3.5.3. Komponen Utama Dalam Genetic Algorithm
Algoritma genetik memiliki lima buah komponen utama dalam proses penyelesaiannya, yaitu:
1. Teknik Pengkodean
Teknik pengkodean adalah bagaimana proses mengkodekan gen dari kromoson, dimana gen merupakan bagian dari kromoson. Satu gen biasanya
akan mewakili satu variabel. Gen dapat direpresentasikan dalam bentuk bit, bilangan real, daftar aturan, elemen permutasi, elemen program atau
representasi lainnya yang dapat diimplementasikan untuk operator genetika. 2.
Membangkitkan Populasi Awal Membangkitkan populasi awal adalah proses membangkitkan sejumlah
individu secara acak atau melalui prosedur tertentu. Ukuran untuk populasi tergantung pada masalah yang akan diselesaikan dan jenis operator genetika
yang akan diimplementasikan. Setelah ukuran populasi ditentukan, kemudian dilakukan pembangkitan populasi awal. Syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk menunjukkan suatu solusi harus benar-benar diperhatikan dalam setiap pembangkitan individunya.
Teknik dalam pembangkitan awal ini ada beberapa cara, diantaranya adalah: a.
Random generator Inti dari cara ini adalah melibatkan pembangkitan bilangan random untuk
setiap gen sesuai dengan representasi kromoson yang digunakan. Jika menggunakan representasi biner, salah satu penggunaan random
Universitas Sumatera Utara
generator adalah penggunaan rumus berikut untuk pembangkitan populasi
awal. IPOP = round{random[N
ipop
, N
bits
]} Dimana ipop adalah gen yang nantinya berisi pembulatan dari bilangan
random yang dibangkitkan sebanyak N
ipop
jumlah populasi x N
bits
jumlah gen tiap kromoson. b.
Pendekatan tertentu memasukan nilai tertentu ke dalam gen Cara ini adalah dengan memasukan nilai tertentu ke dalam gen populasi
awal yang dibentuk. c.
Permutasi Gen Permutasi gen dalam pembangkitan awal adalah penggunaan permutasi
Josephus dalam permasalahan kombinatorial seperti TSP.
3. Seleksi
Seleksi digunakan untuk memilih individu-individu mana saja yang akan dipilih untuk proses kawin silang dan mutasi. Seleksi digunakan untuk
mendapatkan calon yang baik. Induk yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik. Semakin tinggi nilai fitness suatu individu semakin besar
kemungkinannya untuk terpilih. Langkah pertama yang dilakukan dalam seleksi ini adalah pencarian nilai
fitness. Nilai fitness ini yang nantinya akan digunakan pada tahap-tahap
seleksi berikutnya. Masing-masing individu dalam wadah seleksi akan menerima probabilitas reproduksi yang tergantung pada nilai objektif dirinya
Universitas Sumatera Utara
sendiri terhadap nilai objektif dari semua individu dalam wadah seleksi tersebut.
a. Seleksi dengan Mesin Roulette
Metode seleksi dengan mesin roulette ini merupakan metode yang paling sederhana dan sering dikenal dengan nama stochastic sampling with
repla CEment. Cara kerja metode ini adalah sebagai berikut:
1. Dihitung nilai fitness dari masing-masing individu fi dimana i adalah
individu ke-1 sampai ke-n. 2.
Dihitung total fitness semua individu. 3.
Dihitung probabilitas masing-masing individu. 4.
Dari probabilitas tersebut, dihitung jatah masing-masing individu pada angka 1 sampai 100.
5. Dibangkitkan bilangan random antara 1 sampai 100.
6. Dari bilangan random yang dihasilkan, ditentukan individu mana yang
terpilih dalam proses seleksi. b.
Seleksi dengan Turnamen Pada seleksi dengan turnamen, ditetapkan nilai suatu tour untuk individu-
individu yang dipilih secara random dari suatu populasi. Individu-individu yang terbaik dalam kelompok ini akan diseleksi sebagai induk. Parameter
yang digunakan pada metode ini adalah ukuran tour yang bernilai antara 2 sampai N jumlah individu dalam suatu populasi.
