citronellal sereh wangi terdiri dari geraniol, citronellal dan citronellol Agustian et al 2005. Negara penghasil minyak sereh wangi adalah Srilanka, Indonesia
Jawa, Amerika Tengah, Guatemala, Kongo, India dan lain-lain Skaria 2007 Tabel 12 Standar minyak sereh wangi
Parameter SNI 06-3953-1995
Warna Kuning pucat
– kuning kecoklatan Berat jenis
0.880 – 0.922 d2020
Indeks bias 1.466
– 1.475 nD20 Kelarutan di alkohol
1 : 2 jernih dan seterusnya alkohol 95
Total geraniol Min. 85
Citronellal Min. 35
Minyak lemak Negatif
Minyak kruing negatif
Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN, 2011
B. Adulteran Pemalsu
Beberapa kategori pemalsu adulteran yang sering ada dalam minyak
atsiri diantaranya 1 bahan pemalsu dari satu komponen bahan baik yang bisa
dideteksi oleh alat gas chromatography visible adulterants maupun yang tidak bisa dideteksi oleh gas chromatography invisible adulterants. Bahan pemalsu
yang sulit dideteksi oleh GC adalah vegetable oil, rapeseed oil dan mineral oil. Adulteran tersebut bisa dideteksi dengan cara dilarutkan dalam alkohol kemudian
didinginkan. Pada suhu dingin, lemak dari adulteran tersebut akan terlihat jelas seperti padatan dan keruh sedangkan minyak atsiri tidak membentuk padatan.
Sedangkan bahan pemalsu yang bisa dideteksi dengan GC adalah abitol, benzyl alcohol, benzyl benzoat, carbitol, dipropylene glycol, phtalat ester, triacetin,
polyethylene glycol. 2 penambahan pemalsu minyak atsiri yang lebih murah
contohnya cinnamon bark oil yang ditambah cinnamon leaf oil ; cinnamon leaf oil oleh fraksi clove, eugenol, cinnamic aldehyde ; minyak pala oleh terpene a-
pinene, limonene, fraksi terpentin, minyak nilam oleh gurjun balsam dan vegetable oil, sandalwood oleh sandalwood terpene, minyak ylang-ylang oleh
minyak kenanga dan basil oil oleh linalool. 3 penambahan bahan sintetik yang
lebih murah yang mempunyai kemiripan atau identik secara alami. Diantaranya anise yang ditambah technical grade anethol, basil oil exotic yang ditambah
methyl chavicol dan linalool, cinnamon bark oil yang ditambah benzldehyde, eugenol dan cinnamic aldehyde, citrus oil yang ditambah fatty aldehyde dan
monoterpene alcohol, lemon grass oil oleh citral, vetiver oil terasetilasi oleh cedrenyl acetate, minyak ylang-ylang oleh benzyl acetate, methyl benzoate,
para-cresyl methyl eter, geranyl acetate, benzyl benzoate, benzyl cinnamate dan
cedarwood oil. 4 penambahan isolat atau komponen natural ke minyak atsiri
seperti penambahan eucalyptol alami murni dari eucalyptus globulus ke
rosemary oil. 5 penambahan minyak atsiri yang terkonstitusi ulang ke minyak dan absolut. 6 penambahan komponen tunggal non natural ke minyak atsiri dan
kimia aromatik seperti gardenia absolut yang ditambah styrallyl acetate Burfield 2003.
C. Regulasi Lembaga di dunia yang mengatur minyak atsiri diantaranya : 1 The
Pharmaceutical Trade; British Pharmacopeia BP 2002 diterbitkan atas rekomendasi The Medicines Comission UK, European Pharmacopoeia 4th
editions 2002, United State Pharmacopoeia USP, British Pharmacopeia Codex
BPC dan lain-lain. 2 Essential Oil Trade; Monograf masing-masing minyak
atsiri EOA Standards diproduksi oleh Scientific Committe of the Essential Oil
Association Inc. 3 Food Chemical Codex IV 1996, US yang dibuat atas
permintaan FDA 1992 yang dipakai secara luas sebagai acuan bagi industri
flavoring. 4 banyak industri besar flavor dan fragran yang sudah stabil memiliki
internal standar sendiri. 5 Independent Certifying Bodies ; ISO Standards TC 54 dan AFNOR Association Francaise de Normalisation Burfield 2003.
Di dalam IFRA International Fragrance Association disebutkan bahwa ada 26 bahan fragran yang memiliki sifat allergen. Dua diantaranya adalah bahan
ekstrak alami yaitu oak moss dan tree moss. Sedangkan yang lain adalah amyl cinnamal, benzyl alcohol, cinnamyl alcohol, citral, hydroxycitronellal, eugenol,
isoeugenol, amylcinnamyl alcohol, benzyl salicylate, cinnamal, coumarin, geraniol, hydroxyisohexyl-3-cyclohexene carboxaldehyde, anise alcohol, benzyl cinnamate,
farnesol, linalool, benzyl benzoate, citronellol, hexyl cinnamal, limonene, methyl 2-octynoate, alpha-isomethyl ionone IFRA 2003