12
2.4.1 Instrumen Spektrofotometer Serapan Atom
Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom terdiri dari : 1.
Sumber sinar Sumber yang dapat memberikan suatu garis emisi yang tajam dari suatu
unsur spesifik tertentu dikenal sebagai lampu pijar hollow cathode. Lampu ini memiliki dua elektroda, satu diantaranya berbentuk silinder dan terbuat dari unsur
yang sama dengan unsur yang dianalisis Khopkar, 1985 2.
Tempat sampel Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan
dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu
sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala flame dan dengan tanpa nyala flameless Gandjar dan Rohman, 2012.
3. Monokromator
Menurut Basset, dkk 1991 tujuan monokromator adalah untuk memilih garis pancaran tertentu dan memisahkannya dari garis-garis lain dan kadang-
kadang dari pancaran pita molekul. Dalam AAS fungsi monokromator adalah untuk memencilkan garis resonansi dari semua garis yang tak diserap yang
dipancarkan oleh sumber radiasi. 4.
Detektor Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui
tempat pengatoman Gandjar dan Rohman, 2012. 5.
Readout Readout merupakan sistem pencatatan hasil. Pencatatan hasil dilakukan
dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau
Universitas Sumatera Utara
13 absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau kurva dari suatu recorder yang
menggambarkan absorbansi Gandjar dan Rohman 2012.
Gambar 2.1 Instrumen Spektrofotometer Serapan Atom
Sumber: Harris, 2007
2.4.2 Gangguan-Gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom
Menurut Gandjar dan Rohman 2012, gangguan interference pada Spektrofotometri Serapan Atom adalah peristiwa yang menyebabkan pembacaan
absorbansi unsur yang dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasi dalam sampel. Gangguan-gangguan yang dapat
terjadi sebagai berikut : 1.
Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai sampel.
2. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlahbanyaknya atom yang
terjadi di dalam nyala. 3.
Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi atom yang dianalisis, yakni absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak
terdisosiasi di dalam nyala. Adanya gangguan-gangguan di atas dapat diatasi dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :
a. Penggunaan nyalasuhu atomisasi yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
14 Menurut Basset, dkk 1991 penggunaan suhu yang tinggi sering
menyebabkan pembentukkan atom gas bebas, misalnya suatu gangguan kalsium- alumunium yang timbul dari pembentukkan kalsium aluminat dapat diatasi dengan
bekerja pada temperatur nyala asetilena dinitrogen oksida yang lebih tinggi. b.
Penggunaan senyawa penyangga Senyawa penyangga akan mengikat gugusan pengganggu silikat,
fosfat,aluminat, sulfat, dan sebagainya. Contoh unsur penyangga adalah Sr dan La yang ditambahkan pada analisis Ca. Dengan penambahan senyawa penyangga ini
maka ion fosfat akan terikat dan tidak akan membentuk Ca-fosfat yang bersifat refraktoris Gandjar dan Rohman, 2012.
c. Pengekstraksian ion atau gugus pengganggu
Metode ekstraksi merupakan suatu metode yang jelas untuk mengatasi efek gangguan. Suatu ekstraksi pelarut yang sederhana dapat untuk menyingkirkan
sebagian besar zat pengganggu. Jika perlu, ekstraksi pelarut ulangan akan mengurangi efek gangguan itu lebih banyak lagi Basset, dkk., 1991.
4. Gangguan oleh penyerapan non atomik
Gangguan jenis ini berarti terjadinya penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal dari atom-atom yang akan dianalisis. Penyerapan non-atomik
dapat disebabkan adanya penyerapan cahaya oleh partikel-partikel padat yang berada didalam nyala. Cara mengatasi gangguan seperti ini yakni dengan bekerja
pada panjang gelombang yang lebih besar atau pada suhu yang lebih tinggi Gandjar dan Rohman, 2012.
Universitas Sumatera Utara
15
2.5 Validasi Metode Analisis