40 45
-3,019,610.45 13.57 0.99
30 40
60 -8,537,846.35 12.70
0.98 1.10
1.07 1.05
1.02 1.00
1.02 1.04
1.06 1.08
1.10 1.12
10 20
30 40
50 60
G ro
ss B
C R
a ti
o
Kenaikan Upah
32
Gambar 26. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Harga Solar Pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 40
Gambar 27. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 40
Gambar 28. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 40
Pada tabel dan grafik, dapat diketahui apabila terjadi penurunan jumlah giling mencapai 30 diikuti kenaikan upah tenaga kerja sebesar 40 dan kenaikan harga bahan
9.66 3.59
-3.02 -8.54
-10.00 -5.00
0.00 5.00
10.00 15.00
15 30
45 60
75
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Harga Solar
16.04 14.81
13.57 12.70
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00
15 30
45 60
75
IR R
Kenaikan Harga Solar
1.03 1.01
0.99 0.98
0.97 0.98
0.99 1.00
1.01 1.02
1.03 1.04
15 30
45 60
75
G ro
ss B
C R
a ti
o
Kenaikan Solar
33
bakar solar sebesar 45 menyebabkan usaha penggilingan padi tersebut menjadi tidak layak dari segi finansial. Hal ini disebabkan oleh nilai NPV yang lebih kecil dari nol, nilai
IRR yang lebih kecil dari suku bunga yang berlaku 14, dan nilai gross BC ratio yang lebih kecil dari satu. Pada keadaan tersebut penggilingan akan mengalami kerugian.
Dari hasil perhitungan menggunakan interpolasi didapat NPV bernilai nol pada saat terjadi kenaikan harga solar sebesar 38.15. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dan kenaikan upah sebesar 40, penggilingan akan menjadi tidak layak untuk dijalankan jika diikuti
kenaikan harga solar sebesar 38.15 atau lebih. h.
Perpaduan penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dari jumlah giling normal dengan upah tenaga kerja sebesar 50 dan kenaikan harga solar sebesar 15, 30, 45,
dan 60 dari harga normal Rp.4,500liter. Hasil perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Jumlah Giling Tahunan 30 dengan Kenaikan Upah 50, dan Kenaikan Harga Solar
Penurunan Jumlah Giling
Kenaikan Upah
Kenaikan Solar
NPV IRR
Gross BC Ratio
Rp 30
50 15
897,824.82 14.21
1.00 30
50 30
-5,167,669.32 13.25
0.99 30
50 45
-11,233,163.45 12.23
0.97 30
50 60
-17,298,657.59 11.02
0.95
Gambar 29. Grafik Hubungan NPV dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 50
0.90 -5.17
-11.23
-17.30 -20.00
-15.00 -10.00
-5.00 0.00
5.00
15 30
45 60
75
N P
V R
p d
a la
m s
a tu
a n
ju ta
Kenaikan Harga Solar
34
Gambar 30. Grafik Hubungan IRR dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 50
Gambar 31. Grafik Hubungan Gross BC Ratio dengan Kenaikan Harga Solar pada Penurunan Jumlah Giling 30 dan Kenaikan Upah 50
Pada tabel dan grafik dapat diketahui apabila terjadi penurunan jumlah giling mencapai 30 diikuti kenaikan upah tenaga kerja sebesar 50 dan kenaikan harga bahan
bakar solar sebesar 30 menyebabkan usaha penggilingan padi tersebut menjadi tidak layak dari segi finansial. Hal ini disebabkan oleh nilai NPV yang lebih kecil dari nol, nilai
IRR yang lebih kecil dari suku bunga yang berlaku 14, dan nilai gross BC ratio yang lebih kecil dari satu. Pada keadaan tersebut penggilingan tidak layak untuk dijalankan
karena akan memberikan kerugian terhadap pemilik penggilingan. Dari hasil perhitungan menggunakan interpolasi didapat NPV bernilai nol pada
saat terjadi kenaikan harga solar sebesar 17.22. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan apabila terjadi penurunan jumlah giling tahunan sebesar 30 dan kenaikan
upah sebesar 50, penggilingan akan menjadi tidak layak untuk dijalankan jika diikuti kenaikan harga solar sebesar 17.22 atau lebih.
14.21 13.25
12.23 11.02
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00
15 30
45 60
75
IR R
Kenaikan Harga Solar
1.00 0.99
0.97 0.95
0.95 0.96
0.97 0.98
0.99 1.00
1.01
15 30
45 60
75
G ro
ss B
C R
a ti
o
Kenaikan Solar
35
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga bahan bakar solar, kenaikan upah tenaga kerja, dan penurunan jumlah giling tahunan,serta perpaduan masing-
masing komponen tersebut, dapat disimpulkan penggilingan padi menjadi tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
1. Perpaduan penurunan jumlah giling sebesar 30 dengan kenaikan upah tenaga kerja
sebesar 40 diikuti kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 38.15 atau lebih. 2.
Perpaduan penurunan jumlah giling sebesar 30 dengan kenaikan upah tenaga kerja sebesar 50 diikuti kenaikan harga bahan bakar solar sebesar 17.22 atau lebih.
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan