29.41 Analisis Karakteristik Wilayah Jelajah Owa Jawa (Hylobates Moloch) Di Resor Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Tnghs)

Gambar 11 Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti kelompok A, B dan S Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti cukup tinggi Gambar 11. Seluruh pohon yang sering dikunjungi merupakan pohon pakan dan pohon tidur. Keberadaan daerah inti salah satunya dipengaruhi oleh kondisi fenologi dari pohon pakan. Rerata nilai fenologi pohon pakan pada daerah inti sebesar 2.3 nilai fenologi pohon pakan pada kelompok A = 2.7; B = 2.3 dan S = 2.0 Tabel 8. Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah buah pada pohon pakan di daerah inti sekitar 26-50. Kondisi fenologi pohon pakan pada kelompok A lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Daerah inti pada ketiga kelompok tersebut menunjukkan bahwa keberadaan liana dan buah Ficus sangat penting. Sebagian besar dari pohon yang sering dikunjungi tersebut merupakan liana yang berada pada pohon rasamala Altingia excelsa atau pasang Quercus oidocarpa. Ficus kisigung Ficus villosa merupakan salah satu liana dan tumbuhan pakan yang sering dikonsumsi oleh ketiga kelompok owa jawa di Resor Cikaniki pada saat penelitian ini dilakukan. Pohon pakan yang sering dikonsumsi berbeda antar kelompok owa jawa yaitu pada kelompok A adalah kecapi Sandorium koetjapi, ki dage Bruinsmia styracoides dan teureup Artocarpus elasticus; pada kelompok B adalah ficus pohon Artocarpus nitidus dan ki dage; dan pada kelompok S adalah culak ketan Chrysophyllum roxburghii, ficus pohon, ki dage dan ki terong Symplocos cochichinensis. Adapun pohon tidur yang sering digunakan oleh kelompok A adalah rasamala dan saninten Castanopsis javanica dan pada kelompok B adalah rasamala, sedangkan pada kelompok S adalah pasang Quercus oidocarpa dan ficus pohon Artocarpus nitidus. Tabel 8 Daftar pohon pakan dan pohon tidur di daerah inti kelompok A, B dan S Kelompok No Nama Jenis Pohon Pohon yang Sering Dikunjungi Nama Individu Pohon Fenologi Jenis Pohon A 1 Ficus Bulu LFL 21 3.0 Pakan 2 Ficus Kisigung LFK 26 2.3 Pakan 3 Ficus Oren FO 45 3.7 Pakan 4 Ficus Unknown LFO 23 2.9 Pakan 5 Kecapi KC 44 1.8 Pakan 6 Ki Dage KG 62 2.3 Pakan 7 Ki Dage KG 22 2.0 Pakan 8 Liana Buah Ungu LBU 109 3.6 Pakan 9 Liana Daun Tebal LDT 104 2.4 Pakan 10 Rasamala RS 240 - Tidur 11 Rasamala RS 111 - Tidur 12 Saninten SN 100 - Tidur 13 Teureup TE 102 1.2 Pakan Rerata 2.7 B 1 Ficus Besar LFB 52 1.3 Pakan, tidur 2 Ficus Kisigung LFK 121 2.2 Pakan 3 Ficus Kisigung LFK 14 1.0 Pakan 4 Ficus bulu LFL 101 2.8 Pakan 5 Ficus Unknown LFO 47 3.3 Pakan 6 Ficus Pohon FP 21 3.1 Pakan 7 Ficus Pohon FP 101 3.0 Pakan 8 Harendang HD 2 2.7 Pakan 9 Ki Dage KG 6 2.8 Pakan 10 Rasamala RS 108 - Tidur 11 Rasamala RS 119 - Tidur Rerata 2.3 S 1 Culak Ketan CT 41 1.3 Pakan 2 Ficus Besar LFB 4 1.7 Pakan 3 Ficus Kisigung LFK 14 1.2 Pakan 4 Ficus Kisigung LFK 48 2.0 Pakan 5 Ficus Pohon FP 71 1.1 Pakan, tidur 6 Ki Dage KG 21 2.0 Pakan 7 Ki Terong KT 125 2.3 Pakan 8 Ki Terong KT 130 1.7 Pakan 9 Liana Tiga Daun LTD 100 3.1 Pakan 10 Liana Tiga Daun LTD 101 3.7 Pakan 11 Pasang PS 100 - Tidur Rerata 2.0 Rerata keseluruhan 2.3 Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki TNGHS fenologi pada pohon pakan jumlah buahbunga : 0 0, 1 1-25, 2 26-50, 3 51-75, 4 76-100 Daerah Teritori Daerah teritori owa jawa di Resor Cikaniki selalu bersinggungan dengan areal tumpang tindih wilayah jelajah antar kelompok owa jawa Gambar 12. Daerah teritori suatu kelompok yang ditemukan pada penelitian ini memiliki