2.4.1. Epidemiologi
Pasien kanker mempunyai peningkatan risiko trombosis vena beberapa kali lipat dibandingkan dengan populasi umum atau pasien tanpa kanker, dengan nilai
Risiko Relatif RR berkisar dari 4 sampai 7 Timp, 2013. Kejadian trombosis merupakan penyebab kematian kedua pada pasien kanker setelah kanker itu
sendiri Khorana, 2012. Berdasarkan studi yang dilakukan terhadap populasi Negara Bagian
Olmsted Minnesota, neoplasma ganas menunjukaan peningkatan risiko empat kali lipat. Sebuah penelitian meta-analisis terbaru oleh Horsted et al 2012 dalam
Timp 2013 mendeskripsikan insidens trombosis vena pada pasien kanker yang dinilai berdasarkan tingkat latar belakang risiko pasien. Pada pasien kanker
dengan risiko sedang, insidens trombosis vena dalam diestimasi 13 dari 1000 orang per tahun. Sedangkan insidens vena trombosis pada pasein kanker dengan
risiko tinggi diestimasi 68 per 1000 orang pertahun Timp, 2013. Di Indonesia, kejadian VTE dan pelaporannya secara nasional belum ada Irawan, 2009.
2.4.2. Faktor Risiko
Secara keseluruhan, kanker pankreas, otak, paru-paru, dan ovarium dilaporkan mempunyai risiko yang paling tinggi. Pada literatur, risiko tinggi juga
dialami oleh kanker ginjal, lambung, tulang, limfoma, dan myeloma. Selain itu, hubungan antara keganasan kanker dengan potensi terjadinya trombosis dapat
diperhatikan berdasarkan stadiumnya. Pada pasien kanker dengan stadium yang lebih lanjut, terdapat risiko yang lebih besar dengan nilai RR 2,9, 2,9, 7,5, dan
17,1 diantara pasien dengan stadium I, II, III, dan IV secara berurutan Timp, 2013.
Sebagai tambahan, selain jenis dan stadium kanker, penatalaksanaan terhadap kanker juga mempunyai faktor risiko seperti pembedahan, kemoterapi,
terapi hormonal, obat-obat antiangiogenik, agen imunomudulator, transfusi darah, dan kateter vena sentral. Pembedahan yang berisiko tinggi adalah pembedahan
saraf, ortopedi, dan pembuluh darah utama Kyrle, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Patofisiologi