UJI PASIR Beton setengah matang

BAB III UJI PASIR

A. DASAR TEORI

Agregat merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan beton. Berdasarkan ukurannya, agregat dapat dibagi atas dua bagian yaitu agregat halus pasir, dan agregat kasar batu pecah. Ditinjau dari asalnya pasir dapat berupa pasir alami sebagai disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Dalam pembuatan campuran beton,pasir berfungsi sebagai bahan pengisi.Butir-butir pasir yang dipakai dalam campuran beton harus bersifat keras dan kekal,artinya tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh alam seperti panas atau hujan. Oleh sebab itu perlu diketahui segala sesuatu tentang pasir sehubungan dengan fungsinya dalam campuran beton,antara lain seperti :  Susunan butirgradasi,yaitu pemisahan pasir sesuai dengan diameternya yang dilakukan dengan analisa saringan.  Kadar organis yang dikandung oleh pasir.  Kadar Lumpur dalam pasir,yaitu tidak boleh lebih dari 5 sesuai dengan yang di syaratkan dalam buku pedoman.  Kelembapan dan resapan pasir.  Berat jenis pasir.  Berat volume baik dalam keadaan lepas maupun padat.  Persyaratan tentang bahan pasir secara lengkap dan jelas dapat dilihat di buku pedoman atau buku peraturan yang ada.

B. PENGUJIAN YANG DILAKSANAKAN III.1 ANALISA GRADASI PASIR DAN MODULUS HALUS

Dalam distribusi besaran butir agregat diperlukan dalam perancangan campuran adukan beton,sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran lengkap dengan sieve shaker.Analisa gradasi pasir ini untuk menentukan ukuran-ukuran pasir,apakah termasuk pasir layak atau tidak layak yang terangkum dalam bentuk grafik zone,dari zone I,II,III,danIV. III.1.1 Peralatan Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 15  Timbangan analitis 2500 gram  Oven yangdilengkapi dengan pengatur suhu  Sikat baja  Alat penggetar ayakan  Ayakan ASTM yang disusun dari atas ke bawah berurutan dengan ukuran Nomor ayakan Ukuran diameter lubangmm 4 4.76 8 2.38 16 1.09 30 0.59 50 0.29 100 0.15 Pan - III.1.2 Bahan  Bahan : Pasir keadaan kering oven III.1.3 Prosedur pengujian :  Timbang pasir sebanyak 1000gr dan keringkan dalam oven dengan suhu 105 C selama 24 jam.  Kemudian masukkan pasir kedalam ayakan yang telah disusun,kemudian digetar dengan mesin penggetar selama 10 menit.  Timbang pasir yang tertinggal pada tiap-tiap ayakan.Kontrol berat pasir keseluruhan adalah 1000 gram.  Dari hasil ayakan,dibuat grafik untuk menentukan daerah gradasi butiran pasir dan modulus kehalusannya. III.1.4 Data Praktikum III.1.4.1 Tabel : 1. Analisa Gradasi pasir dan modulus halus Saringan Yang tertinggal pada Saringan kumulatif No mm Gram Tertinggal Lolo s 4 4.76 25.5 2.55 2.55 97.45 8 2.38 84 8.4 10.95 89.05 16 1.19 126 12.6 23.6 76.45 30 0.59 250.5 25.05 48.6 51.4 50 0.29 7 288 28.8 77.4 22.6 Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 16 100 0.14 9 188 18.8 96.2 3.8 Pan 0.00 38 3.8 - Jumla h 1000 259.5 Modulus kehalusan =2.59 Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 17 Grafik 2.1 Lengkung Ayakan Pasir : Batas grading zone 2 : lengkung ayakan pasir III.1.4.2 Kesimpulan Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa lengkung ayakan berada pada grading zone 2 dengan nilai modulus kehalusan sebesar 2.59 Dalam hal ini pasir memenuhi syarat mutu menurut ASTM C-33; 2,3-3,1 yakni berada diantara 1,5 – 3,8. Jadi, pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart analisa gradasi pasir