3. Refferals, yaitu pelanggan merekomendasikan kepada calon pelanggan
lain yang potensial. Keuntungan terbesar dari usaha mempertahankan pelanggan adalah melalui referrals rekomendasi atau ajakan oleh
pelanggan-pelanggan potensial. Data yang dikutip dari studi lembaga konsumen Amerika Serikat menyebutkan bahwa konsumen yang puas
akan memberitahu lima orang lainnya, sedangkan konsumen yang puas akan memberitahu 11 orang. Pelanggan yang loyal akan menjadi
tenaga pemasar yang murah bagi perusahaan melalui referensi, memperkenalkan produk atau jasa ke rekan-rekan mereka.
2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang memilikinya, sebagaimana diungkapan
Griffin, pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : a.
Melakukan pembelian secara teratur makes regular repeat purchases b.
Membeli diluar lini produk jasa purchases across product and service lines
c. Merekomendasikan produk lain refers other
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
demonstrates an immunity to the full of the competition
3. Hubungan Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah
Kata kepuasan satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” artinya cukup baik, memadai dan “facio” melakukan atau membuat. Kepuasan bisa
diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu memadai”.
32
Dalam hal ini kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan BMT cukup berpengaruh dalam menciptakan kepuasan bagi para nasabah. Karena
untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan serta pangsa pasarnya dan melindungi kepentingan nasabah selalu berkisar pada masalah kualitas
pelayanan.
4. Strategi Membentuk Loyalitas Nasabah
Maksud pelayanan bagi konsumen adalah bukan sekedar kemampuan memberikan service yang ramah. Tetapi, pelayanan dalam ragam produk yang
dapat membantu nasabah menyelesaikan urusannya dalam hal bertransaksi dan menyimpan uang. Untuk itu, bank harus lebih kreatif dalam menciptakan
produk-produk inovatif. Kualitas pelayanan sebagai salah satu faktor utama dalam menciptakan
loyalitas pada nasabah, diharapkan sebuah BMT harus benar-benar dalam mempraktekkannya. Jika BMT kurang focus terhadap saah satu saja, maka
jangan berharap akan berhasil mendapatkan atau mempertahankan nasabah.
32
Fandy Tjiptono dan Gregius Chandra, Service, Quality Satisfaction, h.195
Untuk itu, BMT harus lebih jeli dalam mempelajari perilaku nasabahnya. Tiap-tiap karakter nasabah perlu disikapi secara berbeda. Artinya, jika segmen
pasar yang dituju berbeda maka strategi pemasaran marketing yang diterapkan pun berbeda. Setelah menerapkan segmentasi kepada nasabah,
maka BMT akan lebih terarah dalam membuat strategi marketing yang tepat sasaran.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BMT AL-FATH IKMI
Melihat kondisi ril masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak
adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang
serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil.
Padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelola oleh sistem kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka.
Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka dirintislah BMT Baitul Maal wat Tamwiil Al-Fath oleh 25 orang pendiri pada tanggal 13 Oktober
1996, dan kini jumlah pendirinya menjadi 31 orang.
BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip
operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariat Islam. BMT Al-Fath dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui
kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang