Kurva Kalibrasi Kalsium dan Besi Kadar Kalsium dan Besi dalam Sampel

27 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa di dalam larutan sampel daun ubi jalar berumbi ungu, kuning, dan putih yang diperiksa mengandung kalsium dan besi. Sampel positif mengandung kalsium karena menghasilkan kristal seperti kumpulan jarum dengan penambahan asam sulfat 2 N, serta positif mengandung besi karena terbentuk kompleks besiIII tiosianat yang ditandai larutan menjadi berwarna merah dengan penambahan amonium tiosianat. Perubahan warna yang terbentuk tidak seperti yang dinyatakan dalam literatur yakni merah darah Vogel, 1979. Hal ini dikarena adanya pengaruh dari mineral lain yang terkandung di dalam sampel. Gambar kristal kalsium dan hasil reaksi dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 38-39.

4.3 Analisis Kuantitatif

4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalsium dan Besi

Kurva kalibrasi kalsium dan besi diperoleh dengan cara mengukur serapan masing-masing larutan baku pada panjang gelombang maksimumnya. Hasil dari pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,01970286 X – 0,001090476 untuk kalsium dan Y = 0,004582857 X + 0,000352381 untuk besi. Kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan besi dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2. Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Kalsium µgml Y = 0,01970286X – 0,001090476 Universitas Sumatera Utara 28 Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Besi Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan serapan. Nilai koefisien korelasi r yang diperoleh 0,9997 untuk kalsium dan 0,9996 untuk besi. Nilai r 0,97 menyatakan adanya korelasi linier antara hubungan konsentrasi X dengan absorbansi Y Ermer dan McB. Miller, 2005. Data hasil pengukuran serapan larutan baku kalsium dan besi serta perhitungan persamaan regresinya dapat dilihat pada Lampiran 6-7, halaman 42- 45.

4.3.2 Kadar Kalsium dan Besi dalam Sampel

Pengukuran sampel dilakukan pengenceran sampel sebesar 400 kali untuk kalsium, dan 20 kali untuk besi. Hal ini dilakukan agar diperoleh nilai serapan yang berada dalam rentang kalibrasi karena sampel memiliki kadar mineral yang tinggi. Konsentrasi kalsium dan besi ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku kalsium dan besi. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8–11, halaman 46-50. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik terhadap hasil analisis menggunakan uji t dengan taraf kepercayaan 99 perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12–13, halaman 51-62 dan rekapitulasi data kadar kalsium dan besi dalam sampel setelah uji t dapat dilihat pada Lampiran 14-15, halaman 63-64. µgml Y = 0,004582857X + 0,000352381 Universitas Sumatera Utara 29 Hasil analisis kuantitatif mineral kalsium dan besi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini : Tabel 4.2 Hasil Analisis Kuantitatif Kalsium dan Besi Daun Ubi Jalar No Sampel Kadar Kalsium mg100 g Besi mg100 g 1 Daun Ubi Jalar Ungu 195,0471 ± 4,2502 8,7159 ± 0,2310 2 Daun Ubi Jalar Kuning 175,5887 ± 1,9878 15,0092 ± 0,7342 3 Daun Ubi Jalar Putih 323,5381 ± 6,7880 29,9219 ± 0,8979 Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari kadar kalsium dan besi yang terkandung pada ketiga sampel. Perbedaan kadar ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Faktor genetik dari tanaman Faktor genetik yang berbeda akan menentukan perkembangan sampai ukuran, warna, serta kandungan nutrisi pada tanaman Harris dan Karmas, 1975. 2. Lokasi tumbuh tanaman, Sampel yang diambil dalam penelitian ini satu diantaranya diambil dari lokasi tumbuh yang berbeda. Lokasi tumbuh sangat berhubungan dengan pertumbuhan tanaman, karena lokasi tumbuh berkaitan dengan kesuburan tanah. Selama pertumbuhan, tanaman mengumpulkan unsur hara yang tersedia pada tanah. Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kecepatan pelapukan mineral tanah, keadaan tanaman yang hidup di atasnya, laju pencucian oleh air hujan. Jika laju pencucian unsur sangat besar dan intensitas pelapukan sangat rendah, maka kehilangan unsur hara lebih besar dibandingkan dengan pengambilan unsur hara oleh tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2006. Universitas Sumatera Utara 30 Pada penelitian ini, kadar kalsium yang diperoleh belum mewakili nilai kadar kalsium yang sebenarnya di dalam sampel. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan penelitian tidak dilakukan penambahan senyawa penyangga seperti Sr dan La. Penambahan Sr atau La perlu dilakukan sebab di dalam sampel mengandung gugusan pengganggu seperti fosfat, dimana fosfat ini jika bertemu dengan kalsium akan membentuk kalsium fosfat yang bersifat refraktorik sukar diuraikan di dalam nyala api, terbentuknya senyawa yang bersifat refraktorik ini, maka akan mengurangi jumlah atom netral yang ada di dalam nyala. Dengan dilakukannya penambahan senyawa penyangga maka ion fosfat akan terikat dan tidak akan membentuk kalsium fosfat Gandjar dan Rohman, 2012.

4.3.3 Validasi Metode Analisis