BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kota
Kota merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat hidup, tempat belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjungnya tamu negara, tempat
mengukur prestasi para olahragawan, tempat pentas seniman domestik dan mancanegara, tempat rekreasi dan kegiatan
–kegiatan lainnya Dahlan 1992. Kota merupakan pusat berbagai kegiatan serta tempat yang sangat menarik untuk
bekerja, berdagang, kuliah dan belajar serta untuk berbagai keperluan lain Dahlan 2004, sedangkan menurut Irwan 2008 kota adalah suatu pusat permukiman
penduduk yang besar dan luas, juga terdapat berbagai ragam kegiatan ekonomi budaya, pusat pemerintahan serta kegiatan sosial dari banyak dimensi.
2.2 Masalah Lingkungan Perkotaan
Meningkatnya pembangunan berbagai kegiatan seperti pembangunan jalan, kegiatan transportasi, industri, permukiman dan kegiatan lainnya sering
mengakibatkan luasan ruang terbuka hijau menurun dan juga disertai menurunnya mutu lingkungan hidup. Hal ini akan mengakibatkan kota menjadi sakit, tercemar
dan kotor. Pelajar dan mahasiswa mempunyai sifat yang mengarah ke tempramental dan brutal dengan daya asah otak yang kurang kuat, karena selama
perjalanan pergi dan pulang banyak tercemar oleh gas CO dan logam berat Pb yang diemisikan oleh kendaraan bermotor Dahlan 1992.
Kota yang tercemar berat mengakibatkan Gubernur, Walikota atau Bupati tidak lagi dapat berpikir secara rumit, antisifatik, unik dan futuristik, bahkan
mungkin sering sakit. Lingkungan udara yang tercemar berat oleh gas CO, SO2, hidrokarbon, O3, NO2 dan NO serta berbagai pencemaran udara lainnya akan
mengakibatkan penyakit atau dapat memperparah penyakit jantung dan paru serta dapat mengakibatkan kematian. Pada kota tercemar berat juga pelajar dan
mahasiswa menjadi kurang cakap dan mudah tersinggung dan marah serta dapat menurunkan kemampuan dan ketahanan berpikirnya. Pencemaran lingkungan
juga dapat menurunkan prestasi dan unjuk kerja kehadiran dosen Dahlan 2004.
Berdasarkan pernyataan Irwan 2008, banyak bermunculan fenomena masalah lingkungan di perkotaan seperti suhu udara yang semakin meningkat,
tingkat polusi udara semakin tinggi, rusak atau hilangnya berbagai habitat yang diikuti menurunnya keanekaragaman flora dan fauna, hilang dan rusaknya
pemandangan, serta berbagai macam masalah sosial. Setiap pembangunan lahan hijau atau vegetasi selalu menjadi korban, padahal vegetasi mempunyai peranan
penting dalam ekosistem.
2.3 Hutan Kota
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, hutan kota adalah suatu hamparan yang tumbuhannya berupa pohon
–pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat berwenang. Adapun peranannya adalah untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, meresap air,
menciptakan kesimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Sedangkan menurut Irwan 2008
hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosiasinya yang tumbuh di lahan kota atau sekitarnya, berbentuk jalur, menyebar atau bergerombol
menumpuk, struktur meniru menyerupai hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa liar dan menimbulkan lingkungan sehat,
suasana nyaman, sejuk dan estetis. Adapun tipe hutan kota sebagai berikut: tipe pemukiman, tipe kawasan
industri, tipe rekreasi dan keindahan, tipe pelestarian plasma nutfah, tipe perlindungan dan tipe pengamanan Dahlan 1992. Bentuk
–bentuk hutan kota menurut Dahlan 2004 adalah pekarangan, sekitar gedung, taman kota, taman
atap, taman burung, bawah jalan layang, tempat parkir, sisi jalan raya dan jalan tol, kebun raya dan kebun binatang, kuburan dan taman makam pahlawan,
sempadan pantai, kiri kanan sungai dan sekitar waduk, sekitar mata air dan daerah resapan air, serta lapangan golf.
2.4 Peranan Hutan Kota