Bahan dan Alat Bahan dan Metode .1 Lokasi dan Waktu

komponen hasil. Perhitungan koefisien korelasi dan pengujian pengaruh setiap karakter terhadap hasil dan komponen hasil dihitung dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf α = 0.05, α = 0.01, dan α = 0.001. Hasil pengamatan molekuler populasi BC 3 F 2 menggunakan 4 penanda SSR kromosom 12 kemudian diskoring dengan ketentuan A Homozigot Ciherang, H Heterozigot, dan B Homozigot B11143D Gambar 3. Identifikasi keterkaitan penanda dan karakter morfologi terkait potensi hasil akan dilakukan dengan pengujian Regresi Penanda Tunggal Single Marker Regression menggunakan perangkat lunak Qgene Ver. 4.3.8 Joehanes dan Nelson 2008. Parameter yang ditetapkan untuk pemetaan QTL adalah struktur populasi BC 3 F 2 . Permutasi dari 10.000 iterasi digunakan untuk menentukan ambang nilai QTL di QGene. Selanjutnya, nilai-nilai LOD logaritma peluang pada P 0.05 digunakan sebagai ambang batas untuk menentukan arti dari QTL. Sebuah QTL dianggap valid atau diyakini keberadaannya apabila nilai LOD QTL tersebut LODpermutasi pada α = 0,05. Sebaliknya, sebuah QTL dianggap tidak valid atau hanya sebagai sugestif apabila nilai LOD QTL LOD permutasi pada α = 0,05. Nilai LOD = 3 berarti 1000 х lebih mungkin terdapat QTL pada daerah penanda tersebut daripada tidak ada QTL. Dari analisis ini juga diketahui seberapa besar efek aditif untuk sifat komponen hasil tertentu populasi BC 3 F 2 jika alel Ciherang A diganti dengan alel galur PTB B pada daerah keempat penanda SSR yang digunakan. Pemetaan penanda-penanda SSR untuk seleksi foreground dan seleksi background pada beberapa individu terpilih populasi BC 3 F 2 didapatkan dari hasil kuantifikasi visualisasi pola pita DNA yang diolah dengan perangkat lunak grapichal genotypes 2.0 GGT. Hasil visualisasi ini digunakan untuk membuat peta introgresi segmen kromosom tetua donor B11143D pada latar genetik Ciherang. Berdasarkan hasil analisis dan pemetaan penanda kemudian dilakukan pemilihan individu-individu pada populasi BC 3 F 2 untuk diteruskan sebagai bahan penelitian selanjutnya. Individu-Individu terpilih yang diteruskan ke populasi BC 3 F 3 adalah individu-individu yang genotipenya sudah kembali ke Ciherang kelompok A untuk daerah penanda yang tidak terindikasi adanya QTL terkait sifat komponen hasil tertentu namun masih dalam keadaan heterozigot kelompok H untuk daerah penanda yang terindikasi adanya QTL komponen hasil tertentu. 3.3 Hasil dan Pembahasan 3.3.1 Evaluasi Fenotipe Pengamatan fenotipe phenotyping dilakukan terhadap kedua tetua Ciherang dan B11143D dan 200 individu dalam populasi BC 3 F 2 hasil penyerbukan sendiri dari populasi BC 3 F 1 . Data phenotyping merupakan salah satu dasar dalam menentukan daerah identifikasi QTL terkait sifat tertentu. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah kaca dari tanaman mulai keluar malai sampai pasca panen. Galur tetua donor B11143D menunjukkan karakteristik dari padi tipe baru yaitu jumlah malai sedikit, jumlah gabah per malai yang tinggi, bobot 1000 butir yang tinggi, dan postur tanaman yang lebih besar jika dibandingkan dengan tetua berulang Ciherang Tabel 1. B11143D berbunga lebih awal dari Ciherang Tabel 1, Gambar 4. Rata-rata bobot total B11143D sama dengan Ciherang yaitu sebesar 25.13 g dan 23.42 g per rumpun Tabel 1. Tabel 1. Penampilan fenotipe padi pada tetua dan populasi BC 3 F 2 . Sifat Tetua Populasi BC 3 F 2 Ciherang B11143D Ciherang Vs B11143D a Rerata Kisaran CV b Umur berbunga UB 73.33 63.83 71.01 65 - 77 3.36 Tinggi tanaman TT 96.92 126.17 98.96 75 - 188 8.43 Jumlah malai per rumpun JMP 9.76 4.33 9.66 5.00 - 18.00 23.08 Panjang daun bendera PDB 33.38 49.19 32.89 19.23 - 44.40 13.13 Panjang malai PM 25.23 26.44 ns 25.03 18.33 - 27.67 4.79 Jumlah gabah isi per malai JGI 140.94 220.61 162.40 42.67 - 210.33 12.82 Persentase gabah isi PGI 94.12 92.52 ns 93.55 60.38 - 97.67 4.26 Bobot 1000 butir BB 22.2 26.8 23.85 18.9 - 25.80 3.56 Bobot total per rumpun BT 25.13 23.42 ns 28.00 15.91 - 47.95 22.28 Keterangan: ns tidak nyata, ada beda nyata pada P0.01, a beda nyata antara kedua tetua berdasarkan uji t, b koefisien varian Tabel 2. Korelasi karakter-karakter padi pada populasi BC 3 F 2 Karakter UB a TT JMP PDB PM JGI PGI BB TT -0.160 JMP 0.497 -0.101 PDB -0.139 0.243 -0.086 PM -0.069 0.309 0.089 0.510 JGI -0.048 0.198 0.100 0.351 0.653 PGI -0.099 0.124 -0.008 0.084 0.213 0.507 BB -0.123 0.118 -0.115 0.415 0.470 0.366 0.338 BT 0.288 0.018 0.657 0.163 0.413 0.592 0.171 0.204 Keterangan: berkorelasi nyata pada P0.05, berkorelasi nyata pada P0.01, berkorelasi nyata pada P0.001 a UB umur berbunga hss, TT tinggi tanaman cm, JMP jumlah malai per rumpun, PDB panjang daun bendera cm, PM panjang malai cm, JGI jumlah gabah isi per malai, PGI persentase gabah isi per malai , BB bobot 1000 butir g, BT bobot total per rumpun g. 13