28
3.8.2 Pengujian Kontraksi Seri Konsentrasi Asetilkolin Terhadap Otot Polos Ileum
Pengujian terhadap agonis muskarinik dilakukan untuk mengukur batas maksimum yang dapat ditunjukkan terhadap kontraksi ileum marmut, guna untuk
mendapatkan konsentrasi submaksimum atau Effective Concentration EC80 asetilkolin klorida. Pengukuran dilakukan secara bertingkat dengan pemberian
kumulatif asetilkolin sehingga diperoleh konsentrasi di dalam organ bath 10
-8
sampai 3 x 10
-3
M Tabel 3.1. Ileum marmut yang telah diekuilibrasi selama 45 menit dengan pergantian larutan tirode tiap 15 menit diberikan larutan
asetilkolin dengan konsentrasi didalam organ bath 10
-8
sampai 3 x 10
-3
M otot
polos ileum marmut menunjukkan respons kontraksi maksimum. Tabel 3.1 Pemberian asetilkolin secara kumulatif pada organ bath
40 ml Konsetrasi larutan
baku asetilkolin M Volume yang
ditambahkan kedalam organ bath µl
Konsentrasi Asetilkolin Klorida dalam organ
bath M
2 x 10
−6
200 1 x
10
−8
2 x 10
−6
400 3 x
10
−8
2 x 10
−5
140 1 x
10
−7
2 x 10
−5
400 3 x
10
−7
2 x 10
−4
140 1 x
10
−6
2 x 10
−4
400 3 x
10
−6
2 x 10
−3
140 1 x
10
−5
2 x 10
−3
400 3 x
10
−5
2 x 10
−2
140 1 x
10
−4
2 x 10
−2
400 3 x
10
−4
2 x 10
−1
140 1 x
10
−3
2 x 10
−1
400 3 x
10
−3
Universitas Sumatera Utara
29
Dari larutan baku dipipet berturut-turut asetilkolin klorida kedalam satu chamber pada organ bath volume 40 ml sehingga diperoleh konsentrasi yang kumulatif :
i. Dipipet 200 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−6
M kedalam organ bath volume 40 ml sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−8
M, kemudian ii.
Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x 10
−6
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 x
10
−8
M, kemudian
iii. Dipipet 140 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−5
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−7
M, kemudian
iv. Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−5
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 x
10
−7
M, kemudian
v. Dipipet 140 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−4
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−6
M, kemudian
vi. Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−4
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 x
10
−6
M, kemudian
vii. Dipipet 140 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−3
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−5
M, kemudian
Universitas Sumatera Utara
30
viii. Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−3
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 x
10
−5
M, kemudian
ix. Dipipet 140 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−2
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−4
M, kemudian
x. Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−2
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 x
10
−4
M, kemudian
xi. Dipipet 140 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−1
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−3
M, kemudian
xii. Dipipet 400 µl asetilkolin klorida 2 x
10
−1
M kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 x
10
−3
M. Setelah diperoleh hasil kemudian dihitung kontraksi ileum yang
diinduksi dengan asetilkolin klorida. Tujuan perhitungannya adalah untuk memperoleh effective concentration 80 dari asetilkolin yang mampu membuat
ileum berkontraksi. Sehingga dari hasil perhitungan diperoleh banyaknya asetilkolin klorida yang dibutuhkan untuk membuat ileum marmut terisolasi akan
peningkatan kontraksi.
3.8.3 Pengujian Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Titanus EEDT pada Otot Polos Ileum melalui Induksi Asetilkolin
Pengujian aktivitas ekstrak etanol daun titanus terhadap peningkatan kontraksi ileum marmut yang diinduksi asetilkolin klorida dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
31
penambahan ekstrak etanol daun titanus kedalam organ bath. Pemberian ekstrak etanol daun titanus diberikan secara kumulatif sehingga diperoleh konsentrasi
bertingkat yaitu 0,5 – 4 mgml ekstrak etanol daun titanus. Ileum marmut harus diekulibrasi selama 45 menit dengan pergantian
larutan tirode tiap 15 menit dengan tujuan agar kontraksi dan relaksasi pada ileum stabil. Setelah ileum marmut mencapai kondisi yang stabil, kemudian ileum
diinduksi dengan asetilkolin klorida. Setelah dilakukan perhitungan effective concentration 80 maka diperoleh bahwa dengan pemberian 38
μl larutan asetilkolin klorida 2x10
-1
M akan diperoleh konsentrasi sub maksimum asetilkolin klorida 1,889x10
-4
M dalam organ bath. Sehingga dengan pemberian asetilkolin klorida 1,889x10
-4
M maka sudah membuat ileum marmut terisolasi
mengalami peningkatan kontraksi .