kecenderungan berada di tepi wilayah jelajah kelompok musuh kelompok owa jawa yang lain. Sebagai contoh, daerah teritori kelompok A terletak di tepi wilayah jelajah kelompok B. Hal ini menjelaskan bahwa daerah teritori sebagai benteng pertahanan bagi kelompok A untuk melindungi wilayah jelajah mereka dari perluasan wilayah jelajah kelompok B. Hal tersebut juga terjadi pada kelompok B dan S. Gambar 12 Areal tumpang tindih dan daerah teritori kelompok A, B dan S Rerata luas daerah teritori dari tiga kelompok owa jawa adalah 0.57 ha atau 1.71 dari luas wilayah jelajah luas daerah teritori kelompok A = 0.44 ha; B = 0.84 ha dan S = 0.41 ha. Kelompok B memiliki luas daerah teritori yang paling besar dibandingkan kelompok lainnya. Daerah teritori kelompok tersebut terbagi menjadi dua bagian yaitu daerah teritori yang terletak di areal tumpang tindih antara kelompok A dan B dan daerah teritori yang terletak di areal tumpang tindih antar kelompok B dan S. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan semakin tinggi pertemuan encounter dengan kelompok lain, maka luas daerah teritori kelompok tersebut juga semakin besar. Beberapa pohon yang aktif dipertahankan pada penelitian ini bukan merupakan pohon pakan dan pohon tidur. Pada daerah teritori kelompok A dan B terlihat jelas bahwa pohon yang aktif dipertahankan tersebut terletak di dekat pohon pakan Gambar 13. Pada dasarnya daerah teritori merupakan bagian dari daerah inti, namun pada penelitian ini hanya ditemukan di kelompok A dan sebagian di kelompok B. Hal ini karena waktu penelitian yang singkat sehingga tidak semua daerah inti terbentuk. Gambar 13 Distribusi pohon pakan dan pohon tidur di daerah teritori kelompok A, B dan S Tabel 9 Daftar pohon pakan dan pohon tidur di daerah teritori kelompok A, B dan S Kelompok No Nama Jenis Pohon Pohon yang Aktif Dipertahankan Nama Individu Pohon Jenis Pohon A 1 Ficus Kisigung LFK 43 Pakan 2 Ki Haji KH 103 - 3 Kokosan Monyet KO 107 - 4 Liana Tiga Daun LTD 104 Pakan 5 Mara Bangkong MB 111 - 6 Rasamala RS 111 Tidur B 1 Bambu BA 103 Pakan 2 Bambu BA 104 Pakan 3 Ki Hiur KHR 118 - 4 Ki Ronyok KY 139 - 5 Ki Ronyok KY 137 - 6 Ki Terong KT 108 Pakan 7 Liana Unknown LUK 109 - 8 Rasamala RS 146 - 9 Rasamala RS 166 - 10 Rasamala RS 190 - 11 Saninten SN 108 - S 1 Ki Dage KG 81 Pakan 2 Ki Dage KG 21 Pakan 3 Kopo KOO 109 - 4 Ficus Unknown LFO 81 Pakan Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki TNGHS Jenis pohon pakan yang aktif dipertahankan oleh kelompok A adalah ficus kisigung Ficus villosa dan liana tiga daun; kelompok B adalah bambu dan ki terong Symplocos cochichinensis; dan kelompok S adalah ki dage Bruinsmia styracoides dan ficus unknown. Adapun jenis pohon tidur yang ditemukan pada penelitian ini sebagai pohon yang aktif dipertahankan hanya ditemukan pada kelompok A yaitu rasamala Altingia excelsa. Beberapa jenis pohon yang aktif dipertahankan oleh kelompok A, namun bukan merupakan pohon pakan dan pohon tidur adalah ki haji Dysoxylum parasiticum, kokosan monyet Antidesma tetrandum dan mara bangkong Macaranga pinnata ; kelompok B adalah ki hiur Castanopsis cuspidata, ki ronyok Castanopsis acuminatissima, liana unknown, rasamala Altingia excelsa dan saninten Castanopsis javanica; dan kelompok S adalah kopo Tabel 8. Individu pohon ki haji KH 103, kokosan monyet KO 107, kopo KOO 109, rasamala RS 111, 146, 166 dan 190 dan saninten SN 108 kemungkinan merupakan pohon pakan dan pohon tidur bagi kelompok owa jawa di luar waktu penelitian ini dilaksanakan Tabel 9. Pada daerah teritori sering terjadi pertemuan encounter antar kelompok owa jawa. Encounter antar kelompok owa jawa bukan hanya terjadi diantara ketiga kelompok owa jawa yang menjadi subjek pada penelitian ini, namun kelompok owa jawa yang lain juga melakukan encounter. Kelompok tersebut di antaranya adalah pada wilayah jelajah kelompok A terdapat kelompok C, Ck dan D; pada kelompok B terdapat kelompok O dan D; dan pada kelompok S ada kelompok O dan W. