BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Riau merupakan salah satu daerah berkembang dalam bidang kehutanan, perkebunan sawit dan karet, perdagangan, pertambangan minyak, wisata dan lain
sebagainya, sehingga Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Provinsi Riau sedang mengalami perkembangan pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan
pusat perbelanjaan, industri, komplek perumahan dan fasilitas lainnya yang mengakibatkan berkurangnya ruang hijau Firdaus 2003. Permasalahan yang
sering timbul di Riau yaitu kebakaran yang terjadi setiap bulan dan jumlah kendaraan bermotor yang meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informasi Kota Pekanbaru 2008, terjadi kenaikan jumlah kendaraan bermotor wajib uji dari 2005 ke 2008 sebesar 7.000 unit. Permasalahan
tersebut mengakibatkan berkurangnya nilai estetika dan kebutuhan air, serta meningkatnya polusi dan suhu. Berdasarkan laporan BMKG Provinsi Riau
2010, terjadi kenaikan suhu di Kota Pekanbaru dari tahun 2008 ke tahun 2010 sebesar 0,4
C yang akan mengurangi kenyamanan penduduk dalam beraktivitas serta menurunkan daya pikir seseorang.
Banyaknya permasalahan lingkungan yang terjadi dapat dikurangi dengan keberadaan beberapa hutan kota di Pekanbaru. Sesuai penyataan dalam Undang
– Undang No. 41 tahun 1999, hutan kota mempunyai fungsi untuk kepentingan
pengaturan iklim mikro, estetika dan resapan air. Hutan kota memerlukan studi pengembangan dalam pengelolaannya, yang bertujuan untuk mengarahkan
potensi-potensi yang sudah ada agar dapat dikelola lebih baik untuk mendapatkan fungsi hutan kota yang optimal. Pengembangan hutan kota yang baik diharapkan
dapat menciptakan lingkungan yang nyaman dalam membantu masyarakat untuk beraktivitas dengan lancar.
Kampus Universitas Riau UR telah ditunjuk oleh pemerintah Kota Pekanbaru sebagai hutan kota pada tahun 2007 dengan luas keseluruhan 50 ha.
Seluas 20 ha sudah dikembangkan berupa arboretum dan jalur hijau, sedangkan sisanya seluas 30 ha baru akan dikembangkan. Tujuan penunjukkan hutan kota
UR ini adalah untuk membantu memenuhi luasan hutan kota 10 dari luas kota Pekanbaru 632.260 ha sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002.
Pengembangan hutan kota membutuhkan pengetahuan mengenai preferensi masyarakat sebagai pengguna utama yang tentunya ditentukan oleh
persepsinya serta dapat merupakan masukan bagi kebijakan pemerintah daerah. Hutan kota di dalam kampus sangat penting untuk kegiatan belajar-mengajar
serta mempengaruhi prestasi mahasiswa. Hal ini mengacu pada pernyataan Dahlan 2004, bahwa mahasiswa pada kota tercemar menjadi kurang cakap dan
mudah tersinggung, menurunkan kemampuan dan ketahanan berpikir mereka, menurun prestasi dan unjuk kerja kehadiran. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat membantu pengelola dalam mengembangkan hutan kota UR.
1.2 Perumusan Masalah