29.41 Analisis Karakteristik Wilayah Jelajah Owa Jawa (Hylobates Moloch) Di Resor Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Tnghs)
Gambar 11 Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti kelompok A, B dan S
Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti cukup tinggi Gambar 11. Seluruh pohon yang sering dikunjungi merupakan pohon pakan dan pohon
tidur. Keberadaan daerah inti salah satunya dipengaruhi oleh kondisi fenologi dari pohon pakan. Rerata nilai fenologi pohon pakan pada daerah inti sebesar 2.3 nilai
fenologi pohon pakan pada kelompok A = 2.7; B = 2.3 dan S = 2.0 Tabel 8. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah buah pada pohon pakan di daerah inti sekitar
26-50. Kondisi fenologi pohon pakan pada kelompok A lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Daerah inti pada ketiga kelompok tersebut menunjukkan bahwa keberadaan liana dan buah Ficus sangat penting. Sebagian besar dari pohon yang sering
dikunjungi tersebut merupakan liana yang berada pada pohon rasamala Altingia excelsa atau pasang Quercus oidocarpa. Ficus kisigung Ficus villosa
merupakan salah satu liana dan tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi oleh ketiga kelompok owa jawa di Resor Cikaniki pada saat penelitian ini dilakukan.
Pohon pakan yang sering dikonsumsi berbeda antar kelompok owa jawa yaitu pada kelompok A adalah kecapi Sandorium koetjapi, ki dage Bruinsmia
styracoides dan teureup Artocarpus elasticus; pada kelompok B adalah ficus pohon Artocarpus nitidus dan ki dage; dan pada kelompok S adalah culak ketan
Chrysophyllum roxburghii, ficus pohon, ki dage dan ki terong Symplocos cochichinensis. Adapun pohon tidur yang sering digunakan oleh kelompok A
adalah rasamala dan saninten Castanopsis javanica dan pada kelompok B adalah rasamala, sedangkan pada kelompok S adalah pasang Quercus oidocarpa dan
ficus pohon Artocarpus nitidus.
Tabel 8 Daftar pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti kelompok A, B dan S
Kelompok No
Nama Jenis Pohon Pohon yang Sering Dikunjungi
Nama Individu Pohon
Fenologi Jenis Pohon
A 1
Ficus Bulu LFL 21
3.0 Pakan
2
Ficus Kisigung
LFK 26 2.3
Pakan 3
Ficus Oren FO 45
3.7 Pakan
4 Ficus Unknown
LFO 23 2.9
Pakan 5
Kecapi KC 44
1.8 Pakan
6 Ki Dage
KG 62 2.3
Pakan 7
Ki Dage KG 22
2.0 Pakan
8 Liana Buah Ungu
LBU 109 3.6
Pakan 9
Liana Daun Tebal LDT 104
2.4 Pakan
10 Rasamala
RS 240 -
Tidur 11
Rasamala RS 111
- Tidur
12 Saninten
SN 100 -
Tidur 13
Teureup TE 102
1.2 Pakan
Rerata 2.7
B 1
Ficus Besar LFB 52
1.3 Pakan, tidur
2
Ficus Kisigung
LFK 121 2.2
Pakan 3
Ficus Kisigung LFK 14
1.0 Pakan
4 Ficus bulu
LFL 101 2.8
Pakan 5
Ficus Unknown LFO 47
3.3 Pakan
6 Ficus Pohon
FP 21 3.1
Pakan 7
Ficus Pohon FP 101
3.0 Pakan
8 Harendang
HD 2 2.7
Pakan 9
Ki Dage KG 6
2.8 Pakan
10 Rasamala
RS 108 -
Tidur 11
Rasamala RS 119
- Tidur
Rerata 2.3
S 1
Culak Ketan CT 41
1.3 Pakan
2 Ficus Besar
LFB 4 1.7
Pakan 3
Ficus Kisigung LFK 14
1.2 Pakan
4
Ficus Kisigung
LFK 48 2.0
Pakan 5
Ficus Pohon FP 71
1.1 Pakan, tidur
6 Ki Dage
KG 21 2.0
Pakan 7
Ki Terong KT 125
2.3 Pakan
8 Ki Terong
KT 130 1.7
Pakan 9
Liana Tiga Daun LTD 100
3.1 Pakan
10 Liana Tiga Daun
LTD 101 3.7
Pakan 11
Pasang PS 100
- Tidur
Rerata 2.0
Rerata keseluruhan 2.3
Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki TNGHS
fenologi pada pohon pakan jumlah buahbunga : 0 0, 1 1-25, 2 26-50, 3 51-75, 4 76-100
Daerah Teritori
Daerah teritori owa jawa di Resor Cikaniki selalu bersinggungan dengan areal tumpang tindih wilayah jelajah antar kelompok owa jawa Gambar 12. Daerah
teritori suatu kelompok yang ditemukan pada penelitian ini memiliki kecenderungan berada di tepi wilayah jelajah kelompok musuh kelompok owa
jawa yang lain. Sebagai contoh, daerah teritori kelompok A terletak di tepi wilayah jelajah kelompok B. Hal ini menjelaskan bahwa daerah teritori sebagai benteng
pertahanan bagi kelompok A untuk melindungi wilayah jelajah mereka dari
perluasan wilayah jelajah kelompok B. Hal tersebut juga terjadi pada kelompok B dan S.