Tabel 3.2 Pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun Titanus EEDT secara
kumulatif pada organ bath volume 40 ml
Konsentrasi larutan baku EEDTmgml
Volume yang ditambahkan kedala
m organ bath µl Konsentrasi EEDT
dalam organ bath mgml
160 125
0,5 160
125 1
160 125
1,5 160
125 2
160 125
2,5 160
125 3
160 125
3,5 160
125 4
Universitas Sumatera Utara
32
Dari larutan baku dipipet berturut-turut EEDT kedalam satu chamber pada organ bath volume 40 ml sehingga diperoleh konsentrasi yang kumulatif :
i. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 0,5 mgml, kemudian
ii. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1 mgml, kemudian
iii. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 1,5 mgml, kemudian
iv. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 2 mgml, kemudian
v. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 2,5 mgml, kemudian
vi. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3 mgml, kemudian
vii. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 3,5 mgml, kemudian
Universitas Sumatera Utara
33
viii. Dipipet 125 µl ekstrak etanol daun titanus 160 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi yang diperoleh adalah 4 mgml.
Setelah diperoleh hasil kemudian dilakukan perhitungan relakasasi dari ekstrak etanol daun titanus terhadap kontraksi ileum dan perhitungan korelasi
antara kumlatif ekstrak dengan relaksasi yang diberikan. Pengulangan percobaan yang dilakukan enam kali.
3.8.4 Pengujian Efek Relaksasi Atropin Sulfat Pada Kontraksi Otot Polos Ileum Melalui Induksi Asetilkolin
Ileum marmut dikondisikan dengan larutan tirode dalam organ bath yang terhubung pada tranduser isometrik. Ileum dikontraksi dengan pemberian 38
μl larutan asetilkolin klorida 2x10
-1
M sehingga akan diperoleh konsentrasi sub maksimum asetilkolin klorida 1,889x10
-4
M dalam organ bath. Setelah diperoleh kondisi kontraksi maksimum yang stabil kemudian dilakukan pemberian
konsentrasi bertingkat atropin sulfat. Lihat Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pemberian konsentrasi atropin sulfat secara kumulatif pada organ bath
40 ml
Konsentrasi larutan baku atropin sulfat
mgml Volume yang
ditambahkan kedalam organ bathµl
Konsentrasi atropin sulfat dalam organ
bath mgml
0,00139 200
6,95 x 10
−6
0,00139 400
2,08 x 10
−5
0,0139 140
6,95 x 10
−5
0,0139 400
2,08 x 10
−4
0,1389 140
6,95 x 10
−4
0,1389 400
2,08 x 10
−3
1,3896 140
6,95 x 10
−3
1,3896 400
2,08 x 10
−2
Universitas Sumatera Utara
34
Dari larutan baku dipipet berturut-turut atropin sulfat kedalam satu chamber pada organ bath volume 40 ml sehingga diperoleh konsentrasi yang kumulatif :
i. Dipipet 200 µl larutan baku atropin sulfat 0,00139 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh adalah 6,95 x
10
−6
mgml, kemudian ii.
Dipipet 400 µl larutan baku atropin sulfat 0,00139 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 2,08 x 10
−5
mgml, kemudian iii.
Dipipet 140 µl larutan baku atropin sulfat 0,0139 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 6,95 x 10
−5
mgml, kemudian iv.
Dipipet 400 µl larutan baku atropin sulfat 0,0139 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 2,08 x 10
−4
mgml, kemudian v.
Dipipet 140 µl larutan baku atropin sulfat 0,1389 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 6,95 x 10
−4
mgml, kemudian vi.
Dipipet 400 µl larutan baku atropin sulfat 0,1389 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 2,08 x 10
−3
mgml, kemudian vii.
Dipipet 140 µl larutan baku atropin sulfat 1,3896 mgml kedalam organ bath volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh
adalah 6,95 x 10
−3
mgml, kemudian
Universitas Sumatera Utara
35
viii. Dipipet 400 µl larutan baku atropin sulfat 1,3896 mgml kedalam organ bath
volume 40 ml yang sama sehingga konsentrasi atropin sulfat yang diperoleh adalah 2,08 x
10
−2
mgml. Setelah diperoleh hasil kemudian dilakukan perhitungan relakasasi dari
atropine sulfat terhadap kontraksi ileum. Pengulangan percobaan yang dilakukan enam kali.
3.9 Data dan Analisis Data 3.9.1 Data