16
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental parametrik. Parameter yang digunakan mengacu pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu
tentang karakteristik pati yang diisolasi dari umbi ubi kayu Manihot utillissima Pohl. Tahapan-tahapan penelitian meliputi pengumpulan sampel, identifikasi sampel,
pengolahan sampel dan karakterisasi pati yang diisolasi sesuai satandar Farmakope Indonesia Edisi IV.
3.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat inkubator, alat-alat gelas, aluminium foil, batang pengaduk, benang wol, bunsen, buret Oberol, dandang, hot plate stirer
Thermo Scientific Cimarec, juicer Miyako, kain kasa, kapas, kertas label, kertas saring, klem, kurs porselen, lemari pendingin, mikro pipet, mikroskop.autoklaf Wisd
Laboratory Analyrical, objek glas, ose, oven Dynamica, penangas air, penjepit tabung, pinset, pipet tetes, saringan 80 mesh, spatula, statif, tanur Stuart,
termometer, dan timbangan digital Boeco Germany.
3.4 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah umbi ubi kayu Manihot utilissima Pohl., akuades, larutan iodum 0,005 M, etanol 70, etanol 80, indikator
fenolftaein 0,1, NaOH 0,1 N, H
2
SO
4
2N, larutan ammonium karbonat 16, larutan
Universitas Sumatera Utara
17 gentian violet, larutan lugol, larutan safranin, minyak imersi, media nutrient agar,
media plate count agar, media potato dextrose agar.
3.5 Pembuatan Larutan Pereaksi dan Media 3.5.1 Pembuatan Larutan Pereaksi
3.5.1.1 Larutan Iodum 0,005 M
Iodium kristal sebanyak 14 gram dilarutkan dalam larutan 36 gram kalium iodida pekat dalam 1000 mL air suling Ditjen, POM., 1979.
3.5.1.2 Larutan Etanol 70 vv
Sebanyak 72,9 mL etanol 96 dilarutkan dalam air suling hingga 100 mL Ditjen, POM., 1979.
3.5.1.3 Larutan Etanol 80 vv
Sebanyak 83,3 mL etanol 96 dilarutkan dalam air suling hingga 100 mL Ditjen, POM., 1979.
3.5.1.4 Larutan Fenolftalein 0,1 bv
Sebanyak 0,1 gram fenolftalein P dilarutkan dalam 100 mL etanol P Ditjen, POM., 1979.
3.5.1.5 Larutan NaOH 0,1 N
Sebanyak 0,4 gram natrium hidroksida dilarutkan dalam akuades bebas karbondioksida hingga 100 mL Ditjen, POM., 1979.
3.5.1.6 Larutan H
2
SO
4
2N
Tambahkan secara hati-hati 16,67 mL asam sulfat 12N kedalam air hingga100
mL Ditjen, POM., 1979. 3.5.1.7
Larutan Ammonium Karbonat 16 bv
Larutkan 16 gram ammonium karbonat P dalam air suling hingga 100 mL Ditjen, POM., 1979.
Universitas Sumatera Utara
18
3.5.1.8 Larutan KOH 3 bv
Larutkan 3 gram kalium hidroksida dalam air suling hingga 100 mL Ditjen, POM., 1979.
3.5.2 Pembuatan Media
3.5.2.1 Media Nutrient Agar
Komposisi : Lemco beef extract 1 g
Yeast extract 2 g
Peptone 5 g
NaCl 5 g
Agar 15 g
Cara pembuatan: Sebanyak 28 g nutrient agar ditimbang, disuspensikan kedalam air suling sebanyak
1000 mL, lalu dipanaskan sampai bahan larut sempurna lalu disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit Oxoid, 2016.
3.5.2.2 Media Potato Dextrose Agar
Komposisi : Potato extract 4 g
Glucose 20 g
Agar 15 g
pH 5.6 ± 0.2 Cara pembuatan:
Sebanyak 39 g potato dextrose agar ditimbang, disuspensikan kedalam air suling sebanyak 1000 mL, lalu dipanaskan sampai bahan larut sempurna lalu disterilkan di
dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit Oxoid, 2016.
Universitas Sumatera Utara
19
3.5.2.3 Media Brilliant Green Lactose Bile Broth
Komposisi : Peptone 10.0 g
Lactose 10.0 g
Ox bile purified 20.0 g
Brilliant green 0.0133 g
pH 7.4 ± 0.2 Cara Pembuatan:
Sebanyak 40 g brilliant green lactose bile broth ditimbang, dilarutkan kedalam air suling sebanyak 1000 mL, lalu dipanaskan hingga larut sempurna lalu disterilkan
didalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit Oxoid, 2016.
3.5.2.4 Media Plate Count Agar
Komposisi : Tryptone 5 g
Yeast extract 2.5 g
Glucose 1 g
Agar 9 g
pH 7.0 ± 0.2 Cara Pembuatan:
Sebanyak 17,5 g plate count agar ditimbang, dilarutkan kedalam air suling sebanyak 1000 mL, lalu dipanaskan hingga larut sempurna lalu disterilkan didalam autoklaf
pada suhu 121ºC selama 15 menit Oxoid, 2016.
3.6 Penyiapan Sampel
Penyiapan Sampel meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel dan pengolahan sampel.
3.6.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel
dilakukan secara
purposive, artinya
tanpa membandingkan sampel yang diambil dengan sampel yang sama dari daerah lain.
Universitas Sumatera Utara
20 Sampel yang digunakan adalah umbi ubi kayu Manihot utilissima Pohl., yang
berasal dari daerah Simalingkar B, Tanjung Morawa, dan Tanah Karo Berastagi.
3.6.2 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel umbi ubi kayu dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.
3.6.3 Pembuatan Pati
Sebanyak 5 kg umbi ubi kayu dikupas dan dicuci menggunakan air bersih. Kemudian umbi dipotong melintang dengan ukuran ± 5 cm, lalu dimasukkan ke
dalam juicer. Air sarian dan ampas dipisahkan, ampas umbi ubi kayu ditambahkan pelarut 10 L, lalu disaring sambil diperas dan perlakuan ini dilakukan hingga didapat
air saringan bening. Air hasil penyaringan didiamkan dalam wadah hingga pati mengendap selam ± 24 jam. Bagian atas larutan yang keruh dibuang dan ditambahkan
sebanyak 5 L pelarut dibiarkan selama ± 24 jam lagi, kemudian dibuang cairan bening bagian atas dan endapan pati dikeringkan pada suhu ruangan 25-27ºC. Pati
kering diperoleh kemudian digerus dalam lumpang dan diayak dengan ayakan 80 mesh Makfoeld, 1982.
3.7 Pemeriksaan Karakteristik Pati 3.7.1 Pemeriksaan Pemerian