04. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
Pasal IV.04. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Pancang.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai denga RKS dan gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Galian Tanah PondasiPoer
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilaksanakan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum didalam gambar. Semua tugas-tugas pondasi bangunan lama, akar pohon- pohon yuang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik, telepon dll yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau PerencanaInstansi yang berwenag untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggaung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan maka kontrakor harus mengisi mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi dengan bahan-bahan penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pelaksanaan pengisian kembaki hanya boleh dilakukkan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik mengenai kedalamanlapisan tanahnya maupun jenis tanah bakas galian tersebut.
3. Lantai Kerja Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plain concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kukrang 20 cm atau sesuai gambar.
4. Kwalitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan fc = 22,5 MPa untuk plat lajur menurut SKSNI T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan fy = 240 MPa untu besi diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk besi diameter 16 mm keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Pekerjaan Pondasi Plat Lajur
a. Umum Peraturan yang digunakan adalah tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI, dan peraturan lainnya yang relavan.
b. Besi Beton (steel reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat : Pada SKSNI T-15-1991-03. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka, dsb). Mempunyai penampang yang sama rata.
Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan- ketenutuan dari Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dengan tegangan leleh minimum 2400 Kgcm 2 dan
fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum 3500 Kgcm 2 .
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
5. Kontrakor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi berjumlah minimal 3 batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tangung jawab Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat persetujun Direksi. Hubungan antar besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton diikat teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitas, tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dari site. Setelah menerima intruksi tertulis dari Direksi dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. Umum Kekuatan beton untuk pondasi plat dan sloof adalah dengan fc =
22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar sebesar 40 kgcm 2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan 22,5 MPa menurut SKSNI T-15-1991-03 dengan deviasi standar sebesar 40 kgcm 2 beton harus merupakan bahan kuat dan tahan
Pengecoran harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair.
Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus menerus dipompa unuk mencegah rusaknya adukan beton akibat dari laut.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat–syarat PBI-1971
dan SKSNI T- 15-1991-03. Panjang stek untuk penyambungan kolom untuk penyambungan
batang–batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran Beton Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan lain dari luar.
Pemakain beton ready mix harus mendapat persetujuan dari Direks,
baik nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat- alatnya. Penggunaan alat- alat pengakut mesin harus mendapat persetujuan
dari pengawas, sebelum alat–alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
Semua alat–alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu
harus di bersihkan dari sisa dari adukan yang mengeras.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
Pengecoran harus dilakukan kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecoran.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan
menuangakn adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Beton dipadatkan dengan suatu vibrator selama pengocoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyedikan vibrator- vibrator untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Permadatan beton secara berlebih–lebihan sehingga menyebabkan
kebocoran–kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
3. Curing Dan Pendirian Atas Beton Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan kerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10
hari dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada cuca panas , curing dan
perlindungan atas beton harus diperlihatkan. Kontraktor harus bertanggung jawab retaknya beton kerena kelaleain ini.
6. Pondasi Mesin–Mesin Pekerjaan ini diselenggarakan oleh kontraktor sipil, dengan petunjuk- petunjuk daripengawas dan kerjasama dengan kontraktor sub kontraktor lainya. Semua harus mendapat persetujuan perencana pengawas.
7. Pekerjaan Sloof Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggukan beton dengan mutu fc = 22,5 MPa dan besi beton fy = 240 MPa untuk diameter < 12 mm dan fy = 350 MPa untuk diameter 16 mm keatas. Besi –besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang diperlukan.
8. Pekerjaan Stek kolom Pekerjaan stek kolom,stek dinding dan stek kolom praktis
Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof dicor sampai batas permukaan tanah.
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetep lurus setelah selesai pekejaan sloof.