dan modulus halus. III.2 KELEMBAPAN PASIR Kelembapan pasir merupakan salah satu syarat penting sebagai bahan pengisi beton.Di mana kelembapan pasir merupakan banyaknya kandungan air yang dimiliki oleh pasir,sehingga dapat diketahui berapa banyak kandungan air yang dimiliki oleh pasir tersebut,atau dapat diketahui derajat kejenuhan pasir terhadap air. Disamping itu pula kelembapan pasir juga berpengaruh terhadap berat volume pasir, dari perhitungan berat volume dan berat jenis pasir menunjukkan bahwa diantara butiran-butiran pasir terdapat ruang kosong yang terdapat dalam susunan agregat tersebut, sehingga berat volume agregat tersebut tergantung pada kelembapannya. Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 18 III.2.1 Peralatan  Timbangan analitis 2500 gram  Oven  Pan III.2.2 Bahan  Pasir dalam keadaan asli III.2.3 Prosedur pengujian  Timbang pasir kondisi asli sebanyak 500 gram B  Masukkan pasir tersebut ke oven selama 24 jam dengan temperatur 110 C + 5 C  Keluarkan pasir dari oven,setelah dingin timbang beratnya A III.2.4 Tabel : 2. Kelembaban Pasir Pengujian nomor 1 2 3 Berat pasir asliB 500 500 500 Berat pasir oven A 471 479 469 Kelembaban pasir 0.06 0.04 0.06 Kelembaban pasir = B − A A X 100 1. 500 −471 471 X 100 =0.06 2. 500 −479 479 X 100 =0.04 3. 500 −469 469 X 100 =0.06 Kelembaban pasir rata-rata = 0.06 +0.04+0.06 3 = 0.16 5 =0.053 III.2.5 Kesimpulan Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh kelembaban pasir sebesar 0.053. Dalam hal ini menurut standart kelembaban pasir dari ASTM C566-89 adalah tidak lebih dari 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart kelembaban pasir untuk digunakan dalam campuran agregat beton. Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 19 III.3 BERAT JENIS PASIR Berat jenis pasir adalah perbandingan antara berat agregat kering dengan berat volume air suling pada suhu tertentu yang volumenya sama dengan volume pasir.Nilai ini diperlukan untuk menetapkan untuk besarnya komposisi volume agregat dalam adukan beton. III.3.1 Peralatan  Timbangan analitis 2500 gram  Gelas ukur labu takar 1000 cc  Oven lengkap dengan pengatur suhu III.3.2 Bahan  Pasir keadaan SSD III.3.3 Prosedur pengujian  Timbang labu takar 1000 cc  Timbang pasir keadaan SSD sebanyak 250 gram A  Masukkan pasir kedalam labu takar hingga batas kapasitas dan timbang beratnya untuk mengontrol berat pasir.Kemudian diisi air sampai penuh dan labu dipegang miring,diputar-putar hingga gelembung udara keluar dan timbang beratnyaB  Bersihkan labu takar kosong,isi air sampai batas kapasitas,timbang beratnya C III.3.4 Data Praktikum III.3.4.1 Tabel : 3. Berat Jenis Pasir Pengujian nomor 1 2 3 Berat pasir SSD A 250 250 250 Berat labu + Pasir + air B 775 778 776 Berat labu + Air C 645 665 635 Berat jenis pasir 2.08 1.8 2.3 Berat jenis pasir = A A −B+C 1 250 250 −775+645 =2.08 2 250 250 −778+665 =1.8 Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 20 3 250 250 −776+635 =2.2 Berat jenis pasir rata-rata = 2.08 +1.8+2.2 3 = 6.08 3 =2.02 III.3.5 Kesimpulan Menurut SNI 03-1970-1990 Standart berat jenis pasir adalah tidak lebih dari 3. Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh berat jenis pasir yang digunakan dalam praktikum= 2.02 Jadi, pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart berat jenis pasir untuk digunakan dalam campuran agregat beton. III.4 BERAT VOLUME PASIR Berat volume pasir adalah perbandingan antara berat pasir pada suhu kamar dengan volume pasir.Didalam perancangan adukan beton,untuk menentukan volume padat bagian yang terpilih perlu diketahui ruangan- ruangan yang dipakai oleh partikel agregat,terlepas dari ada atau tidaknya pori dalam partikel.Nilai yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah berat volume jenuh permukaan SSD.Berat volume suatu agregat di pengaruhi oleh beberapa factor termasuk jumlah air yang ada dan pemadatan yang dilakukan.Untuk itu dalam menentukan campuran adukan beton dipakai nilai rata-rata hasil pemeriksaan yang dilakukan. III.4.1.Peralatan  Timbangan analitis 2500 gram  Takaran berbentuk silinder dengan volume 5 liter  Alat perojok dari besi berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm III.4.2.Bahan  Pasir kering III.4.3.Prosedur pengujian  Tanpa rojokan o Timbang silinder dalam keadaan kering A o Silinder diisi air sampai batas kapasitas dan ratakan permukaannya,kemudian timbang beratnya B  Dengan rojokan o Silinder di timbang beratnya A Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 21 o Isi silinder dengan pasir 13 bagian,kemudian rojok sebanyak 25 kali.Isi lagi 13 bagian silinder,rojok 25 kali,lakukan lagi dengan cara sama hingga silinder penuh. o Ratakan permukaan pasir,kemudian timbang beratnya B III.4.4 Data Praktikum III.4.4.1 Tabel : 4. Berat Volume Pasir Pengujian nomor Dengan rojokan Tanpa rojokan Berat silinder A 4810 4810 4810 4810 Berat silinder + Pasir B 12205 12215 10350 10370 Berat pasir : B – A 7395 7405 5540 5560 Volume silinder V 5 lt 5 lt 5 lt 5 lt Berat volume pasir B – AV 1.479 1.481 1.108 1.112 Berat volume rata-rata 1.479 +1.481+1.108+1.112 4 =1.295 Berat Volume pasir dengan rojokan v  v = B − A V = 7395 5000 =1.479 = 7405 5000 =1.481 Berat Volume rata – rata  vrata-rata = 1.479 +1.481+1.108+1.112 4 =1.295 grcm3 III.4.5 Kesimpulan Menurut ASTM C 29, Standart berat volume pasir adalah antara 1,0 – 1,8, berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh berat volume pasir memiliki nilai 1.295 grcm 3 .Jadi pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart berat volume pasir untuk digunakan dalam campuran agregat beton. III.5 UJI AIR RESAPAN PASIR Prosentase berat air yang dapat diserap oleh pori terhadap berat agregat kering.Jadi, kemampuan pasir dalam menyerap air sangat menentukan jumlah air dalam campuran beton sehingga dapat Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 22 Berat Volume pasir tanpa rojokan v  v  = = 5540 5000 =1.108 = 5560 5000 =1.108 mempengaruhikemampuan mengeras dan mengikatnya suatu campuran beton. III.5.1.Peralatan  Timbangan analitis 2500 gram  Oven yang dilengkapi pengatur suhu III.5.2.Bahan  Pasir kondisi SSD III.5.3.Prosedur pengujian  Timbang pasir dalam keadaan SSD sebanyak 500 gram  Masukkan ke oven selama 24 jam  Keluarkan pasir dari oven,dinginkan kemudian timbang beratnya A III.5.4 Data Praktikum III.5.4.1 Tabel : 5. Resapan Pasir Pengujian nomor 1 2 3 Berat pasir SSD 500 500 500 Berat pasir oven A 471 479 468 Kadar air resapan 0.05 0.042 0.078 Kadar air resapan pasir SSD = 500 – A x 100 A 1. 500 −471 500 x 100 =0.05 2. 500 −479 500 x 100 =0.042 3. 500 −461 500 x 100 =0.078 K a d a r a i r r e s a p a n p a s i r r a t a - r a t a = 0.05 +0.042+0.078 3 = 0.17 3 =0.056 III.5.5 Kesimpulan Menurut SNI 03-1970-1990, Standar kadar resapan pasir adalah 3, berdasarkan data dan perhitungan diatas, kadar resapan pasir yang digunakan dalam praktikum sebesar=0.056 Dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart serta layak digunakan dalam campuran agregat beton. Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 23 III.6 PENGEMBANGAN VOLUME PASIR Pengembangan volume pasir merupakan besarnya volume udara yang terkandung dalam rongga diantara butir-butir pasir. III.6.1.Peralatan  Gelas ukur 500 cc  Batang pengaduk III.6.2.Bahan  Pasir kondisi asli  Air III.6.3.Prosedur pengujian  Masukkan pasir kedalam gelas ukur ¾ bagian 375 cc,catat volumenya A.  Pasir di keluarkan,kemudian masukkan air kedalam gelas ukur ½ bagian 250 cc.Masukkan kembali pasir kedalam gelas ukur sedikit demi sedikit sambil diaduk kemudian didiamkan dan endapannya di catat B. III.6.4. Data Praktikum II.6.4.1 Tabel : 6. PENGEMBANGAN VOLUME PASIR Pengujian nomor 1 2 3 Volume pasir A 459.5 461 458 Endapan pasir + Air B 145 152 145 P e n g e m b a n g a n v o l u m e pasirbulking 2.16 2.03 2.15 Pengembangan volume pasir Bulking = A – B x 100 B 1. 459.5 −145 145 x100 =2.16 2. 461 −152 152 x100 =2.03 3. 458 −145 145 x 100 =2.15 Pengembangan volume pasir Bulking rata-rata = 2.16 +2.03+2.15 3 = 6.34 3 =2.11 Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 24 III.6.5 Kesimpulan Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh pengembangan volume pasir dalam praktikum sebesar 2.11 , Di mana standar pengembangan volume pasir menurut ASTM C 29 M – 91 adalah 65. Dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart pengembangan volume pasir untuk digunakan dalam campuran agregat beton. III.7 KEBERSIHAN PASIR TERHADAP BAHAN ORGANIK Pasir sebagai salah satu bahan campuran beton perlu diketahui seberapa besar pengaruh kadar organik yang terkandung pada pasir tersebut,sebab kadar organik sangat mempengaruhi kekuatan beton. Zat organik yang biasanya terdapat didalam agregat berasal dari proses penghancuran zat-zat tumbuhan,terutama yang mengandung asam tanin yang berbentuk humus dan Lumpur organik.Zat organik biasanya terdapat pada agregat halus yang diambil dari sungai dan umumnya dibawa air pada saat sungai banjir.Pengaruh zat organik pada beton dapat menurunkan mutu beton.Oleh karena itu zat organik yang terdapat pada agregat halus dihilangkan sebelum digunakan untuk campuran beton,karena akan memperlambat dan menghalangi proses hidrasi semen sehingga berakibat mengurangi mutu beton yang dapat dicapai. III.7.1.Peralatan  Botol bening 350 cc III.7.2.Bahan  Pasir kondisi asli 130 cc  Larutan NaOH 3 sebanyak 200 cc III.7.3.Prosedur pengujian  Botol diisi pasir sebanyak 130 cc  Tambahkan NAOH 3 sebanyak 200 cc,lalu di kocok  Setelah di kocok didiamkan selama 24 jam  Bandingkan warna yang terjadi dengan warna standar III.7.4.Kesimpulan Campuran pasir dan NaOH 3 setelah 24 jam Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 25 Dari proses pengujian didapatkan bahwa warna pasir setelah ditambahkan NaOH 3 , dikocok dan didiamkan selama 24 jam. Menurut SNI 03-2816-1992 jika larutan menjadi berwarna coklat tua : mengindikasikan kandungan organik dalam agregat cukup tinggi. Dari hasil praktikum terlihat bahwa warna NaOH berubah dari jernih menjadi kekuningan, hal ini menandakan bahwa kandungan organik pada pasir sedikit. III.8 UJI KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR DENGAN CARA BASAH Dari analisa saringan pasir,dapat diketahui besaran butiran pasir yang masuk dalam lengkung ayakan baik dalam zone I,II,III,IV.Apabila gradasi yang terjadi