Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persediaan adalah salah satu aset penting dalam perusahaan karena mempunyai nilai yang cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi, perencanaan, dan pengendalian. Persediaan juga merupakan suatu kegiata penting yang harus mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan, karena setiap bagian dalam perusahaan memandang persediaan dari berbagai sisi yang berbeda seperti bagian pembelian yang cenderung membeli barang dalam jumlah besar dengan tujuan mendapatkan diskon sehingga dapat mengurangi harga per unit. Bagian produksi menghendaki tingkat persediaan yang besar untuk mencegah terhentinya produksi karena kekurangan bahan. Demikian pula bagian keuangan yang memilih untuk memiliki persediaan serendah mungkin agar dapat memperkecil investasi persediaan dari biaya pergudangan serta bagian pemasaran yang menghendaki persediaan yang tinggi agar dapat melayani permintaan pelanggan sebaik mungkin Tersine, 1994. Mengendalikan persediaan yang tepat bukan hal yang mudah, apabila jumlah persediaan terlalu besar akan mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar yang tertanam dalam persediaan , meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan stock out karena sering kali barangbahan tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan kehilangan pelanggan Tersine, 1994. PT. TDI yang berdiri pada tahun 1992 adalah sebuah perusahaan milik swasta nasional yang bergerak dalam bidang produksi sepeda dan jasa pengecatan. Banyaknya produk sepeda yang beredar di pasaran menyebabkan PT TDI harus dapat bertahan dengan baik dan meningkatkan daya saing. Salah satu cara meningkatkan daya saing adalah mengoptimalkan kinerja dan fungsi-fungsi yang ada di perusahaan. Permasalahan yang dihadapi oleh PT TDI adalah tidak adanya sistem persediaan yang baku terlihat dari permintaan konsumen yang tidak dapat dipenuhi karena tidak tersedianya persediaan 5 jenis spareparts sepeda pada gudang bahan baku line 1 yang memadai, sehingga potensi kehilangan pelanggan sangat besar yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan, dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Permintaan produksi sepeda jenis spesial tahun 2009-2012 PT TDI Tahun Jumlah Total Permintaan Produksi Jumlah Realisasi Produksi Persentase Permintaan yang Tidak Dapat Diproduksi 2009 425 350 18 2010 770 640 17 2011 1310 1080 18 2012 2495 1945 22 Sumber : Bagian Pemasaran PT TDI 2012 Lima 5 jenis spareparts sepeda pada gudang bahan baku line 1 merupakan bagian terpenting dari produk sepeda jenis spesial yang tidak digunakan untuk produk sepeda jenis lain. Biaya persediaan yang muncul oleh kegiatan operasi perusahaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. PT TDI melakukan pemesanan 5 jenis spare parts ini dari pemasok di Jakarta. Pemesanan yang dilakukan perusahaan menimbulkan biaya tinggi karena harga per item yang cukup tinggi. Biaya pemesanan akan semakin menurun dengan meningkatnya kuantitas pemesanan produk ke pemasok, sedangkan biaya penyimpanan akan semakin meningkat dengan meningkatnya kuantitas produk yang disimpan. Berdasarkan kedua hal tersebut, perusahaan harus mengetahui berapa jumlah kuantitas pemesanaan dan persediaan yang tepat agar biaya persediaan total menjadi optimal serta sesuai dengan jumlah permintaan yang ada. Aktivitas tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian persediaan yang optimal. Pada penjualan eceran dan borongan, pemisahan order jarang dilakukan untuk tiap item. Biasanya, suplier menyediakan banyak item, dan ini lebih ekonomis untuk order gabungan. Ketika semua item dari sumber yang sama dipesan bersamaan, tinjauan level stok untuk item tersebut dapat dikoordinasikan dan perawatan inventori dapat ditekan menjadi minimum. Lebih dari itu, pengawasan terhadap level stok sering kurang dan dapat dijadwal ulang disesuaikan dengan kegiatan organisasi lain. Penghematan biaya logistik dan transportasi sangat dimungkinkan, karena biaya pemindahan material yang lebih kecil dan pemotongan pada struktur tingkat transportasi. Pada persiapan order gabungan, kuantitas tiap item yang dipesan berdasarkan interval waktu antara order pada grup tersebut. Permasalahan mendasar pada situasi ini adalah penentuan interval waktu yang mana akan meminimalkan biaya inventori pada biaya grup keseluruhan. Sekali waktu optimum diketahui, level inventori maksimum yang dibutuhkan untuk tiap item dapat diatur pada hubungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut kuantitas order tiap item dapat dihitung sebagai perbedaan antara level inventori maksimum setiap item dan posisi stok pada waktu tersebut.

1.2. Perumusan Masalah