Peranan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung

E. Peranan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung

Rumah sakit tentu harus mencari keseimbangan antara fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Kalau fungsi ekonomi diartikan “ good and sound financial management ” dan sekaligus menangkap potensi pasar, maka biaya untuk menyediakan pelayanan dalam rangka menangkap potensi pasar harus dihitung dengan baik. Hasilnya digunakan untuk menentukan tarif pelayanan yang layak secara ekonomis. Artinya, harus dicegah terjadinya hidden subsidy bagi pasien mampu. Fungsi ekonomi diarahkan pada (1) minimizing the cost

atau meningkatkan efisiensi dan (2) maximizing revenue dengan cara ‘menjual’ produk yang dibutuhkan penduduk non miskin misalnya pelayanan

berkelas dan bersifat private goods seperti bedah kosmetik, medical check berkelas dan bersifat private goods seperti bedah kosmetik, medical check

Bandung sudah mencapai 95%. Dengan adanya inflasi biaya, beban yang dipikul oleh penyandang dana semakin berat. Adapun salah satu sebab utama kurangnyanya cost recovery adalah tarif yang rendah dan tingkat utilisasi dibawah kapasitas rumah sakit yang bersangkutan.

Kebijakan penentuan tarif harus didasari oleh: biaya yang dikenakan; break even point yang diperlukan; kompetisi yang terjadi; pertimbangan masa mendatang, seperti laba, biaya pemasaran khusus, biaya pengembangan rumah sakit dan kebijakan keringanan pembayaran. Kebijakan tarif rumah sakit yang dijelaskan diatas baru dari pertimbangan segi produksi. Sisi lain yang juga penting diperhatikan adalah kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar, juga tarif dan mutu pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pihak lain (pesaing) harus juga dipertimbangkan.

Peningkatan secara bermakna pada pendapatan fungsional rumah sakit, kesejahteraan pegawai dan mutu pelayanan tercapai karena adanya fleksibilitas dalam pengelolaan dana, yaitu rumah sakit diberi kewenangan menggunakan pendapatan fungsionalnya secara langsung dan diberi keleluasaan dalam penggalian sumber dana. Pada Tahun 2006 telah ditetapkan tarif berdasarkan perhitungan unit cost namun belum menjamin kepastian biaya yang harus ditanggung pasien. Berkaitan dengan hal tersebut dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit, Departemen Kesehatan mengarahkan penentuaan tarif berdasarkan Case Mix System . Kasus Mix System (CMS) dikembangkan sebagai sistem pendukung keputusan berbasis luas untuk perencanaan dan pengelolaan efektivitas di lingkungan lini produk. CMS terbukti dalam berbagai pengaturan rumah sakit dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tantangan manajemen pelayanan kesehatan. Sistem Case-mix adalah sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan dan keterjangkauan, yang merupakan unsur-unsur dalam mekanisme pembayaran biaya pelayanan kesehatan untuk pasien yang berbasis kasus campuran. Pada Case-mix membutuhkan 14 variabel yang diperoleh dari data rekam medis antara lain:

1. Identitas pasien (misal, nomor RM,dll)

2. Tanggal masuk RS

3. Tanggal keluar RS

4. Lama hari rawat (LOS)

5. Tanggal lahir

6. Umur (th) ketika masuk RS

7. Umur (hr) ketika masuk RS

8. Umur (mg) ketika keluar RS

9. Jenis kelamin

10. Status keluar RS (Outcome)

11. Berat Badan Baru lahir (gram)

12. Diagnosis Utama

13. Diagnosis sekunder (komplikasi & Ko-morbiditi)

14. Prosedur/pembedahan utama Dapat disimpulkan bahwa Pelayanan kesehatan dengan mutu yang

baik dan biaya terjangkau menjadi harapan bagi seluruh masyarakat. rumah sakit merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang utama yang harus melakukan pengendalian biaya dan pengendalian mutu dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pengembangan pelayanan rumah sakit dengan pembiayaan atau pembayaran yang terstandar akan dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi pasien, penyedia pelayanan kesehatan dan pihak penyandang dana lainnya. Selain itu juga bisa dapat dilakukan evaluasi mutu pelayanan dengan mudah.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Kota Bandung adalah objek yang dijadikan fokus penelitian yang terletak di Bandung Timur menawarkan berbagai jenis pelayanan, yaitu: pelayanan rawat jalan, pelayananrawat darurat, pelayanan ICU, pelayanan rawat inap, klinik rawat gigi dan mulut, dan laboratorium. Untuk pelayanan rawat inap RSUD Kota Bandung mempunyai 4 tipe kamar yang ditawarkan sesuai dengan tingkat pasien yang ada, yaitu: kelas III, kelas II, kelas I, kelas VIP.