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika kelompok tersebut diikuti, maka kemungkinan luas daerah teritori kelompok A, B dan S semakin besar. Pertemuan tersebut terjadi sekitar 1.75 dari total aktivitas harian dimana 90.00 merupakan pertemuan antar kelompok owa jawa. Encounter antar kelompok owa jawa di Resor Cikaniki didominasi oleh tingkah laku agonistik sebesar 84.72. Tingkah laku tersebut ditunjukkan dengan saling kejar 98.36 dan bahkan terjadi kontak fisik 1.64. Penelitian ini juga menemukan bahwa 93.44 dari tingkah laku agonistik didominasi oleh interaksi antar individu jantan dewasa Gambar 14. Encounter juga terjadi antara kelompok owa jawa dan primata lain seperti surili 8.75 dan lutung 1.25. Mereka menjadi kompetitor bagi owa jawa terutama ketika kondisi fenologi individu pohon pakan tinggi. Selain lutung dan surili, beberapa jenis burung dan tupai juga sering ditemukan mengkonsumsi pakan yang sama dengan owa jawa. Pada penelitian ini, encounter antara owa jawa dengan surili dan lutung tidak ditemukan di daerah teritori Gambar 15. Hal ini menjelaskan bahwa daerah teritori owa jawa benar-benar dipertahankan dari kelompok owa jawa maupun primata lain. Gambar 14 Pertemuan encounter dan tingkah laku agonistik antar kelompok owa jawa 90.00 8.75 1.25 E N C O U N T E R owa-owa owa-surili owa-lutung 98.36 1.64 T I N G K A H L A K U A G O N I S T I K saling kejar saling pukul Gambar 15 Keberadaan kelompok owa jawa dan primata lain di wilayah jelajah owa jawa Areal Tumpang Tindih Rerata luas areal tumpang tindih antar kelompok owa jawa di Resor Cikaniki adalah 2.31 ha atau 6.91 dari luas wilayah jelajah luas areal tumpang tindih antara kelompok A dan B = 2.59 ha; antara kelompok B dan S = 2.02 ha. Areal tersebut bukan hanya merupakan tumpang tindih wilayah jelajah yang diperoleh dari analisis spasial, namun berdasarkan pengamatan pada areal tersebut sering terjadi interaksi antar kelompok owa jawa. Hal ini ditunjukkan dengan seluruh daerah teritori yang cenderung berada di dalam areal tumpang tindih. Areal tumpang tindih antar kelompok A dan B adalah paling luas dibandingkan areal tumpang tindih antar kelompok B dan S Gambar 12. Penelitian ini menemukan bahwa interaksi antara kelompok A dan B 40.28 juga lebih sering terjadi dibandingkan antara kelompok B dan S 16.67 Gambar 16. Gambar 16 Pertemuan encounter antar kelompok owa jawa 40.28 22.22 16.67 12.50 5.56 1.39 1.39 A-B S-W B-S A-D A-C A-Ck S-O F re ku e n si A kti v itas H ar ian Pertemuan Antar Kelompok Interaksi tersebut bukan hanya berupa tingkah laku agonistik, namun juga tingkah laku afiliatif 15.28. Aris dan Kumis sering terlihat duduk dalam satu pohon yang sama. Aktivitas ini tidak berlangsung lama, biasanya seringkali diikuti oleh tingkah laku saling kejar antara individu jantan dewasa tersebut. Selain duduk bersama, tingkah laku afiliatif lainnya adalah saling mendekat satu sama lain. Kumis dan Amore pernah berada pada jarak yang dekat sekitar 5 m, namun tidak lama kemudian Amore dikejar oleh Kumis. Hal tersebut juga terjadi pada Sahri dan Kimkim. Penggunaan Ruang dalam Strata Pohon Owa jawa di Resor Cikaniki rerata sering memanfaatkan pohon