Gambar 12 Areal tumpang tindih dan daerah teritori kelompok A, B dan S Rerata luas daerah teritori dari tiga kelompok owa jawa adalah 0.57 ha atau
1.71 dari luas wilayah jelajah luas daerah teritori kelompok A = 0.44 ha; B = 0.84 ha dan S = 0.41 ha. Kelompok B memiliki luas daerah teritori yang paling
besar dibandingkan kelompok lainnya. Daerah teritori kelompok tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu daerah teritori yang terletak di areal tumpang tindih antara
kelompok A dan B dan daerah teritori yang terletak di areal tumpang tindih antar kelompok B dan S. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan semakin tinggi
pertemuan encounter dengan kelompok lain, maka luas daerah teritori kelompok tersebut juga semakin besar.
Beberapa pohon yang aktif dipertahankan pada penelitian ini bukan merupakan pohon pakan dan pohon tidur. Pada daerah teritori kelompok A dan B
terlihat jelas bahwa pohon yang aktif dipertahankan tersebut terletak di dekat pohon pakan Gambar 13. Pada dasarnya daerah teritori merupakan bagian dari daerah
inti, namun pada penelitian ini hanya ditemukan di kelompok A dan sebagian di kelompok B. Hal ini karena waktu penelitian yang singkat sehingga tidak semua
daerah inti terbentuk.
Gambar 13 Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah teritori kelompok A, B dan S
Tabel 9 Daftar pohon pakan dan pohon tidur di daerah teritori kelompok A, B dan S
Kelompok No
Nama Jenis Pohon Pohon yang Aktif Dipertahankan
Nama Individu Pohon Jenis Pohon
A 1
Ficus Kisigung LFK 43
Pakan 2
Ki Haji KH 103
- 3
Kokosan Monyet KO 107
- 4
Liana Tiga Daun LTD 104
Pakan 5
Mara Bangkong MB 111
- 6
Rasamala RS 111
Tidur B
1 Bambu
BA 103 Pakan
2 Bambu
BA 104 Pakan
3 Ki Hiur
KHR 118 -
4 Ki Ronyok
KY 139 -
5 Ki Ronyok
KY 137 -
6 Ki Terong
KT 108 Pakan
7 Liana Unknown
LUK 109 -
8 Rasamala
RS 146 -
9 Rasamala
RS 166 -
10 Rasamala
RS 190 -
11 Saninten
SN 108 -
S 1
Ki Dage KG 81
Pakan 2
Ki Dage KG 21
Pakan 3
Kopo KOO 109
- 4
Ficus Unknown LFO 81
Pakan Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki
TNGHS
Jenis pohon pakan yang aktif dipertahankan oleh kelompok A adalah ficus kisigung Ficus villosa dan liana tiga daun; kelompok B adalah bambu dan ki
terong Symplocos cochichinensis; dan kelompok S adalah ki dage Bruinsmia styracoides dan ficus unknown. Adapun jenis pohon tidur yang ditemukan pada
penelitian ini sebagai pohon yang aktif dipertahankan hanya ditemukan pada kelompok A yaitu rasamala Altingia excelsa.
Beberapa jenis pohon yang aktif dipertahankan oleh kelompok A, namun bukan merupakan pohon pakan dan pohon tidur adalah ki haji Dysoxylum
parasiticum, kokosan monyet Antidesma tetrandum dan mara bangkong Macaranga pinnata ; kelompok B adalah ki hiur Castanopsis cuspidata, ki
ronyok Castanopsis acuminatissima, liana unknown, rasamala Altingia excelsa dan saninten Castanopsis javanica; dan kelompok S adalah kopo Tabel 8.
Individu pohon ki haji KH 103, kokosan monyet KO 107, kopo KOO 109, rasamala RS 111, 146, 166 dan 190 dan saninten SN 108 kemungkinan
merupakan pohon pakan dan pohon tidur bagi kelompok owa jawa di luar waktu penelitian ini dilaksanakan Tabel 9.
