7.27 Analisis Karakteristik Wilayah Jelajah Owa Jawa (Hylobates Moloch) Di Resor Cikaniki Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (Tnghs)

Jelajah Harian Setiap kelompok owa jawa di Resor Cikaniki memiliki karakteristik yang berbeda. Kelompok B memiliki jarak dan luas jelajah harian yang paling besar dibandingkan kelompok lainnya. Kerapatan pohon pakan yang kecil menjadi penyebabnya. Ketersediaan pakan lebih tersebar berjauhan antar setiap pohon sehingga kelompok B harus bergerak lebih jauh untuk mencapai pohon pakannya. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa jarak jelajah harian primata semakin panjang jika kerapatan pohon pakan rendah Terborgh 1983. Bartlett 2009 juga menjelaskan bahwa white-handed gibbon Hylobates lar menjelajah lebih luas ketika ketersediaan pakan berkurang. Selain itu, faktor umur dari individu dewasa owa jawa kemungkinan juga berpengaruh terhadap jarak dan luas jelajah harian. Kumis dan Keti diduga merupakan pasangan paling muda dibandingkan kelompok A. Pergerakan mereka sangat cepat dan waktu aktif mereka lebih lama dibandingkan Aris dan Ayu. Pergerakan kelompok A dan B sering terdeteksi di areal looptrail, namun aktivitas pengunjung sering ditemukan di wilayah jelajah kelompok A. Oleh karena itu, kelompok A cenderung tidak terlalu aktif bergerak yang kemungkinan bertujuan untuk menghindari gangguan dari pengunjung. Pergerakan ketiga kelompok owa jawa terlihat sering memanfaatkan areal sekitar sungai. Areal yang sering dikunjungi tersebut diduga memiliki ketersediaan dan keragaman pakan yang cukup besar dibandingkan areal lain. Matsuda et al. 2009 menjelaskan bahwa areal sekitar sungai adalah kawasan yang sering dimanfaatkan oleh primata karena ketersediaan pakan yang tinggi dan untuk mengurangi resiko terhadap predator. Setiap kelompok memiliki kecenderungan yang sama terkait perbedaan luas jelajah harian terkecil dan terbesar. Faktor penting yang berpengaruh adalah cuaca dan curah hujan. Ketika cuaca mendung, owa jawa seringkali bersuara. Hal tersebut bertujuan untuk mengumpulkan anggota keluarga untuk bersama-sama mencari tempat berlindung dalam satu pohon yang sama. Mereka biasanya akan menghentikan aktivitasnya dan berlindung di satu pohon dalam waktu yang cukup lama hingga cuaca cerah kembali. Hal inilah yang mengakibatkan luas jelajah harian mereka kecil. Hal ini seperti yang terjadi pada H. lar dan siamang Raemaekers 1980. Jika mereka sedang terancam oleh predator dan musuh, owa jawa juga akan berkumpul dalam satu pohon untuk berlindung. Hal tersebut berbeda ketika cuaca cerah dan curah hujan rendah owa jawa akan leluasa untuk menjelajah mencari pakan, sehingga mereka sering berpindah pohon. Freeland 1980 juga menjelaskan bahwa ketika curah hujan rendah, infestasi parasit yang berasal dari material kotoran hewan akan mengancam populasi primata. Oleh karena itu, mereka akan bergerak lebih jauh untuk menghindar dari serangan parasit. Ketika curah hujan tinggi, maka kotoran tersebut akan tercuci bersih oleh air. Hal tersebut kemungkinan juga terjadi pada owa jawa. Pergerakan individu jantan dan betina dewasa pada kelompok owa jawa di Resor Cikaniki biasanya bergerak secara beriringan. Reichard dan Sommer 1997 melaporkan bahwa setiap anggota kelompok pada H. lar seringkali berada pada jarak 0-50 m. Mereka jarang berada pada jarak lebih dari 50 m, kecuali individu remaja. Hal ini yang mengakibatkan jarak dan luas jelajah harian antara individu jantan dewasa dan betina dewasa pada ketiga kelompok owa jawa tersebut tidak berbeda secara signifikan.