RSUD Kota Bandung menghitung tarif kamar rawat inapnya atas dasar unit cost . Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiapjenis RSUD Kota Bandung menghitung tarif kamar rawat inapnya atas dasar unit cost . Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiapjenis

RSUD Kota Bandung secara organisasiberada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada waliKotaBandung yangdipimpin oleh seorang direktur yang mempunyai tugas membantu walikota dalammenyelenggarakan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan masyarakat.

Susunan organisasi Badan RSUD Kota Bandung terdiri atas:

a. Direktur

b. Kepala Bidang Tata Usaha

i. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

ii. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perencanaan

iii. Kepala Sub Bagian Pelaporan dan Rekam Medis

c. Kepala Bidang Pelayanan Medik

i. Kepala Seksi Pelayanan Medik

ii. Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi

d. Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan

i. Kepala Seksi Keperawatan

ii. Kepala Seksi Diklat dan PKMRS

e. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang

i. Kepala Seksi Pelayanan Sarana Penunjang Medik

ii. Kepala Seksi Pelayanan Sarana Penunjang Non Medik

Dalam pelaksanaanya, Rumah Sakit mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan pelayanan medis dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna, serta melaksanakan pelayanan rujukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Selain tugaspokok tersebut RSUD Kota Bandung juga dalammemenuhi kewajibannya mempunyai fungsi yaitu:

a. Penyelenggaraan pelayanan medis.

b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis.

c. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan.

d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

f. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

g. Penyelenggaraan teknis administrasi ketatausahan, keuangan dan kepegawaian sertapenyusunan rencana dan program kegiatan Rumah Sakit. Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat RSUDKota Bandung dengan diselenggarakannyaberbagai unit – unit yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan diantaranya :

i. Instalasi Rawat Jalan, terdiri : - Poli Penyakit Dalam. - Poli Anak. - Poli Bedah. - Poli Kebidanan dan Penyakit Kandungan. - Poli Umum. - Poli Gigi. - poli Syaraf - Poli THT - Poli Mata - Poli Kulit dan Kelamin i. Instalasi Rawat Jalan, terdiri : - Poli Penyakit Dalam. - Poli Anak. - Poli Bedah. - Poli Kebidanan dan Penyakit Kandungan. - Poli Umum. - Poli Gigi. - poli Syaraf - Poli THT - Poli Mata - Poli Kulit dan Kelamin

iii. Instalasi Gawat Darurat iv. Instalasi Bedah Sentral - Kamar Operasi 2 Ruang.

- Ruang Pemulihan 2 TT. - Ruang Sterilisasi 1 Ruang.

v. Instalasi Penunjang Medik, terdiri : - Instalasi Farmasi buka 24 jam. - Instalasi Radiologi buka 24 jam. - Instalasi Laboratorium buka 24 jam. - Instalasi Gizi . - Instalasi Fisioterapi buka jam kerja. - Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. - Instalasi Pemulasaran Jenazah.

vi. Sarana Pendukung Lainnya, terdiri : - Ambulance 4 Unit. - Mobil Jenazah 1 Unit. - Klinik VCT/AIDS buka jam kerja. - Laundry.

