Draft articles on BERBAGAI KONSEP TENTANG KORBAN 1. Dari para Sarjana

Perbandingan KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 293 No Standar Internasional Substansi

17. Draft articles on

Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts, with commentaries 2001 175 Article 31. Reparation 1. The responsible State is under an obligation to make full reparation for the injury caused by the internationally wrongful act. Pasal 31. Pampasan 1. Negara bertanggung jawab atas kewajiban untuk membuat perbaikan penuh atas cedera yang disebabkan oleh tindakan melawan hukum internasional 2. Injury includes any damage, whether material or moral, caused by the internationally wrongful act of a State. 2. Cedera termasuk kerusakan, apakah fisik atau moral, yang disebabkan oleh tindakan melawan hukum internasional suatu Negara. Commentary 1 The obligation to make full reparation is the second general obligation of the responsible State consequent upon the commission of an internationally wrongful act. The general principle of the consequences of the commission of an internationally wrongful act was stated by PCIJ in the Factory at Chorzów case: It is a principle of international law that the breach of an engagement involves an obligation to make reparation in an adequate form. 175 http:untreaty.un.orgilctextsinstrumentsenglishcommentaries96 2001. Perbandingan KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 294 No Standar Internasional Substansi Reparation therefore is the indispensable complement of a failure to apply a convention and there is no necessity for this to be stated in the convention itself. Differences relating to reparations, which may be due by reason of failure to apply a convention, are consequently differences relating to its application Komentar 1 Kewajiban untuk melakukan perbaikan penuh merupakan kewajiban umum yang kedua sebagai pertanggungjawaban Negara sebagai konsekuensi atas tindakan melawan hukum internasional. Hal tersebut telah ditetapkan oleh PCIJ dalam himpunan kasus Chorzow: Ini adalah prinsip hukum internasional bahwa setiap pelanggaran hukum berkewajiban untuk membuat perbaikan dalam bentuk yang memadai. Perbaikan Oleh karena itu sangat diperlukan kelengkapan agar kegagalan menerapkan konvensi dan tidak ada keinginan untuk dinyatakan dalam konvensi sendiri. Perbedaan yang berkaitan dengan reparasi, yang mungkin disebabkan oleh alasan kegagalan untuk menerapkan konvensi, merupakan konsekuensi berbagai perbedaan terkait dengan aplikasinya

18. Human Rights Committee,