dengan selang ketinggian 21-30 m Gambar 17. Jenis pohon yang dominan pada ketinggian tersebut dengan frekuensi lebih dari 5.00 adalah pasang Quercus oidocarpa, puspa Schima wallichii dan rasamala Altingia excelsa Lampiran 2. Namun selain jenis pohon tersebut, jenis pohon yang dominan pada ketinggian 21- 30 m berbeda antar kelompok owa jawa. Jenis pohon yang dominan pada kelompok A adalah kecapi Sandorium koetjapi dan ki haji Dysoxylum parasiticum Lampiran 3. Pada kelompok B, jenis pohon yang dominan adalah ki dage Bruinsimia styracoides dan ki haji Lampiran 4. Adapun pada kelompok S, jenis yang dominan adalah burunungul Castanopsis argentea, ki dage, ki hiur Castanopsis cuspidata, ki ronyok Castanopsis acuminatissima, dan saninten Castanopsis javanica Lampiran 5. Gambar 17 Selang ketinggian pohon yang digunakan oleh owa jawa dalam aktivitas harian Selang ketinggian 11-20 m didominasi oleh jenis hamerang Ficus padana dan bambu. Hamerang merupakan jenis pohon Ficus yang daunnya dikonsumsi oleh owa jawa di Resor Cikaniki. Adapun pada selang ketinggian 51-60 m, didominasi oleh jenis pohon rasamala dan pasang. Jenis pohon pada ketinggian tersebut biasanya digunakan oleh jawa sebagai pohon tidur. Pemilihan selang ketinggian 21-30 m salah satunya dipengaruhi oleh keberadaan liana yang cukup tinggi sebagai sumber pakan Gambar 18. Liana 4.55 42.17 36.36 12.09 4.64 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 Selang Ketinggian m F re ku e n si A kti v itas H ar ian tersebut sebagian besar merupakan buah Ficus 70.86 Gambar 19. Buah tersebut memiliki persentase yang tinggi pada diet owa jawa di Resor Cikaniki yaitu sebesar 41.75 Gambar 20. Gambar 18 Tipe tumbuhan yang digunakan oleh owa jawa di Resor Cikaniki Gambar 19 Jenis Ficus dan non-Ficus pada tumbuhan pakan owa jawa Gambar 20 Jenis diet owa jawa di Resor Cikaniki 50.14 48.16 1.13 0.56 Pohon Liana Epifit Bambu F re ku e n si A kti v itas H ar ian Tipe Tumbuhan 70.86 0.77 29.14 99.23 L I A N A P O H O N Ficus Non-Ficus 41.75 27.00 17.59 9.95 3.65 buah Ficus buah non- Ficus daun muda bunga serangga Fr e kue nsi Akt iv ita s Har ian Jenis Diet Owa jawa di Resor Cikaniki rerata memilih lokasi 3B dalam strata pohon untuk melakukan aktivitas hariannya sebesar 67.40 Gambar 21. Selain lokasi tersebut, lokasi 3A 26.32 dan 4 21.05 juga ditemukan cukup sering digunakan untuk tingkah laku bersuara, sedangkan tingkah laku ekskresi yang meliputi defekasi dan urinasi seringkali terjadi di lokasi 2 20 dan 3B 66.67. Perbedaan penggunaan lokasi dalam ruang tajuk pohon antara ketiga kelompok owa jawa terlihat pada tingkah laku bersuara dan ekskresi. Tingkah laku bersuara sering dilakukan oleh kelompok A pada lokasi 3B 50.00 dan 4 40.00 Gambar 22. Hal serupa juga terjadi pada kelompok S yang memilih lokasi 3B 42.86 dan 4 42.86, sedangkan pada kelompok B memilih lokasi 3A 50.00 dan 4 37.50 Gambar 23; 24. Hal tersebut memperlihatkan bahwa lokasi 4 selalu menjadi preferensi bagi owa jawa untuk melakukan tingkah laku bersuara. Tingkah laku ekskresi sering dilakukan oleh kelompok A di lokasi 2 20.00, 3A 20.00 dan 3B 60.00, sedangkan kelompok B hanya di lokasi 3B 83.33 dan kelompok S memilih lokasi 2 25.00, 3B 50.00 dan 4 25.00. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketiga kelompok owa jawa memiliki pereferensi yang tinggi untuk melakukan tingkah laku ekskresi di lokasi 2 dan 3B. Gambar 21 Pengggunaan ruang dalam strata pohon di Resor Cikaniki kode lokasi pada Gambar 3 Gambar 22 Penggunaan ruang dalam strata pohon di habitat kelompok A kode lokasi pada Gambar 3

