Kasus Penetapan Tarif Pendidikan Tinggi

A. Kasus Penetapan Tarif Pendidikan Tinggi

Pada mulanya, biaya pendidikan di pendidikan tinggi murni milik pemerintah relatif dapat terjangkau oleh hampir semua kalangan masyarakat. Namun, dengan adanya kebijakan pemerintah saat ini, lembaga pendidikan tinggi milik pemerintah sudah tidak banyak berbeda dengan milik swasta. Sejalan dengan amanah konstitusi UUD Tahun 1945, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kewajiban pemerintahlah untuk menyediakan pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai dengan pendidikan tinggi agar tujuan negara untuk mencerdaskan bangsa dapat terwujud. Dikaitkan dengan peran alokasi, pemerintah menyediakan barang/pelayanan publik dengan menetapkan kebijakan agar tercapai alokasi sumberdaya yang efektif. Peraturan-peraturan pemerintah dirancang untuk mengendalikan eksternalitas, misalnya agar calon mahasiswa terbaik dapat mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan layak tanpa harus mengeluarkan dana yang terlalu tinggi.

Pendidikan merupakan tonggak kemajuan suatu bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan semakin maju. Di Indonesia sendiri pentingnya arti sebuah pendidikan tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke- 4 yaitu “...mencerdaskan kehidupan Pendidikan merupakan tonggak kemajuan suatu bangsa. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan semakin maju. Di Indonesia sendiri pentingnya arti sebuah pendidikan tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke- 4 yaitu “...mencerdaskan kehidupan

Dampak diberlakukannya kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pada perguruan tinggi negeri di Indonesia, adalah dapat ditetapkannya kebijakan penetapan tarif yang berbeda-beda di berbagai universitas milik pemerintah. Pengelolaan keuangan BLU bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diantaranya adalah pelayanan lembaga pendidikan dari pemerintah. Jenis Badan Layanan Umum (BLU) antara lain adalah rumah sakit, lembaga pendidikan tinggi, pelayanan lisensi, penyiaran, dan lain-lain. Pendidikan Tinggi adalah salah satu jenis BLU yang merupakan ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat strategis. Diharapkan dengan penerapan pengelolaan keuangan BLU ini, kualitas pelayanan pendidikan.

Bab ini mencoba mengkaji konsep, teori dan aplikasi dari permasalahan kebijakan penetapan tarif layanan publik di perguruan tinggi negeri.Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan penetapan tarif untuk beberapa Fakultas di beberapa perguruan tinggi negeri yang cenderung tinggi ini, mengakibatkan banyak keluhan dari masyarakat. Di sisi lain, Bab ini mencoba mengkaji konsep, teori dan aplikasi dari permasalahan kebijakan penetapan tarif layanan publik di perguruan tinggi negeri.Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan penetapan tarif untuk beberapa Fakultas di beberapa perguruan tinggi negeri yang cenderung tinggi ini, mengakibatkan banyak keluhan dari masyarakat. Di sisi lain,

Kebijakan pemerintah lainnya berkaitan dengan perguruan tinggi adalah Peraturan Mendiknas Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam peraturan ini, diatur mengenai seleksi penerimaan calon mahasiswa tingkat sarjana (S1), dimana 60 persen adalah melalui pola seleksi nasional, 40 persen dari seleksi penerimaan calom mahasiswa pola mandiri. Dari kebijakan ini, muncul berbagai analisis mengenai efektifitas dan aspek keadilan bagi mahasiswa yang menggunakan seleksi mandiri atau jalur khusus. Biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat masuk di perguruan tinggi negeri saat ini menjadi relative sangat tinggi. Bahkan yang menggunakan pola seleksi nasionalpun, biayanya masih relatif tinggi untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah.

1. Tarif Pendidikan di Perguruan Tinggi Pasca Badan Layanan Umum

Mengingat saat ini perguruan tinggi menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU), sehingga penetapan tarif ditetapkan oleh masing-masing fakultas dengan konsekuensi peningkatan mutu layanan dan produk sebagai output yang diberikan. Analisa dan pembahasan untuk menganalisis kebijakan penetapan tarif pendidikan tinggi ini, diambil dua lokus, yaitu Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Bisnis, Universitas Paddjadjaran (FE UNPAD).

2. Tarif Dana Pengembangan di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia berperan dalam menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Dengan adanya subsidi silang dari mahasiswa yang memiliki kemampuan yang lebih, UPI dapat menetapkan tarif yang lebih rendah dibanding dengan Universitas Negeri lain. Sehingga pendidikan yang lebih tinggi dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Salah satu strategi UPI dalam penetapan tarif bagi mahasiswa yaitu dengan menetapkan tarif Dana Pengembangan Lembaga (DPL) bagi mahasiswa jalur Ujian Masuk (UM) UPI. Hal ini tentu saja dapat membantu mahasiswa lain, sehingga tarif yang dikenakan lebih rendah. Dana DPL ditujukan untuk pengembangan lembaga sehingga semua mahasiswa dapat menikmati layanan yang maksimal. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lulusan-lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing di dunia global.