taska atau tabungan masyarakat pada bank-bank lain yang bukan penyelenggara tabanas atau taska.
3. Pengertian Haji
Haji merupakan rukun Islam yang relima dan hukumnya wajib dilakukan oleh setiap orang beragama Islam yang mempunyai kesanggupan
serta dilakukan sekali dalam seumur hidup Haji ialah berkunjung ke Baitullah ka’bah untuk melakukan
beberapa amalan antara lain; wukuf, mabit, tawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan
Ridhanya
17
. Ibadah haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang telah
mencukupi syarta-syaratnya. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya baik yang kedua atau seterusnya hukumnya sunat. Akan
tetapi bagi mereka yang bernazar berkaul haji menjadi wajib melaksanakannya.
Dalam buku Fiqh Praktis, Muhammad Batir al-Hasby menyatakan bahwa haji berasal dari bahasa Arab: “Hajj” atau “Hijj”, yang berarti menuju
atau mengunjungi sesuatu biasanya digunakan untuk mengunjungi sesuatu
17
Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji Jakarta: Depag RI 2008, h.13
yang dihormati.
18
Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia dalam bukunya juga menyebutkan bahwa haji berarti berniat pergi, bermaksud atau menuju
kesuatu tempat tertentu.
19
Dalam buku Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat Puasa, Zakat, Haji, Kurban, Abdurrahman Al-Jaziri menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan “Hajj” secara bahasa adalah menuju kemuliaan.
20
Sedangkan pengertian haji secara terminologi menurut beberapa ahli secara terminologi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. M. Bagir Al-Hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi
ka’bah dan sekitarnnya di kota maca untuk mengerjakan Ibadan thawaf, sa’i, wukuf di arafah dan sebagainya, semata-mata demi
melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya. b.
Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia menyebutkan dalam bukunya bahwa haji ialah menuju ka’bah untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tertentu. Atau dengan percatan lain bahwa haji adalah mengunjungi statu tempat tertentu dengan melakukan statu pekerjaan
tertentu.
21
c. Abdurrahman al-Jaziri juga berpendapat bahwa haji adalah amalan-
amalan tertentu dan cara tertentu pula.
22
18
M. Bagir Al-Habsy, Fiqh Praktis, Bandung: Mizan, 1999, h.377
19
Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, Jakarta: Prenada Mulia, 2003, cet. Ke-1, h. 227
20
Abdurrahman al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat Puasa, Zakat, Haji, Kurban, Jakarta: Darul Ulum Press, 1996, cet. Ke-1 h.177
21
Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, h.277
22
Al-Jaziri, Fiqh Empat bagian Ibadat Puasa, Zakat, Haji, Kurban, h.177
d. Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI dalam
Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah menyebutkan bahwa haji adalah kegiatan berkunjung ke Baitullah Ka’bah untuk mengerjakan
Ibadan haji dengan cara, tempat, waktu atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf fiada
dan sa’i. Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa haji adalah
suatu rukun Islam yang relima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya
serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut.
23
Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran : 97
…
⌧ …
ن ا ﺮﻤ ا :
٩٧
“… mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.. “
QS. Ali-Imran : 97
23
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji. Jakarta: Depag RI, 2008 h.97
4. Dasar Hukum Haji