7.45 3.76

4.82 6.28

5.95 5.26

20.00

10.37 16.93

9.16 10.76

8.33 26.32

6.67

67.72 64.98

82.15 72.65

70.24 47.37

66.67

14.46 14.33

3.86 10.31

15.48 21.05

6.67 M A K A N I S T I R A H A T B E R G E R A K M E N E L I S I K B E R M A I N B E R S U A R A E K S K R E S I 2 3A 3B 4

7.09 6.47

8.42 5.19

2.86 20.00

10.98 18.85

11.88 15.58

8.57 10.00

20.00

70.25 64.14

76.73 79.22

85.71 50.00

60.00

11.67 10.55

2.97 2.86

40.00 M A K A N I S T I R A H A T B E R G E R A K M E N E L I S I K B E R M A I N B E R S U A R A E K S K R E S I 2 3A 3B 4 Gambar 23 Penggunaan ruang dalam strata pohon di habitat kelompok B kode lokasi pada Gambar 3 Gambar 24 Penggunaan ruang dalam strata pohon di habitat kelompok S kode lokasi pada Gambar 3 Karakteristik Habitat Rerata kerapatan dan keragaman pohon pakan owa jawa di daerah inti 90.0 indha dan 70.0 jenisha, daerah teritori 116.7 indha dan 76.7 jenisha dan areal tumpang tindih 105.0 indha dan 75.0 jenisha lebih besar dibandingkan wilayah jelajah 80.0 indha dan 50.0 jenisha Tabel 10. Wilayah jelajah dan daerah inti memiliki karakteristik tajuk yang hampir sama, yaitu memiliki pohon yang tinggi dengan tajuk yang besar Lampiran 6-11. Rerata ketinggian pohon di wilayah jelajah adalah 25.61 m dan di daerah inti adalah 25.25 m. Daerah teritori dan areal tumpang tindih memiliki pohon yang pendek dan tajuk yang kecil lampiran 12-16. Rerata ketinggian pohon di daerah teritori adalah 22.04 m dan di areal tumpang tindih adalah 22.29 m. Kedua daerah tersebut memiliki pohon pakan yang lebih rapat dan beragam dibandingkan daerah inti. Namun, kerapatan dan keragaman pohon pakan di daerah teritori lebih besar dibandingkan areal tumpang tindih. Selain itu, keberadaan pakan yang disukai juga

