2. 3 Tinjauan Hukum Waralaba 2. 4 Waralaba Dan Persaingan Usaha

9. Area franchisee Inividu atau perusahaan yang diberi hak waralaba meliputi cakupan wilayah geografis yang disepakati sebelumnya dalam perjanjian waralaba. Area franchisee dalam hal ini diberikan target atau deadline berkaitan dengan jumlah outlet yang harus dibuka dalam periode waktu tertentu. Area franchisee dapat menjual hak waralaba yang dimilikinya kepada individual atau multiple franchisee. 10. Retrofranchising Retrofranchising adalah lokasi yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh franchisor dan tidak akan dijual di-franchise-kan Suatu usaha dapat diwaralabakan bila setidaknya ada lima syarat minimal, yaitu : 1. Memiliki keunikan 2. Terbukti telah berhasil 3. Memiliki standar 4. Dapat diajarkandiaplikasikan 5. Menguntungkan Sutedi 2008:54

II. 2. 3 Tinjauan Hukum Waralaba

Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah untuk menjadi landasan hukum jalannya bisnis waralaba. Tidak hanya bersifat melegalisasi dan mendukung, peraturan yang dikeluarkan juga ada yang bertujuan untuk membatasi agar bisnis waralaba tetap dalam jumlah yang proporsional di pasar. Peraturan itu antara lain : 1. Peraturan Pemerintah PP RI No. 42 tahun 2007 tentang Waralaba Universitas Sumatera Utara 2. Peraturan Menteri Perdagangan Permendag No. 53M- DAGPER122008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern 3. Permendag No. 53MDAGPER82012 tentang Penyelenggaraan Waralaba 4. Permendag Nomor 68M-DAGPER102012 tentang Waralaba Untuk Jenis Usaha Toko Modern Selain peraturan dari pemerintah pusat, pemerintah Kota Medan juga mengeluarkan peraturan daerah yang mengatur tentang waralaba yaitu Peraturan Walikota Medan Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Namun kemudian seiring dengan perkebambangan yang terjadi, peraturan ini mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan waralaba yang ada. Maka dari itu, pada tanggal 26 Juli 2012 pemerintah kota medan melalui walikota Medan mengeluarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Medan Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern. Tidak sampai disitu, perubahan dirasa masih perlu dilakukan untuk menciptakan peraturan yang lebih ideal lagi untuk mengatur waralaba di kota Medan khususnya. Karena itu pemerinath kota Medan kemudian mengeluarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Medan Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Penataan Dan Universitas Sumatera Utara Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern pada 13 Desember 2012.

II. 2. 4 Waralaba Dan Persaingan Usaha

Salah satu yang membedakan pedagang tradisional dengan para pengusaha waralaba adalah akses langsung yang dimiliki pengusaha waralaba dengan produsen, sehingga mereka bisa menurunkan harga pokok penjualan, yang pada akhirnya mampu membuat pengusaha waralaba menawarkan harga yang lebih rendah. apalagi ditambah dengan semakin banyaknya gerai-gerai waralaba toko modern yang tersebar, memegang pangsa pasar dengan persentase yang sangat tinggi, bukan tidak mungkin satu saat akan terbentuk kartel. Tapi ternyata waralaba merupakan jenis usaha yang dikecualikan tunduk pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Dikecualikan dari ketentuan UU No. 5 Tahun 1999, perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual seperti lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik terpadu, dan rahasia dagang, serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba UndangUndang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Pasal 50 huruf b. Ada beberapa alasan yang mendukung hal ini. Pertama, bisnis waralaba termasuk dalam golongan usaha kecil dan menengah. Kedua, waralaba merupakan suatu sistem pemasaran yang vertikal dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan danatau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau Universitas Sumatera Utara penemuan atau ciri-ciri yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan danatau penjualan barang danatau jasa Sutedi 2008:148 Jika dilihat sepintas, isi ketentuan Pasal 50 huruf b Undang-undang Antimonopoli ini seolah-olah menyatakan waralaba secara jelas dan pasti dikecualikan dari jangkauan Undang-Undang Antimonopoli. Tapi sebenarnya tidak, sebab yang dikecualikan adalah sistem waralabanya, sedangkan tindakan pelaku usaha waralaba tidak dikecualikan. Jadi apabila pelaku usaha waralaba melakukan persaingan usaha tidak sehat, ia dapat terkena Undang-Undang Antimonopoli Sutedi 2008:149

II. 3 Penjualan