2. Dalam Bab Mengandung Ketentuan Pidana Dalam Bab Sanksi Pidana

Dalam Hukum Pidana Materiil Saat Ini KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 118 c. Kebijakan perlindungan korban selain ganti rugirestitusilainnya dirumuskan dalam; a. Undang- undang Nomor 23 Tahun 2004 LN 2004-95; TLN 4419 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal 50 a. “Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini hakim dapat menjatuhkan pidana tambahan berupa: pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan untuk menjauhkan pelaku dari korban dalam jarak dan waktu tertentu, maupun pembatasan hak-hak tertentu dari pelaku”, b. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Penglolaan Lingkungan Hidup Pasal 119 “Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib berupa: c. perbaikan akibat tindak pidana; d. kewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak.

b.2. Dalam Bab Mengandung Ketentuan Pidana

Kebijakan perlindungan korban berupa “pembayaran ganti rugi” dirumuskan dalam Undang- undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak dalam Bab III “Pidana dan Tindakan” Pasal 23 ayat 3; Dalam Hukum Pidana Materiil Saat Ini KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 119 “Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 terhadap Anak Nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi”. Pidana tambahan dalam bab ini ditegaskan ada dalam ketentuan tentang “pidana” yang terdiri dari pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana tambahan dalam ketentuan ini menjadi tanggung jawab orang tua atau orang lain yang menjalankan kekuasaan orang tua.

i. Dalam Bab Sanksi Pidana

Kebijakan perlindungan korban berupa “pembayaran ganti rugi” dirumuskan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 63 “Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, dapat di jatuhkan hukuman tambahan, berupa : c. pembayaran ganti rugi”. Tidak ada ketentuan apakah pidana tambahan tersebut dirumuskan dalam satu paket dengan pidana pokok seperti ketentuan dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak. Dalam Hukum Pidana Materiil Saat Ini KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 120 ii. Dalam Bab Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi Kebijakan perlindungan korban berupa Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Pasal 35 1 “Setiap korban dan saksi dalam pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan atau ahli warisnya dapat memperoleh kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi” dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pengesahan PERPPU Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Pasal 36 1; “Setiap korban atau ahli warisnya akibat tindak pidana terorisme berhak mendapatkan kompensasi atau restitusi, 2 “Kompensasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pembiayaannya dibebankan kepada negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah”, 3 “Restitusi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, merupakan ganti kerugian yang diberikan oleh pelaku kepada korban atau ahli warisnya”. Dalam Hukum Pidana Materiil Saat Ini KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 121 iii. Dalam Bab Perlindungan dan Hak Saksi dan Korban Kebijakan perlindungan korban berupa “hak atas restitusi atau ganti kerugian” dalam Undang- undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban Pasal 7 1; “Korban melalui LPSK berhak mengajukan ke pengadilan berupa: b. hak atas restitusi atau ganti kerugian yang menjadi tanggung jawab pelaku tindak pidana”. iv. Dalam Bab Perlindungan Saksi dan Korban Kebijakan perlindungan korban berupa “restitusiganti kerugian” dalam Undang-undang Nomor 21 tentang Pemeberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 48 1; “Setiap korban tindak pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak memperoleh restitusi 2 Restitusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa ganti kerugian atas: a. kehilangan kekayaan atau penghasilan; b. penderitaan; c. biaya untuk tindakan perawatan medis danatau psikologis; danatau d. kerugian lain yang diderita korban sebagai akibat perdagangan orang”. Dalam Hukum Pidana Materiil Saat Ini KEBIJAKAN FORMULASI SISTEM PEMIDANAAN YANG BERORIENTASI PADA KORBAN DALAM BIDANG HUKUM PIDANA MATERIIL 122

v. Dalam Pembiayaan dan Kompensasi