Structure Matrix Interpretasi Model Diskriminan

tingkat kepuasan pelanggan yang kurang puas terhadap kinerja yang diberikan oleh PDAM Kota Surakarta

9. Structure Matrix

Dari Tabel Structure Matrix terlampir diketahui bahwa 20 indikator variabel kinerja PDAM Kota Surakarta, terdapat satu indikator variabel yang memenuhi syarat masuk model diskriminan, yaitu indikator ruangan tunggu kantor dalam kondisi nyaman tangibles. Sehingga pihak PDAM Kota Surakarta harus memperhatikan faktor keberwujudan tangibles yaitu keadaan ruang tunggu kantor harus benar-benar nyaman, karena responden pelanggan merasa puas atau kurang puas dengan kinerja yang diberikan oleh pihak PDAM Kota Surakarta, sensitif dengan faktor tersebut.

10. Interpretasi Model Diskriminan

Berdasarkan Tabel Group Statistic, diketahui bahwa indikator variabel ruangan tunggu kantor dalam kondisi nyaman tangibles dengan skor 7.417, masuk ke dalam kelompok puas dan skor 6.819, masuk ke dalam kelompok kurang puas. Apabila dinyatakan dalam tabel, menampak sebagai berikut : TABEL V.3 INTERPRETASI MODEL DISKRIMINAN Indikator Variabel Puas Skor Kurang Puas Skor Structur Matrix Angka ruang tunggu kantor 7.417 6.819 1.000 Sumber : Hasil Analisis Diskriminan Dari Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa respondenpelanggan PDAM Kota Surakarta yang puas terhadap kinerja PDAM Kota Surakarta, lebih bersikap positif nyaman terhadap keadaan ruang tunggu kantor yang disediakan oleh pihak PDAM Kota Surakarta. Sebaliknya pelanggan responden yang merasa kurang puas terhadap kinerja PDAM Kota Surakarta akan bersikap negatif kurang nyaman terhadap keadaan ruang tunggu kantor yang tersedia di PDAM Kota Surakarta. Jika pengelola atau petugas PDAM Kota Surakarta lebih memperhatikan keberwujudan tangibles yaitu salah satunya memperhatikan keadaan runggu kantor dalam melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya atau dalam kondisi ruangan tunggu kantor yang nyaman maka pelanggan yang merasa kurang puas akan menjadi puas terhadap kinerja PDAM Kota Surakarta dalam melayani kebutuhan pelanggan, karena konsep kepuasan pelanggan dalam organisasi publik juga terbentuk dari dua konsep, yaitu konsep kinerja pelayanan dan harapan. Kinerja pelayanan diartikan sebagai sejauh mana pelayanan publik yang telah diberikan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat, sedangkan harapan merupakan perasaan tentang kinerja pelayanan apabila ia menggunakan pelayanan publik apakah sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Dengan demikian kinerja PDAM Kota Surakarta dalam memberikan pelayanan dan penyediaan air bersih bagi pelanggan dapat dikatakan baik atau maksimal dalam melayani pelanggan, yaitu apabila apa yang menjadi kebutuhan atau harapan dari pelanggan PDAM di Kota Surakarta dapat dipenuhi atau sesuai harapan dan kebutuhan bagi pelanggan melalui kinerja yang diberikan oleh PDAM Kota Surakarta.

D. Keterbatasan Penelitian