Analisis Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

39 1 Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka terdapat autokorelasi. 2 Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi. 3 Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dU dan dL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya sampel dan variabel yang diteliti. c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel bebas independen dalam suatu model regresi Ghozali, 2011. Apabila antar variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas. Menurut Nazaruddin dan Basuki 2016, ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui melalui nilai Variance Inflation Factors VIF. Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai VIF 10 maka tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel independen dan sebaliknya ketika nilai VIF 10 maka terdapat multikolinearitas. Multikolinearitas juga bisa di deteksi dengan memperhatikan nilai Tolerance. Ketika nilai Tolerance 0,10 maka tidak terdapat multikolinearitas dan nilai Tolerance 0,10 berarti terdapat multikolinearitas Ghozali, 2011. 40 d. Uji Heteroskedastisitas Menurut Nazaruddin dan Basuki 2016, uji heteroskedastisitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat- syarat asumsi klasik pada model regresi, di mana dalam model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali 2011 dapat dideteksi dengan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati dalam Ghozali, 2011. Jika variabel independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Ketika nilai sig 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai sig 0,05 maka variabel terbebas dari heteroskedastisitas.

G. Pengujian Hipotesis dan Analisis Data

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Pengujian statistik ini dapat diukur dari koefisen determinasi R 2 , uji statistik t, uji statistik F dan analisis regresi berganda Ghozali, 2011. 1. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. 41 Nilai R 2 yang kecil artinya kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel- variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011. Uji determinasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Persentase dari seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen dilihat dari nilai Adjusted R Square Nazaruddin dan Basuki, 2016. 2. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Menurut Ghozali 2011, uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistik F adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi 0,05 maka H diterima atau Ha ditolak b. Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak atau Ha diterima 3. Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t Menurut Ghozali 2011, uji statistik t bertujuan untuk menilai seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Membandingkan antara p value dengan tingkat signifikansi 0,05, maka dapat ditentukan apakah H ditolak atau diterima H diterima apabila p value 0,05, H ditolak apabila p value 42 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji statistik t adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi 0,05 maka H diterima atau Ha ditolak b. Jika signifikansi 0,05 maka H ditolak atau Ha diterima 4. Analisis Regresi Berganda Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik melalui analisis regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi adalah pengetahuan mengenai ketergantungan variabel dependen Y dengan satu atau lebih variabel independen X. Analisis regresi selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing- masing independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan Ghozali, 2011. Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: KPI = α + β 1 TA + β 2 PDRB + β 3 JKEC + β 4 IPM + β 5 PEGI + ε Keterangan: KPI = Variabel dependen Kelemahan Pengendalian Internal α = Konstanta β = Koefisien TA = Variabel independen Ukuran Pemerintah Daerah PDRB = Variabel independen Pertumbuhan Ekonomi JKEC = Variabel independen Kompleksitas Pemerintah Daerah IPM = Variabel independen Kualitas Sumber Daya Manusia PEGI = Variabel independen Pemanfaatan Teknologi Informasi ε = Error

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Kompleksitas Pemerintah Daerah (Jumlah SKPD)terhadap kelemahan Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah di Indonesia)

2 12 147

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 2011-2012)

0 2 11

ANAL Analisis Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Di Wilayah Jawa Tengah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013).

0 3 16

ANAL Analisis Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Di Wilayah Jawa Tengah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013).

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Pengendalian Intern Pemerintah Daerah Di Wilayah Jawa Tengah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013).

0 4 11

PENGARUH SIZE, PAD, DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Size, Pad, Dan Kompleksitas Terhadap Kelemahan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi D.I.Y. Pada Tahun 2

0 2 16

PENGARUH SIZE, PAD, DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Size, Pad, Dan Kompleksitas Terhadap Kelemahan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi D.I.Y. Pada Tahun 2

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah(Studi Kasus Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2

0 4 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 20

1 7 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH DAERAH Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Internal Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode 20

0 2 19