7.81 1.67

0.57 6.59

16.00 16.67

8.68 15.37

5.14 10.99

50.00

73.75 70.02

90.86 72.53

76.00 12.50

83.33

9.76 12.94

3.43 9.89

8.00 37.50

M A K A N I S T I R A H A T B E R G E R A K M E N E L I S I K B E R M A I N B E R S U A R A E K S K R E S I 2 3A 3B 4

7.43 2.98

4.90 7.27

14.29 25.00

11.08 16.45

9.80 3.64

7.27

62.27 61.13

80.41 63.64

74.55 42.86

50.00

19.21 19.43

4.90 25.45

18.18 42.86

25.00 M A K A N I S T I R A H A T B E R G E R A K M E N E L I S I K B E R M A I N B E R S U A R A E K S K R E S I 2 3A 3B 4 tinggi pada daerah tersebut Tabel 11. Rerata selang ketinggian pohon pada habitat ketiga kelompok owa jawa berada dalam strata ketinggian 21-30 m. Tabel 10 Nilai kerapatan, keragaman dan dominansi pohon di wilayah jelajah, daerah inti, daerah teritori dan areal tumpang tindih antar kelompok owa jawa Nama Daerah Kelompok Tinggi Pohon m Kerapatan Pohon individuha Keragaman Pohon jenisha Dominansi Jelajah Pakan Jelajah Pakan Pohon 1 Pohon 2 Jelajah A 24.73 200 130 100 70 Ki Haji Hamirung B 27.27 180 50 90 50 Rasamala Ki Laban S 24.83 220 60 30 30 Puspa Ki Ronyok Rerata 25.61 200.0 80.0

