12.94 Analisis Karakteristik Wilayah Jelajah Owa Jawa (Hylobates Moloch) Di Resor Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Tnghs)
Jelajah Harian
Setiap kelompok owa jawa di Resor Cikaniki memiliki karakteristik yang berbeda. Kelompok B memiliki jarak dan luas jelajah harian yang paling besar
dibandingkan kelompok lainnya. Kerapatan pohon pakan yang kecil menjadi penyebabnya. Ketersediaan pakan lebih tersebar berjauhan antar setiap pohon
sehingga kelompok B harus bergerak lebih jauh untuk mencapai pohon pakannya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jarak jelajah harian primata semakin
panjang jika kerapatan pohon pakan rendah Terborgh 1983. Bartlett 2009 juga menjelaskan bahwa white-handed gibbon Hylobates lar menjelajah lebih luas
ketika ketersediaan pakan berkurang. Selain itu, faktor umur dari individu dewasa owa jawa kemungkinan juga berpengaruh terhadap jarak dan luas jelajah harian.
Kumis dan Keti diduga merupakan pasangan paling muda dibandingkan kelompok A. Pergerakan mereka sangat cepat dan waktu aktif mereka lebih lama
dibandingkan Aris dan Ayu.
Pergerakan kelompok A dan B sering terdeteksi di areal looptrail, namun aktivitas pengunjung sering ditemukan di wilayah jelajah kelompok A. Oleh karena
itu, kelompok A cenderung tidak terlalu aktif bergerak yang kemungkinan bertujuan untuk menghindari gangguan dari pengunjung. Pergerakan ketiga
kelompok owa jawa terlihat sering memanfaatkan areal sekitar sungai. Areal yang sering dikunjungi tersebut diduga memiliki ketersediaan dan keragaman pakan
yang cukup besar dibandingkan areal lain. Matsuda et al. 2009 menjelaskan bahwa areal sekitar sungai adalah kawasan yang sering dimanfaatkan oleh primata karena
ketersediaan pakan yang tinggi dan untuk mengurangi resiko terhadap predator.
Setiap kelompok memiliki kecenderungan yang sama terkait perbedaan luas jelajah harian terkecil dan terbesar. Faktor penting yang berpengaruh adalah cuaca
dan curah hujan. Ketika cuaca mendung, owa jawa seringkali bersuara. Hal tersebut bertujuan untuk mengumpulkan anggota keluarga untuk bersama-sama mencari
tempat berlindung dalam satu pohon yang sama. Mereka biasanya akan menghentikan aktivitasnya dan berlindung di satu pohon dalam waktu yang cukup
lama hingga cuaca cerah kembali. Hal inilah yang mengakibatkan luas jelajah harian mereka kecil. Hal ini seperti yang terjadi pada H. lar dan siamang
Raemaekers 1980. Jika mereka sedang terancam oleh predator dan musuh, owa jawa juga akan berkumpul dalam satu pohon untuk berlindung.
Hal tersebut berbeda ketika cuaca cerah dan curah hujan rendah owa jawa akan leluasa untuk menjelajah mencari pakan, sehingga mereka sering berpindah
pohon. Freeland 1980 juga menjelaskan bahwa ketika curah hujan rendah, infestasi parasit yang berasal dari material kotoran hewan akan mengancam
populasi primata. Oleh karena itu, mereka akan bergerak lebih jauh untuk menghindar dari serangan parasit. Ketika curah hujan tinggi, maka kotoran tersebut
akan tercuci bersih oleh air. Hal tersebut kemungkinan juga terjadi pada owa jawa.
Pergerakan individu jantan dan betina dewasa pada kelompok owa jawa di Resor Cikaniki biasanya bergerak secara beriringan. Reichard dan Sommer 1997
melaporkan bahwa setiap anggota kelompok pada H. lar seringkali berada pada jarak 0-50 m. Mereka jarang berada pada jarak lebih dari 50 m, kecuali individu
remaja. Hal ini yang mengakibatkan jarak dan luas jelajah harian antara individu jantan dewasa dan betina dewasa pada ketiga kelompok owa jawa tersebut tidak
berbeda secara signifikan.