28
internalnya. Pengendalian ini akan berjalan efektif ketika kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terpenuhi. Tetapi ketika sumber daya
manusia yang tersedia jumlahnya tidak memadai ataupun kurang berkompeten, maka akan timbul kelemahan pengendalian internal. Menurut
pembahasan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis berikut: H
4
: Kualitas sumber daya manusia berpengaruh negatif terhadap kelemahan pengendalian internal pemerintah daerah.
5. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi e-Government terhadap
Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah
Pengendalian internal akan tercipta dengan baik ketika organisasi memanfaatkan teknologi informasi dengan bijaksana. Pemanfaatan
teknologi informasi yang handal akan menciptakan adanya pengendalian internal yang efektif. Hal ini dikarenakan kemajuan dan pemanfaatan
teknologi informasi memengaruhi perkembangan Sistem Informasi Akuntansi dalam hal pemrosesan data, pengendalian internal organisasi
serta peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan dan sebagainya Ardi, 2013.
Berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yamin dan Sutaryo 2015 yang menunjukkan bahwa penggunaan TIK yang diukur dengan
pemeringkatan e-Government tidak berpengaruh terhadap kelemahan pengendalian internal. Akan tetapi, ketika organisasi lebih banyak
memanfaatkan teknologi informasi maka akan berpengaruh terhadap pengendalian internal organisasi yang semakin baik. Oleh karena itu,
29
kelemahan pengendalian yang akan ditemui dalam organisasi tersebut akan semakin sedikit. Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: H
5
: Pemanfaatan teknologi informasi e-government berpengaruh negatif terhadap kelemahan pengendalian internal pemerintah
daerah.
C. Model Penelitian
Gambar 1.1 Model Penelitian
Ukuran X
1
Pertumbuhan Ekonomi
X
2
H
1
+
Kelemahan Pengendalian
Internal Pemerintah
Daerah Y
H
3
+
Kompleksitas Pemerintah Daerah
X
3
H
2
-
Kualitas Sumber Daya Manusia
X
4
Pemanfaatan Teknologi Informasi
e- government X
5
H
5
- H
4
-
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pemerintah daerah provinsi yang ada di Indonesia. Seluruh provinsi yang ada di Indonesia yaitu berjumlah 34 provinsi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pemerintah daerah provinsi seluruh Indonesia berupa Laporan Hasil Pemeriksaan LHP
yang di terbitkan oleh BPK untuk memperoleh data temuan kelemahan sistem pengendalian internal. Laporan neraca setiap provinsi di Indonesia untuk
mendapatkan data total aset. Melalui BPS Badan Pusat Statistik untuk mendapatkan data laju PDRB, jumlah kecamatan dan IPM. Kemudian melalui
kominfo untuk mendapatkan data PeGI.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada semua variabel yang diteliti adalah data sekunder. Data ini di peroleh dengan mengakses website BPK, BPS dan
Kominfo. Akan tetapi, ketika data yang dibutuhkan tidak diterbitkan oleh BPK maka peneliti meminta data tersebut dengan cara mengirim e- mail dengan
melampirkan syarat- syarat yang dibutuhkan sesuai prosedur yang telah di tetapkan oleh BPK. Data mengenai kelemahan pengendalian internal
pemerintah daerah diperoleh dari laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester IHPS yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang diperoleh
dari website BPK www.bpk.go.id
. Data mengenai total aset pemerintah