42 Dengan demikian kedudukan penelitian ini di antara penelitian sejenis
sebelumnya adalah bahwa penelitian ini berusaha untuk menyempurnakan dan memperdalam kajian mengenai model pembelajaran problem based learning
yang mempunyai banyak sekali teknik dan motivasi belajar yang sangat diperlukan dalam belajar matematika.
C. Kerangka Berfikir
Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran banyak metode pembelajaran yang digunakan. Pemilihan metode mengajar harus disesuaikan
dengan materi yang disampaikan, tujuan pembelajarannya, waktu yang tersedia, situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi
pelajaran. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning serta model pembelajaran ekspositori.
Pembelajaran Matematika sampai saat ini masih sering menggunakan cara model pembelajaran ekspositori yang banyak menggantungkan kehadiran
para guru. Pembelajaran yang banyak menitik beratkan pada keaktifan siswa masih jarang digunakan, Hal ini disebabkan karena pola pembelajaran yang
berlangsung dari sejak dulu sampai saat ini adalah metode yang aktif dilakukan oleh guru dan siswa menjadi pasif.
Proses pengajaran matematika pada penelitian ini akan dicoba menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, yang terpusat
pada siswa dan banyak mengurangi ketergantungan pada guru, karena dalam hal ini guru bukan sebagai penyampai materi melainkan sebagai fasilitator dan
motivator.
43 Dalam proses juga sangat diperlukan adanya motivasi siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar, terutama dalam hal ini adalah untuk mengikuti pembelajaran matematika. Hasil belajar yang baik tidak selalu
diraih oleh siswa dengan kecerdasan tinggi, tetapi dapat pula diraih oleh siswa dengan kecerdasan rendah namun mempunyai motivasi belajar yang tinggi.
Jika kedua model diterapkan pada siswa yang tinggi motivasi belajarnya, maka dapat dipastikan siswa yang memperoleh hasil belajar yang
tinggi. Karena model pembelajaran problem based learning dirancang untuk siswa yang memiliki latar belakang kemampuan dan karakteristik yang
berbeda-beda, maka siswa yang termasuk kategori sedang dan rendah motivasi belajarnya akan merasa mendapatkan kemudahan dalam memahami pelajaran.
Sedangkan dalam model pembelajaran ekspositori, siswa yang demikian tidak mendapatkan perhatian khusus karena pembelajaran dilaksanakan secara
klasikal. Akibatnya, siswa yang sedang dan rendah motivasi belajarnya mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Dengan
demikian mudah dimengerti bahwa model pembelajaran problem based learning menghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripada pembelajaran
ekspositori jika diterapkan pada siswa yang sedang dan rendah motivasi belajarnya. Skema berikut ini akan memperjelas kerangka berfikir yang
diuraikan.
Model Pembelajaran 1.
PB L 2.
Ekspositori Hasil Belajar Matematika
Siswa
44
D. Hipotesis