Melalui kedudukan, tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit serta untukmengantisipasi berbagai perubahan yang sedang dan akan terjadi Melalui kedudukan, tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit serta untukmengantisipasi berbagai perubahan yang sedang dan akan terjadi

a. Sebagai organisasi untuk menjawab tantangan di masa depan Kota Bandung mempunyai visi yaitu : “ Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terbaik Dan Terjangkau oleh Masyarakat Kota Bandung”. Visi ini mengandung arti bahwa kelak di masa depan Rumah Sakit harusmampu menjadi rujukan dengan sarana prasarana memadai, sertamasyarakatnya merasa ikut memiliki dan bangga terhadap Rumah Sakit,karena mampu memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan keinginanmasyarakat Kota bandung, yaitu professional, bermutu, ramah, nyaman dan terjangkau.Dengan kondisi Rumah Sakit yang seperti ini diharapkan perwujudan Pembangunan Kesehatan di Kota Bandung lebih baik.

b. Misi. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi yang harus dijalankan dandiformulasikan ke dalam kalimat misi yaitu :

i. Memberikan pelayanan cepat, tepat, nyaman yang terjangkau oleh masyarakat dengandilandasi etik profesi.

ii. Meningkatkan pemberdayaan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan latihan sertadidukung oleh sarana dan prasarana yangmemadai.

iii. Mewujudkan pelayanan proaktif. iv. Mengupayakan tingkat kesejahteraan karyawan yang lebih baik.

c. Budaya Kerja. Untuk menunjang terwujudnya misi dan visi Rumah Sakit

diciptakan budayakerja yang berslogan ” UBER ”

 UTAMAKAN: Lebih Mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi

 BERSIH: Meliputi kebersihan perorangan baik badan, pakaian

maupunperilaku.

 EFEKTIF DAN EFISIEN : Pelayanan yang layak dan sesuai dengan

kebutuhan pelangan di dalamnya ada penghematan  RAMAH: Pelayanan dengan mengedepankan 3S (senyum, sapa, sabar)

yang dapat memuaskan pelanggan. Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakati, dalampengelolaannya Manajemen RSUD Kota Bandung perlu dibuat suatu strategi organisasi agar terarah dalam mencapaivisi dan misi, maka acuannya harus melihat kepada strategi pemerintah daerahyang tertuang dalam Renstrada kota bandung yaitu meningkatkanfungsi dan kwalitas Pusat Pelayanan Kesehatan dan Sistem Kesehatan DaerahKotamadya Bandung yaitu Rajonisasi Rujukan Rumah Sakit di Kotamadya Bandung. RSUD Kota Bandung dijadikan pusat rujukan RumahSakit di Wilayah Bandung Timur dengan sasaran wilayah Kabupatenbandung, hal ini dijabarkankedalam strategi organisasi Rumah Sakit sebagai berikut:

i. Kebijaksanaan Organisasi - Kebijaksanaan Publik - Kebijaksanaan Tehnis - Kebijaksanaan alokasi sumber daya organisasi (sarana danprasarana) - Kebijaksanaan SDM. - Kebijaksanaan keuangan. - Kebijaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat

ii. Program Organisasi Program kerja oprasional Rumah Sakit pada dasarnya merupakanupaya untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang telahdisepakati ke dalam program-program yaitu:

- Meningkatkan kemampuan SDM untuk menunjang tercapainya pelayanan prima.

- Meningkatkan kemampuan unit oprasional pelayanan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan. - Meningkatkan peran masyarakat dalam mengacu kinerjaRumah Sakit untuk menunjang masyarakat Bandung Sehat. - Terwujudnya otonomi pengelolaan Rumah Sakit dalam rangka menuju Rumah Sakit yang effektif dan effisien.

iii. Kegiatan Organisasi Kegiatan

merupakan penjabaran kebijaksanaansebagai arah dari pencapaian visi dan misi diuraikan ke dalamkegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Rumah

Sakit

yang

- Peningkatan mutu pelayanan. - Pembangunan gedung perawatan dan kantor. - Penyusunan/Penyesuaian Tarif. - Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin. - Pengembangan Sarana Dan Prasarana. - Pelayanan Radiologi. - Pelayanan EKG dan USG. - Pelayanan Gizi Pasien Rawat Inap. - Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. - Pengembangan dan pemantapan manajemen. - Melaksanakan seluruh uraian tugas sesuai analisis jabatan. - Pengembangan sumber daya manusia. - Pengembangan pemasaran. - Menggalang kerja sama dengan PT ASKES dan perusahan-perusahan

dengan melakukankontrak kerja sama pelayananRumah Sakit.

- Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung menempatkan residen kebidanan/obgin dan institusi lain dalamrangka alih

teknologi dan keterampilan. - Peningkatan system rujukan.