c. Kesadaran
Hal ini timbul dari kehendak pribadi anggota masyarakat, dilandai oleh keinginan hati nurani. Partisipasi bentuk inilah yang diharapkan dapat dikembangkan dalam masyarakat.
Dengan adanya partisipasi yang didasarkan atas kesadaran usaha, Masyarakat dapat diajak untuk memelihara  dan merasa memiliki objek pembangunan. Banyak kegagalan
dalam program-program pembangunan hanya karena tidak merasa memiliki dan kewajiban untuk bersama-sama membangun dan memeliharanya  Hudiniah, 2003: 34.
Terkait dengan partisipasi, hal yang banyak mempengaruhi adalah luasnya pengetahuan masyarakat tentang suatu hal. Tingkat pengetahuan seseorang yang dimilikinya tentang suatu hal
dapat menentuka suatu niat untuk melakukan kegiatan. Pengetahuan ini kemudian mempengaruhi sikap,  niat,  dan perilaku.  Adanya pengetahuan terhadap manfaat suatu hal akan
menyebakan seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut.
Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan yang berkaitan dengan hal tersebut. Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah kegiatan itu benar benar
dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah yang disebut sikap dan perilaku.
2.2. Jaminan Sosial
Jaminan sosial social security adalah sistem atau skema pemberian tunjangan yang menyangkut pemeliharaan penghasilan. Memang tidak ada konsep  yang yang baku tentang
bagaimana sistem jaminan sosial di suatu negara. Tetapi, secara umum seperti yang diusulkan oleh Bank Duni dan ILO, sistem jaminan sosial haruslah meliputi 3 lapis tier jaminan sosial
yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Bantuan sosial social assistance yang berfungsi sebagai jaringan pengaman safety net
untuk semua warga negara. Bantuan sosial murni berasal dari pengelolaan pendapatan negara atau penerimaan pajak, diatur oleh negara utamanya berbentuk skema bantuan
penghasilan terutama untuk lapis masyarakat yang paling membutuhkan. b.
Asuransi sosial social assurance yang berasal dari kontribusi dari warga, dan dapat dikelola oleh swasta.
c. Jaminan sosial sukarela voluntary,  biasanya dalam bentuk tunjangan pensiunan yang
diadakan oleh warga dengan insentif dari pemerintah  Suharto,  2007:  5.
2.3. Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat 2.3.1. Pengertian Jamkesmas
Jamkesmas adalah jaminan kesehatan masyarakat dan merupakan program bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Adapun tujuan
dan sasaran dari Jamkesmas adalah sebagai berikut: a.
Tujuan umum b.
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien. c.
Tujuan khusus 1.
Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan
kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, dan
3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Universitas Sumatera Utara
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan  kesehatan lainnya
Departemen Kesehatan RI,  2008: 3.
2.3.2. Landasan Hukum
Program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanat Pasal 28 H ayat 1 UUD Negara RI Tahun 1945, yang menyatakan bahwa ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh  pelayanan kesehatan.” Selain itu berdasarkan Pasal 34 ayat 3 UUD Negara RI
Tahun 1945 dinyatakan bahwa “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.”
Dasar hukum penyelenggaraan program Jamkesmas adalah: 1. Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial  Nasional.
2. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang APBN Tahun 2008. 3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara www.dinkesbanggai.wordpress.com.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Tata Laksana Kepesertaan
Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas, ada beberapa ketentuan umum bagi calon peserta, antara lain:
1. Peserta Program Jamkesmas  adalah setiap orang miskin dan tidak mampu  selanjutnya
disebut  peserta  Jamkesmas, yang terdaftar dan memiliki kartu dan  berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas  tahun 2008 sebesar 19,1 juta  Rumah Tangga
Miskin RTM atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan jumlah  sasaran peserta secara nasional oleh
Menteri Kesehatan RI Menkes.  Berdasarkan  jumlah  sasaran  nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran  kuota  kabupatenkota. Jumlah sasaran peserta kuota masing-
masing kabupatenkota sebagai mana terlampir. 3.