lebih kecil dari persyaratan minimum butiran pasir,dapat dipastikan bahwa pasir tersebut tergolong pasir halus atau yang dikenal dengan lempung atau Lumpur.Pasir halus sebagai bahan campuran beton akan berpengaruh kepada kemampuan kekuatan beton,sehingga perlu diperiksa berapa banyak kandungan Lumpur yang dimiliki oleh pasir tersebut.Sehingga sesuai dengan yang diisyaratkan oleh buku peraturan yang berlaku. III.8.1.Peralatan  Botol bening tak berwarna 350 cc  Penggaris III.8.2.Bahan  Pasir dalam keadaan asli 500 cc  Air III.8.3.Prosedur pengujian  Botol diisi pasir setinggi kira-kira 6 cm  Tambahkan air hingga botol hampir penuh dan tutup rapat.Botol di kocok-kocok dan diamkan selama 24 jam  Endapan lumpur yang terjadi di ukur tingginya h.Demikian pula pasir bersih diukur tingginya H. III.8.4 Data Praktikum Percobaan nomor 1 Tinggi lumpur h 4 Tinggi pasir H 53 Kadar lumpur 7.54 Kadar lumpur = h x 100 Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 26 H 4 53 x 100 =0.07 III.8.5 Kesimpulan Berdasarkan SNI 03-1750-1990 kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara basah kurang dari 5 untuk layak digunakan dalam campuran agregat beton. Data dan perhitungan diatas diperoh besarnya kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara basah mencapai 0.07 Sehingga pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standar pengujian dan layak digunakan dalam agregat campuran beton. III.9 KEBERSIHAN PASIR TERHADAP LUMPUR DENGAN CARA KERING Dari analisa saringan pasir,dapat diketahui besaran butiran pasir yang masuk dalam lengkung ayakan baik dalam zone I, II, III, IV .Apabila gradasi yang terjadi lebih kecil dari persyaratan minimum butiran pasir,dapat dipastikan bahwa pasir tersebut tergolong pasir halus atau yang dikenal dengan lempung atau Lumpur.Pasir halus sebagai bahan campuran beton akan berpengaruh kepada kemampuan kekuatan beton,sehingga perlu diperiksa berapa banyak kandungan Lumpur yang dimiliki oleh pasir tersebut.Sehingga sesuai dengan yang diisyaratkan oleh buku peraturan yang berlaku. III.9.1.Peralatan  Timbangan analitis 2500 gram  Saringan 0,063 mm  Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu  Pan III.9.2.Bahan  Pasir kering oven  Air III.9.3.Prosedur pengujian  Timbang pasir kering oven sebanyak 500 gram B.  Cuci pasir tersebut hingga bersih,yaitu dengan mengaduk pasir dengan air berkali-kali hingga air tampak bening.Tuangkan air cucian ke saringan berkali-kali.  Pasir yang sudah bersih dan tertinggal pada saringan lalu dipindahkan ke pan dan di oven dengan suhu 110 C +5 C selama 24 jam. Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 27  Keluarkan pasir bersih dari oven,tunggu hingga dingin lalu timbang beratnya A. III.9.4 Data Praktikum Percobaan nomor 1 2 3 Berat pasir kering oven A 500 500 500 Berat pasir bersih kering B 417 417 425 Kadar lumpur -0.19 -0.19 -0.17 Kadar Lumpur = B − A B x100 1. 417 −500 417 x 100 = ¿ -0.19 2. 417 −500 417 x 100 = ¿ -0.19 3. 425 −500 425 x 100 = ¿ -0.17 Kadar Lumpur rata-rata = − 0.19 + −0.19+−0.17 3 =−0.55 III.9.5 Kesimpulan Menurut SNI 03-1750-1990 Standart kadar lumpur pasir adalah 30.Berdasarkan data dan perhitungan diatas diperoleh kadar lumpur pasir sebesar -0.55 Dapat disimpulkan bahwa pasir yang digunakan dalam praktikum memenuhi standart kadar lumpur pasir dan layak digunakan dalam campuran agregat beton. Laporan Praktikum Teknologi Beton Dan Material 28

BAB IV UJI BATU PECAH