73.3 50.0

Inti A 25.13 150 110 90 80 Kokosan Monyet Burunungul B 27.47 160 70 120 60 Ficus Pohon Rasamala S 23.17 170 90 130 70 Rasamala Culak Ketan Rerata 25.25 160.0 90.0 113.3 70.0 Teritori A 23.08 250 160 160 100 Rasamala Ki Hiur B 22.32 130 90 80 60 Ki Dage Ki Pare S 20.76 200 110 70 60 Puspa Kopo Rerata 22.04 193.3 116.7 103.3 76.7 Tumpang Tindih AB 23.83 190 120 105 80 Maja Huru Tales BS 20.74 200 90 100 60 Kopo Hamirung Rerata 22.29 195.0 105.0 102.5 75.0 Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki TNGHS Tabel 11 Keberadaan pakan yang disukai di wilayah jelajah, daerah inti, daerah teritori dan areal tumpang tindih antar kelompok owa jawa Kelom pok Nama daerah No Jelajah No Inti No Teritori No Tumpang Tindih AB A 1 Ki Mokla 1 Kokosan Monyet 1 Ki Mokla 1 Ficus Kisigung 2 Hamirung 2 Ficus Kisigung 2 Ki Haji 2 Ki Mokla 3 Kopi Dengkung 3 Ficus Sinuata 3 Kecapi 3 Ki Haji 4 Hamirung 4 Ficus Kisigung 4 Ficus Oren 5 Kokosan Monyet 5 Ficus Sinuata 6 Ki Terong Tumpang tindih BS B 1 Kurai 1 Kopi Dengkung 1 Ki Dage 1 Ki Dage 2 Ficus Kisigung 2 Ficus Pohon 2 Ki Terong 2 Ficus Kisigung 3 Ki Laban 3 Ki Mokla 3 Ficus Kisigung 3 Hamirung 4 Ficus Sinuata 4 Ki Haji 4 Ki Mokla 5 Ficus Besar S 1 Ficus Besar 1 Ficus Sinuata 1 Ficus Kisigung 2 Ki Leunca 2 Ki Mokla 2 Hamirung 3 Culak Ketan 3 Kopi Dengkung 4 Ki Leunca Lihat lampiran 17 untuk nama latin jenis dan tipe tumbuhan pada habitat owa jawa di Resor Cikaniki TNGHS Sumber: Kim et al. 2012 dan Jang 2013 Jenis pohon yang dominan pada kelompok owa jawa di Resor Cikaniki ternyata sesuai dengan jenis pohon yang dominan pada ketinggian 21-30 m yang sering digunakan oleh owa jawa dalam melakukan aktivitas hariannya. Jenis pohon tersebut antara lain pada kelompok A adalah rasamala Altingia excelsa dan ki haji Dysoxylum parasiticum ; pada kelompok B adalah rasamala Altingia excelsa dan ki dage Bruinsmia styracoides ; dan pada kelompok S adalah rasamala Altingia excelsa, puspa Schima wallichi dan ki ronyok Castanopsis acuminatissima. Kelompok B memiliki luas wilayah jelajah yang lebih besar dibandingkan kelompok A dan S. Hal tersebut karena nilai kerapatan pohon pakan di wilayah jelajah kelompok B 50 indha lebih kecil dibandingkan kelompok A 130 indha dan kelompok S 60 indha. Meskipun demikian, keragaman pohon pakan pada kelompok S lebih kecil 30 jenisha dibandingkan kelompok A 70 jenisha dan kelompok B 50 jenisha. Pada daerah inti, kelompok B juga memiliki luas daerah yang lebih besar dibandingkan kelompok A dan S. Hal tersebut dikarenakan nilai kerapatan dan keragaman pohon pakan di daerah inti kelompok B 70 indha dan 60 jenisha lebih kecil dibandingkan kelompok A 110 indha dan 80 jenisha dan kelompok S 90 indha dan 70 jenisha. Hal serupa juga terjadi pada luas daerah teritori kelompok B yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok A dan S. Hal ini dikarenakan nilai kerapatan dan keragaman pohon pakan di daerah teritori kelompok B 90 indha dan 60 jenisha lebih kecil dibandingkan kelompok A 160 indha dan 100 jenisha dan kelompok S 110 indha dan 70 jenisha. Luas areal tumpang tindih antara kelompok A dan B lebih besar dibandingkan dengan luas areal tumpang tindih antara kelompok B dan S. Hal tersebut dikarenakan nilai kerapatan dan keragaman pohon pakan pada areal tumpang tindih antara kelompok A dan B lebih tinggi 120 indha dan 80 jenisha dibandingkan areal tumpang tindih antara kelompok B dan S 90 indha dan 60 jenisha. Hal inilah yang mengakibatkan areal tersebut sering digunakan oleh kedua kelompok untuk saling berinteraksi encounter. PEMBAHASAN Karakteristik Kelompok Owa Jawa Pergerakan kelompok owa jawa dalam jelajah harian seringkali dipimpin oleh individu betina dewasa. Hal tersebut terkait dengan struktur sosial owa jawa yang cenderung monogami. Trivers 1972 dan Wrangham 1987 menjelaskan bahwa individu betina dewasa akan mencapai kesuksesan reproduksi fitness ketika mereka mampu melindungi sumberdaya terutama pakan dan individu jantan dewasa akan mencapai fitness ketika mereka mampu melindungi pasangannya. Reichard dan Sommer 1997 menemukan bahwa individu betina dewasa pada kelompok ungko Hylobates lar di Khao Yai Thailand memimpin pergerakan kelompok dalam mencari pohon pakan, sedangkan individu jantan dewasa akan berpindah ke depan jika terjadi pertemuan dengan kelompok lain inter group encounter Pada kelompok owa jawa, individu jantan dewasa sangat jarang bermain dengan individu muda. Hal tersebut juga terjadi pada H. lar Suwanvecho 1997. Hal ini karena, kelompok gibbon biasanya terdiri dari 2-3 individu muda. Mereka aktif bermain bersama dan jarang berinteraksi dengan individu dewasa. Namun, individu jantan dewasa pada kelompok B terlihat sering bermain dengan individu anak, ketika individu bayi masih sangat kecil dan selalu digendong oleh betina dewasa. Jantan dewasa mengambil alih peran sebagai teman bermain bagi individu anak Brockelman 2009. Bahkan pada siamang Symphalangus syndactylus, jantan dewasa ditemukan menggendong bayi pada usia 12-15 bulan. Hal tersebut tidak pernah terjadi pada spesies gibbon lainnya Lappan 2008.