untuk penglihatan dekat. Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat- serat transparan. Kadang-kadang serta-serat ini menjadi keruh opak, sehingga
berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal sebagai katarak. Lensa defektif ini biasanya dapat dikeluarkan secara bedah dan penglihatan
dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau kacamata kompensasi Sherwood, 2001.
2.2 Katarak 2.2.1 Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani ‘katarraktes‘ yang berarti air terjun karena pada awalnya latarak dipikir sebagai cairan yang mengalir dari otak ke depan lensa.
Menurut WHO, katarak adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata sehingga menyebabkan penurunan atau
gangguan penglihatan. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua- duanya Ilyas, 2009 .
2.2.2 Etiologi dan Klasifikasi
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.
Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat berhubungan dengan proses
penyakit intraokuler lainnya. Selain itu, katarak juga boleh disebabkan oleh bahan toksik khusus. Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak, seperti:
eserin 0.25-0.5 , kortikosteroid, ergot, dan antikolinesterase topikal. Kelainan sistemik atau metabolik juga dapat menyebabkan terjadinya katarak, seperti diabetes
mellitus, galaktosemi, dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik katarak senil, juvenil, herediter atau
kelainan kongenital mata. Ilyas,2009
Universitas Sumatera Utara
Katarak terdiri daripada beberapa klasifikasi :
a Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab
kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapat sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Untuk mengetahui penyebab
katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi pada ibu seperti rubella pada kehamilan trimester pertama dan riwayat pemakaian obat selama
kehamilan. Katarak kongenital digolongkan dalam katarak :
i. Kapsulolentikular, dimana pada golongan ini termasuk katarak
kapsular dan katarak polaris. ii.
Lentikular, dimana pada golongan ini termasuk katarak yang mengenai korteks atau nukleus lensa sahaja.
Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital : i.
Katarak piramidalis atau polaris anterior Katarak piramidalis atau polaris anterior terjadi akibat gangguan perkembangan lensa
pada saat mulai terbentuknya plakoda lensa. Pada saat ini apabila ibu dengan kehamilan kurang dari 3 bulan terdapat infeksi virus, maka amnion akan
mengandungi virus. Pada pemeriksaan objektif akan terlihat kekeruhan kornea dan terdapatnya jaringan fibrosis di dalam bilik mata depan yang menghubungkan
kekeruhan kornea dengan lensa terletak di polus. Kekeruhan lensa pada katarak polar anterior ini tidak progresif.
ii. Katarak piramidalis atau polaris posterior
Katarak ini terjadi akibat arteri hialoid yang menetap pada saat tidak diperlukan lagi oleh lensa untuk metabolism. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat kekeruhan
Universitas Sumatera Utara
di dataran belakang lensa. Adanya arteri hialoid yang menetap ini dapat dilihat dengan pemeriksaan ultrasonografi.
iii. Katarak zonularis atau lamelaris
Katarak lamelaris bersifat herediter, diturunkan secara dominan dan biasanya bilateral. Bila pada permulaan perkembangan serat lensa normal dan kemudian terjadi
gangguan perkembangan serat, maka akan terlihat kekeruhan serat lensa pada suatu zona di dalam lensa.
iv. Katarak pungtata dan lain-lain.
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria. Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa
nistagmus dan strasbismus. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubella, galaktosemia,
homosisteinuri, diabetes mellitus toksoplasmosis, dan histoplasmosis. Ilyas,2009
b Katarak Juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan
kelanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit
sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti :
1. Katarak metabolik • Katarak diabetik dan galaktosemik gula
• Katarak hipokalsemik tetanik • Katarak defisiensi gizi
• Katarak aminoasiduria termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria • Penyakit Wilson
• Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Otot • Distrofi miotonik umur 20 sampai 30 tahun
3. Katarak traumatik 4. Katarak komplikata
• Kelainan kongenital dan herediter siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis.
• Katarak degeneratif dengan miopia dan distrofi vitreoretinal, seperti Wagner dan retinitis pigmentosa, dan neoplasma.
• Katarak anoksik • Toksik kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein,
dinitrofenol, triparanol, antikholinesterase, klorpromazin, miotik, klorpromazin, busulfan, dan besi.
• Lain-lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit sindermatik, tulang disostosis kraniofasial, osteogenesis imperfekta,
kondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata, dan kromosom. • Katarak radiasiIlyas,2009
c Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat degenerasi serat
lensa karena proses penuaan. Penyebabnya sampai sekarag tidak diketahui secara pasti.
Katarak senil secara klinis dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur dan hipermatur.Ilyas,2009
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Perbedaan stadium katarak senil
Insipien Imatur
Matur Hipermatur
• Kekeruhan
Ringan Sebagian
Seluruh Massif
• Cairan lensa
Normal Bertambah
Normal Berkurang
• Iris
Normal Terdorong
Normal Tremulans
• Bilik mata
depan Normal
Dangkal Normal
Dalam •
Sudut bilik mata
Normal Sempit
Normal Terbuka
• Shadow test
Negatif Positif
Negatif Pseudopos
• Penyulit
- Glaukoma
- Uveitis +
Glaukoma Sumber : Ilyas, 2009
I. Katarak insipien
Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut : Kekeruhan mulai dari tepi akuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan
posterior. Vakuol mula terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan ini mulai terlihat anterior subkapsular
posterior, celah berbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif pada katarak insipien.
Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.
Universitas Sumatera Utara
II. Katarak imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan
osmotik bahan lensa degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.
III. Katarak matur
Pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa. Kekeruhan ini bias terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak
dikeluarkan,maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan negatif. Ilyas,2009
IV. Katarak hipermatur
Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.
Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam
dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berjalan lanjut
disertai dengan kapsul yang tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai
dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.
d Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor
intraokular, iskemia okular, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin hipoparatiroid,
Universitas Sumatera Utara
galaktosemia dan miotonia distrofi dan keracunan obat steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontra septik dan miotika antikolinesterase.
Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapisan korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata
ataupun linear. Dapat berbentuk rosete, retikulum dan biasanya terlihat vakuol. Dikenal 2 bentuk yaitu :
• Kelainan pada polus posterior mata Terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, miopia tinggi
dan kontusio retina. Biasanya kelainan ini berjalan aksial sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih. Katarak akibat miopia tinggi dan ablasi retina memberikan
gambaran agak berlainan. • Kelainan pada polus anterior mata
Biasanya akibat kelainan kornea berat, iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaukoma. Pada katarak iridosiklitis akan mengakibatkan katarak subkapsularis
anterior sedangkan pada katarak akibat glaukoma akan terlihat katarak disiminata pungtata subkapsular anterior. Ilyas,2009
e Katarak Diabetes
katarak diabetik merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes mellitus.
Katarak pada pasien diabetes mellitus dapat terjadi dalam 3 bentuk : • Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemi nyata, pada
lensa akan terlihat kekruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan
hilang jika terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali. • Pasien diabetes juvenil dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak
serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snowflakes atau bentuk piring subkapsular.
Universitas Sumatera Utara
• Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologi dan biokimia sama dengan katarak pasien non diabetik.
f Katarak Sekunder
Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari ekstraksi katarak ekstra
kapsular EKEK . Pengobatan katarak sekunder adalah pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi, atau mengeluarkan seluruh
membran keruh. Ilyas,2009
2.2.3 Patogenesis