Pada daerah teritori sering terjadi pertemuan encounter antar kelompok owa jawa. Encounter antar kelompok owa jawa bukan hanya terjadi diantara ketiga
kelompok owa jawa yang menjadi subjek pada penelitian ini, namun kelompok owa jawa yang lain juga melakukan encounter. Kelompok tersebut di antaranya adalah
pada wilayah jelajah kelompok A terdapat kelompok C, Ck dan D; pada kelompok B terdapat kelompok O dan D; dan pada kelompok S ada kelompok O dan W. Hal
tersebut menunjukkan bahwa jika kelompok tersebut diikuti, maka kemungkinan luas daerah teritori kelompok A, B dan S semakin besar.
Pertemuan tersebut terjadi sekitar 1.75 dari total aktivitas harian dimana 90.00 merupakan pertemuan antar kelompok owa jawa. Encounter antar
kelompok owa jawa di Resor Cikaniki didominasi oleh tingkah laku agonistik sebesar 84.72. Tingkah laku tersebut ditunjukkan dengan saling kejar 98.36
dan bahkan terjadi kontak fisik 1.64. Penelitian ini juga menemukan bahwa 93.44 dari tingkah laku agonistik didominasi oleh interaksi antar individu jantan
dewasa Gambar 14.
Encounter juga terjadi antara kelompok owa jawa dan primata lain seperti surili 8.75 dan lutung 1.25. Mereka menjadi kompetitor bagi owa jawa
terutama ketika kondisi fenologi individu pohon pakan tinggi. Selain lutung dan surili, beberapa jenis burung dan tupai juga sering ditemukan mengkonsumsi pakan
yang sama dengan owa jawa. Pada penelitian ini, encounter antara owa jawa dengan surili dan lutung tidak ditemukan di daerah teritori Gambar 15. Hal ini
menjelaskan bahwa daerah teritori owa jawa benar-benar dipertahankan dari kelompok owa jawa maupun primata lain.
Gambar 14 Pertemuan encounter dan tingkah laku agonistik antar kelompok owa jawa
90.00 8.75 1.25
E N C O U N T E R
owa-owa owa-surili
owa-lutung
98.36 1.64
T I N G K A H L A K U A G O N I S T I K
saling kejar saling pukul
Gambar 15 Keberadaan kelompok owa jawa dan primata lain di wilayah jelajah owa jawa
Areal Tumpang Tindih
Rerata luas areal tumpang tindih antar kelompok owa jawa di Resor Cikaniki adalah 2.31 ha atau 6.91 dari luas wilayah jelajah luas areal tumpang
tindih antara kelompok A dan B = 2.59 ha; antara kelompok B dan S = 2.02 ha. Areal tersebut bukan hanya merupakan tumpang tindih wilayah jelajah yang
diperoleh dari analisis spasial, namun berdasarkan pengamatan pada areal tersebut sering terjadi interaksi antar kelompok owa jawa. Hal ini ditunjukkan dengan
seluruh daerah teritori yang cenderung berada di dalam areal tumpang tindih. Areal tumpang tindih antar kelompok A dan B adalah paling luas dibandingkan areal
tumpang tindih antar kelompok B dan S Gambar 12. Penelitian ini menemukan bahwa interaksi antara kelompok A dan B 40.28 juga lebih sering terjadi
dibandingkan antara kelompok B dan S 16.67 Gambar 16.
Gambar 16 Pertemuan encounter antar kelompok owa jawa
40.28 22.22
16.67 12.50
5.56 1.39
1.39 A-B
S-W B-S
A-D A-C
A-Ck S-O
F re
ku e
n si
A kti
v itas
H ar
ian
Pertemuan Antar Kelompok
Interaksi tersebut bukan hanya berupa tingkah laku agonistik, namun juga tingkah laku afiliatif 15.28. Aris dan Kumis sering terlihat duduk dalam satu
pohon yang sama. Aktivitas ini tidak berlangsung lama, biasanya seringkali diikuti oleh tingkah laku saling kejar antara individu jantan dewasa tersebut. Selain duduk
bersama, tingkah laku afiliatif lainnya adalah saling mendekat satu sama lain. Kumis dan Amore pernah berada pada jarak yang dekat sekitar 5 m, namun tidak
lama kemudian Amore dikejar oleh Kumis. Hal tersebut juga terjadi pada Sahri dan Kimkim.
Penggunaan Ruang dalam Strata Pohon
Owa jawa di Resor Cikaniki rerata sering memanfaatkan pohon dengan selang ketinggian 21-30 m Gambar 17. Jenis pohon yang dominan pada
ketinggian tersebut dengan frekuensi lebih dari 5.00 adalah pasang Quercus oidocarpa, puspa Schima wallichii dan rasamala Altingia excelsa Lampiran 2.
