Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Baitul maal wat tamwil BMT hadir ditengah masyarakat sebagai jawaban atas sebuah kegelisahan, dimana usaha mikro, kecil dan menengah UMKM meskipun telah diakui menjadi pilar penyanggah perekonomian bangsa, namun seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan modal. Suntikan dana dibutuhkan dana UMKM Untuk keberlangsungan usahanya, yang diharapkan dapat diperoleh melalui kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangan. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat unttuk turut andil dalam membantu saudara- saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang. Bannyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi islam dapat diterapkan di bumi Indonesia. 1 Untuk itulah BMT mengambil peran dalam menjawab solusi tersebut. BMT memiliki ciri unik yang membedakan dengan lembaga keuangan 1 Laporan RAT 2008 lainnya, yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai islami di dalam kegiatan operasionalnya, serta memiliki 2 fungsi yang berbeda, yakni sebagai baitul maal yang mengumpulkan dana dan menyalurkan zakat, infaq, sadaqah, serta sebagai baitul tanwil yang melakukan kegiatan usaha berkala mikro. 2 Terdapat beberapa hal yang membuat BMT menjadi satu lembaga keuangan yang berbeda dengan lembaga keuangan yang ada pada umumnya, yaitu : a. Adanya 2 fungsi yang berbeda di dalam satu tubuh, yaitu fungsi sosial dan fungsi ekonomi b. Bersifat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kondisi didalam masyarakat, hal ini disebabkan karena BMT tidak berada dibawah naungan BI, sehingga tidak tunduk dibawah aturan-aturan perbankan yang ketat c. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan proaktif, tidak menunggu tetapi menjemput pelanggan atau anggota dan nasabah d. Merupakan lembaga keuangan mikro yang islami, sehingga segala kegiatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip islam. Sebenarnya telah ada usaha untuk melakukan penelitian-penelitian dengan tujuan untuk menjadikan BMT berkembang dengan lebih terarah. 2 Hasil Wawancara dengan Manajer Tamwil BMT Al-Fath Perbedaan hasil didalam penelitian-penelitian tentang keuangan syariah pada umumnya, atau BMT pada khususnya dapat menjadikan gambaran yang tidak jelas mengenai arah yang tepat untuk mengembangkan BMT, khususnnya dibidang pemasaran. Sementara itu, berkaitan dengan reputasi, sasaran pemasaran yang jelas mendesak untuk segera dilakukan. Akhir-akhir ini banyak bank-bank yang menawarkan produk tentang tabungan haji, baik bank syariah maupun bank konvensional. Mereka bersaing dalam menawarkan produk tersebut agar masyarakat berminat menabung di bank tersebut. Tetapi selain Bank, ada juga koperasi jasa keuangan yang yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah. Yaitu Baitul Maal Tanwil Al-Fath Ikmi dan Salah satu produknya adalah simpanan haji. Simpanan haji adalah simpanan yang menggunakan prinsip mudharabah yaitu simpan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil mudharabah. 3 Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat muslim yang telah mencapai istitho’ah mampu. Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannnya adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang 3 www.bmtalfath.com Jakarta, 24 Mei 2010 melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik, material maupun spiritual. Haji merupakan kegiatan berkunjung ke Baitullah Ka’bah untuk mengerjakan ibadah haji dengan cara, tempat, waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf dan sa’i. 4 Menunaikan ibadah haji bagi kebanyakan orang Indonesia adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. Ia memerlukan kemauan yang kuat dan kemampuan yang memadai. Ada banyak orang yang sudah mampu tetapi belum mempunyai kemauan, dan lebih banyak lagi yang sudah mempunyai kemauan tetapi belum mempunyai kemampuan yang cukup. Oleh karena itu, pergi menunaikan ibadah haji bagi rata-rata orang Indonesia saat ini dirasakan sebagai keberuntungan besar. Maka sangat sayang rasanya jika menunaikan ibadah haji tidak dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul ” STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH studi pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang ”. 4 Departemen Agama RI, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah , Jakarta: 1998, h.3

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah