Pengawasan Post-Market a. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

pendukung produk berklaim, data yang dimaksud tidak cukup jelas, sehingga kaitannya dengan keamanan pangan diperlukan kejelasan data yang dimaksud dan kategorisasinya terkait dengan keamanan pangan.

4.3.1. Pengawasan Post-Market a. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan

Pada pengawasan post-market pemeriksaan sarana produksi pangan telah disusun petunjuk teknis dan formulir penilaian serta formulir hasil pemeriksaan yang secara substansi telah mencakup aspek-aspek yang diperlukan dalam pemenuhan cara produksi pangan yang baik CPPB. Berdasarkan implementasi sistem tersebut menunjukkan masih rendahnya cakupan pemeriksaan untuk sarana produksi MD 10.54 yang merupakan area kewenangan Badan POM dengan produk yang memenuhi syarat MS sebesar 18.79. Pemeriksaan sarana produksi cenderung banyak dilakukan terhadap sarana produksi industri rumah tangga pangan IRTP yang berada di catchmen area Balai BesarBalai POM setempat dan industri pangan yang tidak terdaftar TTD. Peningkatan kerja sama perlu dilakukan Badan POM dengan PEMDA setempat dalam hal pengawasan dan pembinaan IRTP. Penetapan prioritas pemeriksaan sarana produksi diserahkan kepada Balai BesarBalai POM setempat belum dilakukan prioritas secara nasional, berdasarkan kasus yang terjadi dan disesuaikan dengan anggaran. Sarana produksi yang dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili keseluruhan produksi pangan yang ada di wilayah Balai BesarBalai POM setempat. Petugas pengawas pangan memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan pemeriksaan sarana ini. Luasnya cakupan area pemeriksaan memerlukan jumlah pengawas pangan dan kompetensi yang memadai yang dimiliki petugas pengawas pangan. Evaluasi terhadap pemeriksaan sarana produksi pangan pada pengawasan post-market dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Evaluasi pengawasan post-market pada pemeriksaan sarana produksi pangan tahun 2006-2010 No Aspek Uraian EvaluasiKajian 1 Lokasi Sarana produksi pangan MD dan IRTP terdaftar dan tidak terdaftar di 26 Balai BesarBalai POM • Sasaran pemilihan sarana produksi tidak cukup jelas • Perlu adanya prioritas pemilihan sarana misalnya berdasarkan kategori risiko dan dititik beratkan pada pemeriksaan sarana produksi MD yang merupakan kewenangan Badan POM • Bekerjasama dengan PEMDA setempat untuk pemeriksaan sarana produksi IRTP • Sarana produksi pangan yang terdaftar lebih diutamakan 2 Frekuensiwaktu Rutin sesuai jadwal yang disusun Balai BesarBalai POM setempat, dilaporkan setiap triwulan kepada Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Jelas 3 Acuan • Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia nomor 75M- INDPER72010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik Good Manufacturing Practices • Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga Acuan sudah cukup jelas. Pedoman CPPB yang dikeluarkan oleh Menteri Perindustrian merupakan pedoman umum dalam memproduksi pangan olahan yang merupakan acuan bagi industri pengolahan pangan, pembina industri pengolahan pangan dan pengawas mutu dan keamanan pangan olahan. Sedangkan pedoman CPPB- IRT yang dikeluarkan Kepala Badan merupakan acuan CPPB untuk IRT sebagai panduan bagi penyelenggara SPP-PIRT dan panduan bagi Penyuluh Keamanan Pangan PKP dan DFI dalam melakukan pengawasan dan pembinaan IRTP Tabel 4. Evaluasi pengawasan post-market pada pemeriksaan sarana produksi pangan tahun 2006-2010 No Aspek Uraian EvaluasiKajian CPPB-IRT • Petunjuk teknis pemeriksaan sarana distribusi 4 Piranti • Petunjuk penilaian penerapan CPMB Sarana Produksi Pangan Form A: kelompok A s.d. • Form RA : rekapitulasi hasil pemeriksaan sarana produksi makanan dan minuman Secara substansi sudah mencakup aspek-aspek penerapan CPMB sudah baik 5 Pelaksana Petugas pengawas pangan tingkat nasional NFI dan tingkat daerah DFI • Evaluasi terhadap jumlah petugas pengawas pangan NFI maupun DFI apakah sudah mencukupi untuk area pengawasan industri yang luas NFI mengawasi industri pangan MD sedangkan DFI mengawasai IRTP. • Peningkatan kompetensi petugas pengawas pangan NFI maupun DFI 6 Skala prioritas Prioritas pemeriksaan sarana produksi diserahkan kepada Balai BesarBalai POM setempat dan atau secara mendadak berdasarkan kasus yang terjadi • Disesuaikan dengan anggaran • Perlu adanya penyusunan prioritas pemeriksaan sarana produksi pangan • Penyusunan anggaran berdasarkan prioritas yang disusun

b. Pemeriksaan Sarana Distribusi Pangan