Urea Formaldehida Perlakuan Pendahuluan

Maloney 1993 menyatakan bahwa dibandingkan kayu asalnya, papan partikel mempunyai beberapa kelebihan seperti bebas mata kayu, pecah dan retak, ukuran dan kerapatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, tebal dan kerapatan seragam, mudah dikerjakan, mempunyai sifat isotropis, serta sifat dan kualitasnya dapat diatur.

2.3 Urea Formaldehida

Perekat urea formaldehida merupakan hasil kondensasi dari urea dan formaldehida yang dihasilkan dari reaksi antara urea dan formaldehida dengan perbandingan tertentu Kolmann et al 1975 dalam Simangungsong 1989. Perekat ini larut dalam air dan akan cepat mengeras dengan naiknya temperatur 95 o C- 130 o C atau 200-260 o F dan atau turunnya pH. Kelebihannya yaitu warna putih sehingga tidak memberikan warna gelap pada waktu penggunaannya, harga relatif murah dibandingkan dengan perekat sintesis lainnya serta tahan terhadap biodeteriorasi dan air dingin. Sedangkan kelemahannya yaitu kurang tahan terhadap pengaruh asam dan basa serta penggunaannya hanya terbatas untuk interior Ruhendi et al 2007, akan tetapi agar kualitas produk yang dihasilkan meningkat maka dapat dilakukan penambahan 10-20 melamin formaldehida atau resolsinol formaldehida Tsoumis 1991. Disamping itu, perekat urea formaldehida juga mempunyai karakteristik viskositas 25 o C Cps sebesar 30, resin solid content 40-60, pH sekitar 7-8, dan berat jenis 25 o C adalah 1,27- 1,29 Maloney 1993.

2.4 Perlakuan Pendahuluan

Perlakuan pendahuluan merupakan usaha untuk memperbaiki sifat papan partikel melalui pemberian perlakuan tertentu terhadap selumbar sebelum diberi perlakuan lebih lanjut. Perlakuan pendahuluan menyebabkan sifat papan partikel kayunya berubah, misalnya tingkat keasaman berubah, zat ekstraktif berkurang, atau partikel kayunya lebih stabil terhadap pengaruh air. Adanya perubahan sifat partikel tersebut, maka papan partikel yang dihasilkan memiliki sifat-sifat tertentu yang lebih baik. Pengurangan kadar zat ekstraktif dapat dilakukan dengan menggunakan air dingin, air panas, alkohol, benzena, dan eter Hadi 1991. Perlakuan pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu perendaman air dingin dan perendaman air panas. Menurut Rowell 2005 dalam Amelia 2009, zat ekstraktif adalah senyawa kimia dalam kayu yang dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut. Zat ekstraktif diklasifikasikan berdasarkan pelarut yang larut dalam pelarut air dan pelarut etanol-benzena. Zat ekstraktif memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menurunkan higroskopisitas dan permeabilitas serta meningkatkan keawetan kayu. Meskipun dalam jumlah yang sedikit, ekstraktif mempunyai pengaruh besar dalam perekatan kayu, yaitu mempengaruhi pH, kontaminasi, dan penetrasi. Zat ekstraktif berpindah secara difusi, salah satunya sebagai suatu material volatile mudah menguap atau sebagai material terlarut. Panas dan gradient air mempercepat perpindahan zat ekstraktif. Disamping itu, dapat juga berpindah dengan gaya kapiler dan tegangan permukaan Ruhendi et al 2007. Zat ekstraktif tersebut lebih mudah terlarut dalam air dengan suhu tinggi 70-100 o C karena proses kenaikan suhu perendaman memicu zat ekstraktif untuk larut besama zat pelarut. Suhu air yang lebih tinggi mampu mendegradasi struktur zat ekstraktif tertentu sehingga dapat larut bersama air Fardianto 2009. Perendaman selumbar dengan air dingin menyebabkan sebagian zat ekstraktif kayu terlarut. Kandungan zat ekstraktif yang rendah dapat membentuk garis perekatan yang lebih baik atau kontak antar selumbar dengan perekatannya lebih sempurna dan memberikan daya tahan yang baik terhadap papan partikel yang dihasilkan. Perendaman selumbar dengan air dingin tidak mempengaruhi kerapatan dan kadar air papan partikel, tetapi sangat mempengaruhi penyerapan air dan pengembangan tebal papan partikel pada pengujian 24 jam. Semakin lama selumbar direndam, penyerapan air dan pengembangan papannya semakin kecil, akan tetapi perendaman selumbar selama dua, tiga, dan empat hari tidak menunjukan penurunan yang besar terhadap penyerapan air dan pengembangan tebal papan partikel Hadi 1991. Perendaman selumbar dalam air panas dapat melarutkan zat ekstraktif yang meliputi garam-garam anorganik, garam-garam organik, gula siklol, gum pektin, galaktan, tanin, pigmen, polisakarida, dan komponen lainnya yang terhidrolisa. Perendaman dengan air panas dapat meningkatkan nilai keteguhan lentur papan partikel Hadi 1991.

2.5 Papan Partikel Sekam Padi