TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi senyawa volatil minyak atsiri asal Indonesia dan gap analysis antara senyawa volatil pada minyak atsiri asal Indonesia dengan standar yang ada dan berlaku.

C. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk mendeteksi tentang adanya adulteration dan kontaminasi asing khususnya minyak pala, minyak nilam, minyak jahe segar, minyak kenanga, minyak ylang-ylang dan minyak daun jeruk purut. Selain itu hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam melengkapi informasi tentang senyawa penyusun minyak atsiri secara lebih detail khususnya 10 buah minyak atsiri yang diteliti tersebut dalam memenuhi standar yang semakin kompleks dan ketat terutama pasar ekspor. Terakhir, hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan dalam melengkapi standar yang ada atau membuat standar baru terkait belum adanya parameter senyawa volatil terutama Standar Nasional Indonesia SNI untuk beberapa minyak atsiri seperti minyak jahe, minyak pala, minyak akar wangi, minyak lada hitam, minyak kenanga, minyak ylang-ylang dan minyak daun jeruk purut. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Atsiri

Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun kira-kira baru 15 jenis yang sudah menjadi komoditi ekspor yaitu minyak sereh wangi citronella oil, minyak akar wangi vetiver oil, minyak nilam patchouli oil, minyak kenanga cananga oil, minyak cendana sandalwood oil, minyak pala dan fuli nutmeg oil dan mace oil, minyak daun, gagang, dan bunga cengkeh clove leaf oil, clove steam oil, clove bud oil, minyak lawang culilawan oil, minyak massoi massoi bark oil, minyak pangi Sasafras oil, minyak jahe ginger oil, minyak lada black pepper oil, minyak gaharu agarwood oil, minyak turpentin turpentine oil, cajeput oil, kaffir lime oil, sementara di pasar internasional terdapat 90 jenis minyak atsiri diperdagangkan Ma’mun 2006 Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Tanaman ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak essensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ seperti di dalam rambut kelenjar family Labiatae, di dalam sel- sel parenkim family Piperaceae, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen pada family Pinaceae dan Rutaceae. Minyak atisiri dapat terbentuk oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau hidrolisis dari glikosida tertentu yang mempunyai tiga fungsi yaitu membantu proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap flavoring agent dalam industri makanan dan minuman Ketaren 1985. Pada umumnya perbedaaan komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak. Berdasarkan asal-usul biosintetik, konstituen kimia dari minyak atsiri dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu keturunan terpena yang terbentuk melalui jalur biosintetis asam asetat mevalonat dan senyawa aromatik yang terbentuk lewat jalur sintetis asam sikimat, fenil propanoid. Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon C, hidrogen H dan oksigen O serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur nitrogen N dan belerang S. Umumnya komponen kimia dari dalam minyak atsiri terdiri dari campuran hidrogen dan turunannya yang mengandung oksigen yang disebut terpen atau terpenoid. Senyawa terpen mempunyai rangka karbon yang terdiri dari 2 atau lebih satuan isopren. Terpen merupakan persenyawaan hidrogen tidak jenuh dan satuan terkecil dari molekulnya disebut isopren. Klasifikasi dari terpen didasarkan atas jumlah satuan isopren yang terdapat dalam molekulnya yaitu monoterpene, seskuiterpene, diterpene, triterpene, tetraterpene dan politerpen. Rantai molekul terpen dalam minyak atsiri merupakan rantai terbuka alifatis dan rantai siklis Ketaren 1985 Sifat-sifat minyak atsiri diantaranya tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa, memiliki bau khas, mempunyai rasa getir kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika sampai kulit, dalam keadaan murni mudah menguap, bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik adalah salah satu sebab yang membedakannya dengan minyak lemak yang tersusun oleh asam-asam lemak. Bersifat tidak stabil terhadap lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari dan panas. Minyak atsiri umumnya memiliki indeks bias yang tinggi, bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan rotasi spesifik karena banyak komponen penyusun yang memiliki atom C asimetrik. Pada umumnya tidak bercampur dengan air tetapi cukup dapat larut hingga dapat memberikan baunya kepada air walaupun sangat kecil kelarutannya. Minyak atsiri mudah larut dalam pelarut organik. Parameter yang biasanya dijadikan standar untuk mengenai kualitas minyak atsiri meliputi berat jenis, indeks bias, putaran optik, bilangan asam dan kelarutan dalam alkohol. Selain itu organoleptik dan komponen-komponen kimia penyusunnya juga dijadikan acuan sebagai parameter dalam minyak atsiri. Komponen minyak atisiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas bau dan aroma yang karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan yaitu minyak atsiri hidrokarbon contoh : minyak terpentin,