Berdasarkan kuota kabupatenkota sebagaimana butir 2 diatas, bupatiwalikota menetapkan peserta  Jamkesmas  kabupatenkota dalam satuan jiwa berisi  nomor, nama dan alamat
peserta dalam bentuk keputusan  bupatiwalikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan  bupatiwalikota  melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka
menjadi tanggung jawab pemda setempat. 4.
Bagi kabupatenkota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas  yang sesuai dengan kuota, segera dikirim
daftar tersebut dalam bentuk dokumen elektronik  soft copy dan dokumen cetak hard copy kepada :
a. PT Askes Persero setempat untuk segera diterbitkan dan di    distribusikan kartu ke
peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan;
Universitas Sumatera Utara
b. Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta Jamkesmas  yang dapat
dilayani di rumah  sakit, bahan pembinaan, monitoring dan  evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan analisis.
c. Dinas  kesehatan  kabupatenkota atau tim  pengelola  Jamkesmas kabupaten  kota
setempat sebagai bahan pembinaan, monitoring dan  evaluasi, pelaporan dan bahan analisis.
d. Dinas  kesehatan  propinsi atau tim  pengelola  Jamkesmas  propinsi    setempat  sebagai
bahan kompilasi kepesertaan, pembinaan, monitoring, evaluasi analisis, pelaporan serta pengawasan.
e. Departemen Kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional, bahan  dasar
verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan.
5. Bagi  pemerintah  kabupatenkota yang telah menetapkan jumlah dan nama  masyarakat
miskin no, nama,  dan alamat, selama proses penerbitan distribusi  kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat Keterangan Tidak Mampu SKTM masih berlaku sepanjang
yang bersangkutan ada dalam daftar  masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupatiwalikota.
6. Bagi  pemerintah  kabupatenkota yang belum menetapkan jumlah,  nama dan alamat
masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu  sampai dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan  tersebut sampai dengan penerbitan dan
pendistribusian kartu peserta, maka kartu  peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu tersebut pemerintah KabupatenKota belum dapat menetapkan
sasaran masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat.
7. Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta jamkesmas  baru yang  pencetakan
blanko, entry data, penerbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta  menjadi tanggungjawab PT Askes Persero.
8. Setelah peserta menerima kartu baru maka kartu lama yang diterbitkan sebelum  tahun
2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu dari peserta. 9.
Bagi  masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti  gelandangan, pengemis,   anak terlantar,    yang karena sesuatu hal tidak terdaftar  dalam  surat keputusan
bupatiwalikota, akan dikoordinasikan oleh PT Askes  Persero dengan dinas  sosial setempat untuk diberikan kartunya.
10. Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta jamkesmas  langsung menjadi  peserta baru
sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung hilang hak  kepesertaannya www.depkes.go.id.
2.3.4. Administrasi Kepesertaan
Administrasi kepesertaan meliputi: registrasi, penerbitan dan pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Askes Persero dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Data peserta yang telah ditetapkan pemda, kemudian dilakukan entry oleh PT  Askes
Persero untuk menjadi database kepesertaan di kabupatenkota. 2.
Entry data setiap peserta meliputi antara lain : a.
Nomor Kartu.
Universitas Sumatera Utara
b. Nama Peserta.
c. Jenis Kelamin.
d. Tempat dan Tanggal lahirumur.
e. Alamat.
3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan  sampai ke
peserta. 4.
PT Askes Persero menyerahkan kartu peserta kepada yang berhak, mengacu  kepada penetapan bupatiwalikota dengan tanda terima yang ditanda tanganicap jempol peserta atau
anggota keluarga peserta. 5.
PT Askes Persero melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada  bupatiwalikota, gubernur, Departemen Kesehatan R.I, dinas  kesehatan  propinsi  dan  kabupatenkota serta
rumah sakit setempat www.depkes.go.id.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 2.1 Alur Registrasi dan Distribusi Kartu Peserta
2.4. Tatalaksana Pelayanan Kesehatan Jamkesmas 2.4.1. Ketentuan Umum