4. Crossover
Universitas Sumatera Utara
Kawin silang crossover adalah operator dari algoritma genetika yang melibatkan dua induk untuk membentuk kromoson baru. Crossover
menghasilkan titik baru dalam ruang pencarian yang siap diuji. Operasi ini tidak selalu dilakukan pada semua individu yang ada. Individu dipilih secara
acak untuk dilakukan crossing dengan Pc antara 06 sampai dengan 0,95. Jika crossover
tidak dilakukan, maka nilai dari induk akan diturunkan kepada keturunan. Prinsip dari crossover ini adalah melakukan operasi pertukaran,
aritmatika pada gen-gen yang bersesuaian dari dua induk untuk menghasilkan individu baru. Proses crossover dilakukan pada setiap individu
dengan probabilitas crossover yang ditentukan. Untuk proses crossover dengan gen berbentuk permutasi metode yang
digunakan adalah Partial-Mapped Crossover PMX seperti pada Gambar 3.2. PMX diciptakan oleh Goldberg dan Lingle. PMX merupakan rumusan
modifikasi dari kawin silang 2 point. Hal yang penting dalam PMX adalah kawin silang 2 point ditambah dengan beberapa prosedur tambahan. PMX
mempunyai langkah kerja sebagai berikut: Entin, 2010 a.
Langkah 1: tentukan 2 posisi pada kromoson dengan aturan acak. Substring
yang berada dalam dua posisi ini dinamakan daerah pemetaan. b.
Langkah 2: tukar kedua substring antar induk untuk menghasilkan protochild.
c. Langkah 3: tentukan hubungan pemetaan diantara 2 daerah pemetaan.
d. Langkah 4: tentukan kromoson keturunan dengan mengacu pada
hubungan pemetaan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2. Ilustrasi Prosedur PMX
5. Mutasi
Operator berikutnya pada algoritma genetika adalah mutasi gen. Operator ini berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi akibat proses
seleksi yang memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak muncul pada inisialisasi populasi. Kromoson anak dimutasi dengan menambahkan nilai
random yang sangat kecil ukuran langkah mutasi, dengan probabilitas yang rendah. Peluang mutasi P
m
didefinisikan sebagai persentasi dari total gen pada populasi yang mengalami mutasi. Peluang mutasi mengendalikan
banyaknya gen baru yang akan dimunculkan untuk dievaluasi. Jika peluang mutasi terlalu kecil, banyak gen yang mungkin berguna tidak pernah
dievaluasi. Tetapi bila peluang mutasi ini terlalu besar, maka akan terlalu banyak gangguan acak sehingga anak akan kehilangan kemiripan dari
induknya dan juga algoritma kehilangan kemampuan untuk belajar dari histori pencariaan.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa pendapat mengenai laju mutasi ini. Ada yang berpendapat bahwa laju mutasi sebesar 1n akan menghasilkan hasil yang cukup baik. Ada
juga yang beranggapan bahwa laju mutasi tidak tergantung pada ukuran populasinya. Kromoson hasil mutasi harus diperiksa, apakah masih berada
pada domain solusi, dan bila perlu dilakukan perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Wijaya Karya Beton PPB SUMUT yang bergerak dalam bidang produksi beton. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Medan-
Binjai Km 15,5 Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 sampai
dengan Juni 2016.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian terapan applied research karena penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah penjadwalan produksi yang
dihadapi perusahaan Sukaria Sinulingga, 2014 dan memberikan jawaban atas permasalahan tersebut yaitu rancangan sistem penjadwalan yang tepat.
4.3. Objek Penelitian
Objek yang diamati adalah urutan proses produksi dan sistem penjadwalan proses produksi tiang pancang beton pada PT Wijaya Karya Beton PPB SUMUT.
Universitas Sumatera Utara