Penokohan dan Perwatakan Perbedaan antara Novel Canting dan Para Priyayi

1. Penokohan dan Perwatakan

Pak Bei dan Sastrodarsono meskipun memiliki beberapa kesamaan, mereka juga memiliki perbedaan, yaitu dari segi pekerjaan dan karakter. Dari segi pekerjaan, Pak Bei adalah abdi keraton Surakarta, golongan priayi yang berasal dari darah keturunan keraton Surakarta yang bergelar Ngabehi. Sementara itu, Sastrodarsono seorang mantri guru, golongan priayi dari kalangan terdidik dan pegawai pemerintahan Belanda. Sastrodarsono adalah keturunan petani, namun dengan usaha kerasnya, ia berhasil menjadi priayi. Kedua tokoh tersebut meskipun merupakan tokoh bulat, mereka memiliki watak yang berbeda. Pak Bei dilukiskan sebagai priayi yang tidak suka bekerja, suka makan enak, dan senang memelihara ikan maskoki, ayam kate, dan burung perkutut. Sementara itu, Sastrodarsono dilukiskan sebagai priayi yang ulet, rajin, dan pekerja keras. Ia memiliki kepedulian yang besar terhadap nasib bangsanya, yaitu dibuktikan dengan mendirikan sekolah partikelir di Wanalawas meskipun akhirnya ditutup karena dilarang oleh gupermen. Selain kedua tokoh di atas, Ni dan Lantip mempunyai beberapa perbedaan. Perbedaan yang mendasar dari kedua tokoh ini tentunya adalah mengenai jenis kelamin. Ni berjenis kelamin perempuan, sedangkan Lantip berjenis kelamin laki-laki. Dengan perbedaan jenis kelamin ini tentunya akan membawa perbedaan yang jauh pada karakter tiap tokoh. Ni merupakan tokoh bulat, ia digambarkan memiliki watak yang kompleks. Sementara itu, Lantip adalah tokoh datar, ia digambarkan sepenuhnya memiliki sifat yang baik. Bu Bei dan Ngaisah juga memiliki perbedaan meskipun keduanya digambarkan sebagai tokoh datar. Bu Bei menjadi priayi karena diperistri oleh Pak Bei. Ia merupakan anak buruh batik keluarga Pak Bei. Sementara itu, Ngaisah berasal dari keturunan petani, tetapi ayahnya telah menjadi priayi mantri candu. Oleh karena itu, Ngaisah dapat dikatakan sebagai priayi. Setelah menikah dengan Pak Bei, Bu Bei selain menjadi ibu rumah tangga, ia masih harus berdagang di Pasar Klewer menjual batik. Berbeda halnya dengan Ngaisah, ia sepenuhnya berperan sebagai ibu rumah tangga.

2. Sudut Pandang Pengarang