Minyak Pala Myristica fragrans

bersifat karsinogenik dengan batasan penggunaan untuk aplikasi fragran adalah 0.02 IFRA 2009. Tabel 3 Standar minyak pala Parameter Standar FCC IV Food Chemical Codex Standar EP European Pharmacopoeia Standar Industri multi nasional Flavor dan Fragran Warna Tidak berwarna – kuning muda Tidak berwarna – kuning muda Tidak berwarna - kuning muda Rotasi optik Pada suhu 25 C - East Indian : + 8 – +30 - West Indian : +25 – +45 +8 – + 18 +8 – + 30 suhu 20 C Indeks bias 1.469 – 1.476 pada 20 C 1.475 – 1.485 pada 20 C 1.474 – 1.488 pada 20 C 1.472 – 1.486 pada suhu 25 C Kelarutan di ethanol East Indian : 1 mL dalam 3 mL 90 ethanol East Indian : 1 mL dalam 3 mL 90 ethanol Berat jenis Pada suhu 25 C East Indian : 0.880 – 0.910 West Indian : 0.854 – 0.880 0.885 – 0.905 d2020 Komponen kimia GC 4 terpineol : 2 – 6, a-pinene : 15 – 28, myristicine : 5 – 12, sabinene : 14 – 29, safrol : 2.5, limonene : 2.0 – 7.0, b-pinene : 13 – 18 , delta-3-carene : 0.5 – 2.0, gamma terpinene : 2.0 – 6.0 eugenol : max. 0.5, methyl eugenol : max. 0.5, isoeugenol : max .1 , elemicin : 0.0.2, a-pinene : 18 – 28, sabinene : 14 – 24 b-pinene : 12 – 17, limonene : 1 – 8, total terpenes : 73 – 88, 4-terpineol : 3 – 8, safrol : 0 – 2, eugenol : 0 – 1, methyl eugenol : 0 – 2.5, isoeugenol : 0 – 6, myristicin : 8 – 13 Bentuk Cairan Cairan Cairan Odor Standar Standar Standar Sumber : PT Indesso Aroma 2011, Food Chemical Codex FCC 1996, European Pharmacopoeia EP, 2008

2. Minyak Nilam Pogostemon

Berdasarkan penelitian Nuryani 2006, tanaman nilam di Indonesia dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan karakter morfologi, kandungan dan kualitas minyak dan ketahanan terhadap biotik dan abiotik yaitu Pogostemon cablin Benth nilam Aceh, Pogostemon hortensis nilam sabun dan Pogostemon heuneanus nilam Jawa. Tabel 4 Standar minyak nilam patchouli oil Parameter Standar industri multi nasional flavor dan fragran International Standard ISO 3757 : 2002 SNI 06-2385-2006 Warna Kuning muda - coklat Kuning – coklat kemerahan Kuning muda – coklat kemerahan Rotasi optik nD25 -55 – -48 -40 – -60 -48 – -65 Indeks bias 1.507 – 1.512 nD20 1.505 – 1.510 nD25 1.5030 – 1.5130 nD25 Bentuk Cairan Cairan Cairan Komponen GC Limonene : 0.00 – 0.04, linalool : 0.00 – 0.03, cinnamic alcohol : 0.00 – 0.001, eugenol : 0.00 – 0.08, a-copaene : 0.00 – 1.00, beta patchoulene : 2.00 – 3.00, beta caryophyllene: 3.00 –5.00, alpha guaiene : 13.00 – 17.00, Seychellene : 3.00 – 8.00 , alpha patchoulene : 6.00 – 9.00 bulnesene : 15.00 – 19.00, pogostol : 1.00 – 5.00, patchouli alcohol: 28.00 – 35.00 Patchouli alcohol : 27 – 37, alpha copaene: 0-1, beta patchoulene : 1.8-3.5, beta caryophyllene 2- 5, alpha guaiene : 11-16, alpha bulnesene : 13-21, pogostol : 1-2.5 Patchouli alcohol min. 30, alpha copaene : maksimal 0,5 Odor Standar Standar Standar Kelarutan 10 dalam ethanol 90 10 dalam ethanol 90 10 dalam ethanol 90 suhu 20 + 3 C Berat jenis 0.953 – 0.978 d2020 0.950 – 0.975 d2525 0.9485 – 0.9715 d2525 0.950 – 0.975 d2525 Bilangan asam Maksimal 8 Maksimal 5 Maksimal 8 Bilangan ester Maksimal 10 Maksimal 20 Kadar Fe Maksimal 25 ppm Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN, 2011; International Organization for Standardization ISO, 2011; PT Indesso Aroma 2011 Nilam yang paling banyak ditanam dan luas penyebarannya adalah nilam Aceh karena kadar dan kualitas minyak yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan jenis yang lain. Minyak nilam digunakan sebagai fiksatif dalam industri parfum, sabun, kosmetik dan tonik rambut. Kandungan utama minyak nilam terdiri dari persenyawaan terpene dengan alkohol, aldehid dan ester. Salah satu komponen minyak nilam adalah patchouli alcohol yang merupakan ciri khas dari minyak nilam dan merupakan komponen utama dari minyak jenis ini. Karakter odor dari minyak nilam yaitu adalah woody dan balsamic. Daerah penghasil minyak nilam adalah Aceh, Jawa dan Sumatra. Namun sekarang, minyak nilam dari Sulawesi mulai berkembang.

3. Minyak Jahe Zingiber officinale

Ginger oil atau minyak jahe kebanyakan berasal dari jenis rizoma Zingiber officinale Roscoe yang memiliki kandungan minyak sekitar 1 – 2 dengan wilayah penyebarannya hampir di semua negara tropis yang berlahan basah. Minyak jahe terdiri lebih dari 24 komponen diantaranya monoterpene phellandrene, champene, cineol, citral dan borneol, zingiberene dan bisabolene. Kegunaan dari minyak ini sebagai bumbu, bahan minuman, industri farmasi dan lain-lain Young et al. 2002. Tabel 5 Standar minyak jahe Parameter SNI 06-4374-1996 FCC IV Food Chemical Codex Warna Kuning muda – kuning Kuning muda – kuning Berat jenis 0.8720 – 0.8890 d2525 0.870 – 0.882 d2525 Indeks bias d2020 1.4850 – 1.4920 1.488 – 1.494 Putaran optik d2525 -14 – -33 -28 – -47 Bilangan asam Maksimal 2 Bilangan penyabunan Maksimal 15 Maksimal 20 Bilangan penyabunan setelah asetilasi Maksimal 90 Bilangan asam maksimal 4 Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN, 2011 dan Food Chemical Codex FCC, 1996 Ada 2 jenis minyak jahe yaitu minyak jahe kering dan minyak jahe segar. Minyak jahe kering berasal dari rizhoma kering yang memiliki senyawa volatil lebih sedikit terutama untuk senyawa volatil yang titik didihnya rendah karena