Data Permintaan Produk Data Mesin Uraian Proses Produksi

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Permintaan Produk

Data permintaan produk diambil dari data order pada bulan April 2016. Data permintaan produk dapat dilihat pada Tabel 5.1 Tabel 5.1. Data Permintaan Tiang Pancang Bulan April 2016 Job Jenis Produk Jumlah Order Unit 1 45.A1.M.12.7.B 200 2 40.A2.B.10.7.B 2295 3 40.A2.M.09.7.B 400 4 50.A1.M.10.7.B 112 5 40.A2.B.10.7.B 36 6 50.A1.B.11.7.B 250 7 40.B0.B.12.7.B 21 8 60.A1.M.09.7.B 140

5.1.2. Data Mesin

Data mesin yang diambil merupakan mesin yang digunakan pada lantai produksi untuk pembuatan tiang pancang yang dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Data Mesin Pembuatan Produk Tiang Pancang Stasiun Kerja Nama Mesin Jumlah Mesin Unit Kapasitas I Mesin Cutting 2 DIA. 7,4-11 mm Mesin Heading 2 7 9 mm dan 7,4 9,2 11 mm Mesin Wire Caging 2 DIA. 300-600 mm II - - - III Mesin Batching 1 1,5 m 3 Mesin Hoper Saple 2 1,5 m 3 IV Mesin Hoper Distribusi 3 1,5 m 3 V Mesin Stressing 2 300 ton VI Mesin Spinning 2 18 m Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pembuatan tiang pancang pada PT. Wijaya Karya Beton adalah sebagai berikut: 9. Stasiun Kerja Pembuatan Rakitan Tulangan WC I Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari pemotongan PC bar dan dilanjutkan dengan proses heading. Setelah proses heading selesai maka dilanjutkan dengan proses caging yang menghasilkan satu rakitan tulangan. 10. Stasiun Kerja Penulangan WC II Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari proses pembersihan cetakan dilanjutkan dengan proses pelumasan cetakan. Setelah proses pelumasan selesai rakitan dimasukkan dalam cetakan. Langkah terakhir adalah pengencangan baut tahan plat sambung. 11. Stasiun Kerja Pengadukan Beton WC III Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari proses penimbangan material yang terdiri dari batu split, pasir, air, semen, dan zat additive, dilanjutkan dengan pengadukan beton. Setelah proses pengadukan, maka adukan beton dituang kedalam hoper saple . Dan langkah terakhir adalah penuangan hasil adukan beton kedalam hoper distribusi. 12. Stasiun Kerja Pengecoran WC IV Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari hoper distribusi berada di atas cetakan sampai dengan pendistribusian adukan beton kedalam cetakan menggunakan hoper distribusi. 13. Stasiun Kerja Stressing WC V Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari pembersihan bibir cetakan, pemasangan spon, penguncian baut cetakan menggunakan impact tool, dan langkah Universitas Sumatera Utara terakhir adalah proses pemberian gaya tegangan stressing sesuai dengan tipe tulangan. 14. Stasiun Kerja SpiningPemadatan WC VI Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari pendistribusian adukan beton, pembentukan beton sesuai dengan cetakan, dan langkah terakhir adalah pemadatan. 15. Stasiun Kerja penguapan WC VII Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari pembuangan limbah dengan menggunakan hoist crane, proses pengangkatan cetakan ke bak uap dengan menggunakan hoist crane, penutupan bak uap sampai dengan proses penguapan. 16. Stasiun Kerja Pengeluaran Produk dari Cetakan WC VIII Satu siklus pada stasiun kerja ini dimulai dari pembukaan baut cetakan menggunakan impact tool, pengangkatan tutup cetakan, pemberian label logo perusahaan, tipe produk, tanggal produksi, nomor produksi, pembukaan baut tahan plat sambung dan langkah terakhir pelepasanpengeluaran produk dari cetakan.

5.1.4. Data Pengukuran Waktu