Namun selain jenis pohon tersebut, jenis pohon yang dominan pada ketinggian 21- 30 m berbeda antar kelompok owa jawa. Jenis pohon yang dominan pada kelompok
A adalah kecapi Sandorium koetjapi dan ki haji Dysoxylum parasiticum Lampiran 3. Pada kelompok B, jenis pohon yang dominan adalah ki dage
Bruinsimia styracoides dan ki haji Lampiran 4. Adapun pada kelompok S, jenis yang dominan adalah burunungul Castanopsis argentea, ki dage, ki hiur
Castanopsis cuspidata, ki ronyok Castanopsis acuminatissima, dan saninten Castanopsis javanica Lampiran 5.
Gambar 17 Selang ketinggian pohon yang digunakan oleh owa jawa dalam aktivitas harian
Selang ketinggian 11-20 m didominasi oleh jenis hamerang Ficus padana dan bambu. Hamerang merupakan jenis pohon Ficus yang daunnya dikonsumsi
oleh owa jawa di Resor Cikaniki. Adapun pada selang ketinggian 51-60 m, didominasi oleh jenis pohon rasamala dan pasang. Jenis pohon pada ketinggian
tersebut biasanya digunakan oleh jawa sebagai pohon tidur.
Pemilihan selang ketinggian 21-30 m salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan liana yang cukup tinggi sebagai sumber pakan Gambar 18. Liana
4.55 42.17
36.36
12.09 4.64
11-20 21-30
31-40 41-50
51-60 Selang Ketinggian m
F re
ku e
n si
A kti
v itas
H ar
ian
tersebut sebagian besar merupakan buah Ficus 70.86 Gambar 19. Buah tersebut memiliki persentase yang tinggi pada diet owa jawa di Resor Cikaniki yaitu
sebesar 41.75 Gambar 20.
Gambar 18 Tipe tumbuhan yang digunakan oleh owa jawa di Resor Cikaniki
Gambar 19 Jenis Ficus dan non-Ficus pada tumbuhan pakan owa jawa
Gambar 20 Jenis diet owa jawa di Resor Cikaniki
50.14 48.16
1.13 0.56
Pohon Liana
Epifit Bambu
F re
ku e
n si
A kti
v itas
H ar
ian
Tipe Tumbuhan
70.86 0.77
29.14 99.23
L I A N A P O H O N
Ficus Non-Ficus
41.75
27.00 17.59
9.95 3.65
buah Ficus buah non-
Ficus daun muda
bunga serangga
Fr e
kue nsi Akt
iv ita
s Har
ian
Jenis Diet
Owa jawa di Resor Cikaniki rerata memilih lokasi 3B dalam strata pohon untuk melakukan aktivitas hariannya sebesar 67.40 Gambar 21. Selain lokasi
tersebut, lokasi 3A 26.32 dan 4 21.05 juga ditemukan cukup sering digunakan untuk tingkah laku bersuara, sedangkan tingkah laku ekskresi yang
meliputi defekasi dan urinasi seringkali terjadi di lokasi 2 20 dan 3B 66.67.
Perbedaan penggunaan lokasi dalam ruang tajuk pohon antara ketiga kelompok owa jawa terlihat pada tingkah laku bersuara dan ekskresi. Tingkah laku
bersuara sering dilakukan oleh kelompok A pada lokasi 3B 50.00 dan 4 40.00 Gambar 22. Hal serupa juga terjadi pada kelompok S yang memilih
lokasi 3B 42.86 dan 4 42.86, sedangkan pada kelompok B memilih lokasi 3A 50.00 dan 4 37.50 Gambar 23; 24. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
lokasi 4 selalu menjadi preferensi bagi owa jawa untuk melakukan tingkah laku bersuara.
Tingkah laku ekskresi sering dilakukan oleh kelompok A di lokasi 2 20.00, 3A 20.00 dan 3B 60.00, sedangkan kelompok B hanya di lokasi
3B 83.33 dan kelompok S memilih lokasi 2 25.00, 3B 50.00 dan 4 25.00. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketiga kelompok owa jawa memiliki
pereferensi yang tinggi untuk melakukan tingkah laku ekskresi di lokasi 2 dan 3B.
Gambar 21 Pengggunaan ruang dalam strata pohon di Resor Cikaniki kode lokasi pada Gambar 3
Gambar 22 Penggunaan ruang dalam strata pohon di habitat kelompok A kode lokasi pada Gambar 3