Prosedur Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

57

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1. Prosedur Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

Dalam kewajiban perpajakan, pemungutanpemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh bendaharawan pemerintah yang membayar gaji sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan. Begitu juga Pada Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak PNS dilakukan secara sentralisasi yaitu oleh bendaharawan gaji Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi. Petunjuk mengenai pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan diatur dengan Undang Undang Perpajakan No.36 Tahun 2008, Keputusan Dirjen Pajak Nomor: PER 31PJ.2009 diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor:57PJ2009 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Kewajiban per pajakan oleh bendaharawan tersebut ada dua yaitu: 1. Kewajiban Materil : yaitu menghitung pajak terutang dari PPh 21 58 2. Kewajiban Formil : yaitu mendaftarkan diri, melakukan pembukuan, memungut memotong, menyetor, dan melakukan pelaporan. Adapun prosedur pemotongan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut: 1. Pemotongan PPh Pasal 21 dan Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Dalam hal terjadi perubahan tanggungan keluarga pegawai, penerima pensiun berkala dan bukan pegawai wajib membuat surat pernyataan baru dan menyerahkannya kepada Pemotong PPh Pasal 21 paling lama sebelum mulai tahun kalender berikutnya. 3. Pemotong PPh Pasal 21 wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan kalender. 4. Pajak Penghasilan ditentukan menggunakan pembukuan dengan penggunaan daftar gaji para pegawai Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi yaitu jumlah gaji yang dibayarkan setiap bulan dikalikan 12 dua belas dan tunjangan ke -13 ketiga belas. 5. Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat catatan atau kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 dan untuk masing‐masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan PPh Pasal 21 yang terutang 59 untuk setiap masa pajak dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Pemotong PPh Pasal 21 wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 memberikan bukti pemotongan tersebut kepada penerima penghasilan yang dipotong pajak. 7. Bentuk formulir pemotongan PPh Pasal 21 ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. 8. Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Direktur Jendral Pajak untuk melakukan pemotonganpemungutan tidak melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 dan kenaikan 100 dari pajak yang terutang.

4.2.2. Mekanisme Perhitungan PPh 21 PNS Sekretariat Kota Tebing