13 Peta penafsiran merupakan peta yang memuat akumulasi pernyataan-pernyataan
umum tentang distribusi perbedaan-perbedaan unsur linguistik yang dihasilkan berdasarkan peta peragaan.Peta penafsiran merupakan peta yang berisi hal-hal yang
berkaitan dengan inovasi dan relik, juga termasuk peta berkas isoglos Mahsun, 1995:68.
2.1.8 Bahasa Karo
Matius Sembiring dalam disertasinya 2009 yang berjudul ”Variasi Dialek Bahasa
Karo di Kabupaten Karo, Deli Serdang” menyatakan bahwa bahasa Karo adalah salah suatu bahasa daerah di Sumatera Utara yang penuturnya disebut masyarakat Karo. Bahasa
Karo dipergunakan masyarakat Karo untuk berkomunikasi dalam kehidupannya sehari- hari. Untuk melakukan aktivitasnya, masyarakat Karo menggunakan bahasa Karo. Bahasa
Karo memang sangat luas daerah pakainya bila dilihat dari segi geografis karena daerahnya tidak saja di Kabupaten Karo, tetapi sampai ke Kabupaten Dairi, Langkat, Deli Serdang,
dan beberapa daerah lainnya.
2.2 Landasan Teori
Pada dasarnya dialektologi merupakan ilmu tentang dialek, atau cabang dari linguistik yang mengkaji perbedaan-perbedaan isolek dengan memperlakukan perbedaan
tersebut secara utuh bandingkan dengan Kridalaksana, 1984:39. Dalam praktiknya, studi dialektologi berkenaan dengan wilayah-wilayah atau daerah-daerah yang menjadi
sorotannya untuk meneliti suatu dialek untuk berbagai tujuan. Wilayah atau daerah yang menjadi tempat penelitian variasi bahasa tersebut tentu berbeda satu dengan yang lainnya,
baik dari segi kontur wilayah, keadaan alam lingkungan, mata pencaharian, agama, dan adat-istiadat tersendiri.
Istilah dialek yang merupakan padanan kata logat lebih umum digunakan dalam pembicaraan ilmu bahasa, termasuk di Indonesia. Istilah dialek yang berasal dari bahasa
Universitas Sumatera Utara
14 Yunani yaitu, dialektos pada mulanya digunakan dalam hubungannya dengan keadaan
bahasanya. Di Yunani terdapat bedaan-bedaan kecil dalam bahasa yang digunakan oleh para penuturnya. Namun, sedemikian jauh hal itu tidak sampai meyebabkan mereka
menganggap bahwa mereka mempunyai bahasa yang berbeda Meillet dalam Ayatrohaedi 2003:2. Oleh karena itu, ciri utama
dialek adalah “perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan”. Dialek merupakan penilaian hasil perbandingan dengan salah satu
isolek lainnya yang dianggap unggul Steinhauer, 1991:4-5. Penelitian tentang geografi dialek ini menggunakan teori dialektologi struktural.
Variasi dialek bahasa Batak Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo akan dianalisis berdasarkan teori dialektologi struktural.
Menurut Chambers, 1990:54 dialektologi struktural adalah salah satu upaya untuk menerapkan dialektologi dalam membandingkan varietas bahasa. Teori dialektologi
struktural tidak mengelompokkan variasi-variasi menurut apakah bentuk itu memiliki kesamaan secara fonetis atau tidak. Oleh karena itu, teori struktural ini membandingkan
bentuk-bentuk individual tanpa melihat persamaan dan perbedaan, tetapi melihat bagian- bagian konstituen sistemnya. Dialektologi struktural muncul pada tahun 1954 yang
dikemukan oleh Uriel Weinreich dalam artikelnya “Is a structural dialectology possible?” Apakah dialektologi struktural memungkinkan?.
Dalam penelitian ini juga menggunakan pemetaan bahasa sesuai dengan objek kajiannya yang berupa perbedaan unsur-unsur kebahasaan karena faktor spasial
geografis. Peta bahasa dalam dialektologi khususnya dialek geografis memiliki peran yang cukup penting. Peran itu berkaitan dengan upaya memvisualisasikan data lapangan ke
dalam bentuk peta agar data itu tergambar dalam perspektif yang bersifat geografis serta memvisualisasikan pernyataan-pernyataan umum yang dihasilkan berdasarkan distribusi
Universitas Sumatera Utara
15 geografis perbedaan-perbedaan yang lebih dominan dari wilayah ke wilayah yang
dipetakan. Ada dua jenis peta yang digunakan dalam dialektologi yaitu peta peragaan dan peta penafsiran Mahsun, 1995: 58-59.
Pada peta bahasa akan diterangkan sejumlah unsur perbedaan baik secara morfologi maupun leksikon yang diperoleh di daerah pengamatan
dengan menggunakan sistem lambang, misalnya lambang bulat , segitiga dan lambang kotak yang sederhana bentuknya.
Selanjutnya, untuk mengelompokkan unsur-unsur yang sama, data yang sama agar tampak berbeda dengan data yang lainnya, baik perbedaan dalam aspek reduplikasi
maupun perbedaan leksikal, digunakan isoglos. Selanjutnya isoglos tersebut diakumulasikan menjadi sekumpulan isoglos-isoglos dalam sebuah peta. Kumpulan
tersebut disebut berkas isoglos, baik berkas isoglos reduplikasi maupun berkas isoglos leksikal. Berkas isoglos adalah kumpulan dari beberapa isoglos yang membentuk satu
berkas. Perbedaan secara leksikal dihitung statusnya, apakah perbedaan-perbedaan itu
merupakan perbedaan dialek atau perbedaan subdialek dengan menggunakan perhitungan statistik bahasa atau dialektometri. Dialektometri merupakan ukuran statistik yang
digunakan untuk melihat seberapa jauh perbedaan dan persamaan yang terdapat pada tempat-tempat yang diteliti dengan membandingkan sejumlah bahan yang terkumpul dari
tempat tersebut Revier dalam Mahsun, 1995: 118. Setelah langkah-langkah itu, dirumuskanlah status isolek Kecamatan Munte.
Perbedaan unsur kebahasaan yang diteliti yaitu dari bidang leksikal dan reduplikasi. Dikatakan perbedaan dalam bidang leksikal, jika leksem-leksem yang digunakan untuk
merealisasikan suatu makna yang sama tidak berasal dari suatu etimon prabahasa Mahsun,
Universitas Sumatera Utara
16 1995:54. Contohnya, pada bahasa Karo terdapat dua kata untuk merealisasikan kata
‘kamu’, yaitu kam dan әŋkO.
Dikatakan perbedaan dalam aspek reduplikasi, jika variasi kata berada di bidang morfologi. Penelitian ini mendeskripsikan perbedaan dalam aspek reduplikasi yang
terdapat dalam bahasa Karo di Kecamatan Munte Kabupaten Karo tersebut. Contohnya, u
ntuk merealisasikan kata ‘anak’ di Desa Munte, Desa Singgamanik, Desa Tanjung Beringin, Desa Kuta Suah, dan Desa Guru Benua mengatakan dadanak, sedangkan di Desa
Sukarame, Desa Sarimunte dan Desa Gunung Saribu merealisasikan kata ‘gayung’ dengan danak-danak.
Sama halnya dengan perbedaan unsur kebahasaan dalam bahasa Karo, variasi perbedaan bahasa atau dialek juga penting. Teori yang dipaparkan di atas dapat
menunjukkan perbandingan antar variasi dialek di Kecamatan Munte Kabupaten Karo.
2.3 Tinjauan Pustaka